Sumber Gambar

Isra Mi'raj adalah perjalanan spiritual yang dianggap sebagai salah satu peristiwa yang paling penting dalam sejarah Islam. Dalam Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian naik ke langit-langit yang lebih tinggi.

Namun, bagaimana sains memandang peristiwa yang begitu ajaib ini? Saling kontradiktif antara sains dan agama sering kali menjadi perdebatan yang kompleks. Namun, dalam tinjauan sains sekuler, Isra Mi'raj sering kali dianggap sebagai mitos atau legenda belaka. Bagi mereka, fenomena seperti melampaui kecepatan cahaya atau naik ke langit adalah mustahil menurut hukum alam yang ada.

Namun, kita perlu memahami bahwa dalam Islam, sains dan agama bukanlah dua hal yang berdiri sendiri-sendiri. Islam memberikan pandangan yang meliputi segala aspek kehidupan dan segi pemikiran. Prinsip Islam adalah bahwa tidak ada persoalan yang berada di luar tata ruang agama, termasuk dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Sains memerlukan bimbingan agama agar menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia. Begitu pula agama, memerlukan pemahaman tentang sains agar tidak terjebak dalam mitos dan takhayul. Dalam konteks Isra Mi'raj, sains dapat memandangnya sebagai perjalanan spiritual yang memiliki makna mendalam bagi umat manusia.

Isra Mi'raj bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan rohani yang membawa Nabi Muhammad SAW untuk bertemu langsung dengan Allah SWT. Perjalanan ini melampaui batas-batas alam semesta dan menunjukkan kebesaran dan kuasa Allah SWT. Meskipun sains tidak dapat secara langsung menjelaskan fenomena yang luar biasa ini, itu tidak berarti bahwa perjalanan ini tidak dapat dipahami melalui prinsip-prinsip sains.

Isra Mi'raj adalah bukti keajaiban dan kebesaran Allah SWT. Ia mengajarkan kepada umat manusia tentang kemuliaan dan kedekatan Allah SWT, serta tentang pentingnya perjalanan spiritual dalam kehidupan kita. Dalam perspektif sains, Isra Mi'raj adalah sebuah fenomena yang mengajarkan kita tentang keajaiban alam semesta yang luar biasa dan kompleks.

Dalam akhirnya, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan antara sains dan agama dalam memahami peristiwa-peristiwa spiritual seperti Isra Mi'raj. Keduanya dapat saling melengkapi dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kehidupan dan penciptaan. Dengan memahami kedua perspektif ini, kita dapat mengembangkan pemahaman yang integratif dan holistik tentang peristiwa-peristiwa agama dalam kerangka ilmu pengetahuan.


Sumber: Link Referensi