Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bocchi.the.cockAvatar border
TS
bocchi.the.cock
Panasonic CF-SZ6, Laptop Bisnis yang Jepang Banget!
Halo gan, kali ini ane mau bahas laptop bekas yang mampu menggoyahkan iman ane sebagai (sekarang eks) pengguna ThinkPad. Sekadar latar belakang, ThinkPad dengan desain bento box-nya adalah salah satu buah kreasi desainer Jepang yang melegenda di era 1990-2000an yang andal untuk dipakai pebisnis Jepang di waktu-waktu sibuknya.

Beberapa dekade telah berlalu, divisi PC dan laptop IBM telah diakuisisi oleh Lenovo, dan banyak yang merasa bahwa ThinkPad di bawah kepemilikan Lenovo telah menyimpang cukup jauh dari desain orisinilnya dan lebih banyak mencontoh gagasan-gagasan dari produsen laptop lain, misalnya Apple.

Namun bukan berarti desain bento box sudah mati gaya. Panasonic sebagai manufaktur perangkat elektronik terkemuka di Jepang membawa desain kotak bekal itu ke era 2010an, dan mampu tampil memukau! Tidak hanya dari perspektif pebisnis Jepang saja, tapi juga dari masyarakat global termasuk rakyat Indonesia seperti ane emoticon-Malu (S)

Yuk kita simak keunikan laptop Panasonic CF-SZ6 yang baru ane pinang seharga Rp2.100.000 (tidak termasuk ongkir) ini!



Ane akan mengulas laptop ini sekilas sebagai eks pengguna ThinkPad X1 Carbon Gen 6 selama 11 bulan sebelum membeli laptop Panasonic ini. Ada beberapa pertimbangan mengapa ane malah "turun kelas" dari laptop yang di atas kertas sebenarnya superior. Alasan utamanya adalah masalah kendali kualitas dari unit X1 Carbon yang ane punya, di mana layar akan mengalami flickering secara acak dan tidak terprediksi. Kedua, ane merasa spesifikasi X1 Carbon yang ane punya (Intel Core i5-8350U, RAM 16GB) sudah cukup berlebih untuk kebutuhan ane yang sekadar berselancar menggunakan peramban, membuat dokumen dan presentasi menggunakan LibreOffice, mendengarkan musik, dan menonton kartun China, sehingga terpikir untuk menjual X1 Carbon dan membeli Panasonic ini sebagai gantinya, dan mendapatkan uang selisih hasil penjualan dan pembelian. Ketiga, ane terpengaruh oleh pendapat dari teman pena di Pleroma (situs microblogging alternatif mirip Mastodon) yang memberikan testimoni bahwa laptop Panasonic adalah laptop terbaik yang pernah ia pakai. Penasaran, ane mencoba menjajalnya sendiri, dan terkesima dengan kelebihannya, walaupun ada kurangnya juga. Cekidot

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Sekian gan, terima kasih sudah mampir di thread ane!
Diubah oleh bocchi.the.cock 12-12-2023 11:32
0
684
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bocchi.the.cockAvatar border
TS
bocchi.the.cock
#1
Gak terasa udah hampir 6 pekan sejak ane nulis thread ini, dan masih sepi aja nih emoticon-Frown

Ada beberapa hal yang ane lakukan terhadap laptop ini sejak thread ini dibuat, di antaranya mengganti sistem operasi NixOS menjadi dual boot Windows 10 21H2 LTSC dan Debian 12 Bookworm berbasis kernel Linux 6.1 LTS, karena ternyata ane masih butuh Microsoft Office untuk membuka beberapa berkas dokumen perkuliahan yang terlihat hancur jika dibuka di LibreOffice. Ada satu hal yang perlu dicatat, memakai Windows 10 dan memasang semua pembaruan yang tersedia ternyata memasang firmware baru yang tidak membolehkan perubahan tegangan pada prosesor, sehingga undervolt prosesor tidak memungkinkan emoticon-Frown sudah coba ThrottleStop di Windows dan throttled di Debian, undervolt sama-sama tidak berhasil.

Ane merasa putaran kipas prosesor cukup berisik sehingga ane membongkar laptop ini. Cukup ribet untuk mengakses heatsink fan, diawali dengan melepas 18 baut yang ada di bagian bawah. Ditambah harus melepas baut mainboard juga karena heatsink fan terletak di balik mainboard, tidak bisa langsung diakses setelah melepas bagian bawah seperti laptop pada umumnya. Benar saja, setelah melepas heatsink, TIM (thermal interface material sudah mengeras di permukaan heatsink, sampai harus diamplas untuk membuang sisa-sisa material lama. Ane menambahkan TIM yang ane punya, Deepcool Z3, mumpung masih ada sisa.

Setelah proses di atas dan berencana merakit laptop kembali seperti semula, ane menyadari ternyata konektor antena Wi-Fi pada kartu nirkabel soak karena proses pelepasan mainboard yang kurang hati-hati emoticon-Cape d... (S) Akhirnya proses perakitan ditunda terlebih dahulu, untuk mengganti kartu nirkabel bawaannya. Untung kartu nirkabel bawaan, Intel 8265, cukup banyak dijual di loka pasar.

Selesai kedua permasalahan di atas, laptop ane kini lebih adem dan lebih senyap (walaupun kadang fan masih berputar kencang, tapi tidak sesering sebelumnya). Kekurangannya sudah tidak bisa undervolt lagi, jadi ini sudah paling adem yang bisa diusahakan.
0
Tutup