- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Alasan Memilih Vega R 2005
TS
anggorofff
Alasan Memilih Vega R 2005
Hai useless people! Mari kita rilis cerita yang terlampau lama sebelum saya lupa. Saya akan membagikan alasan saya memilih Vegar R sebagai motor saya. Vega R yang saya miliki buatan 2005, setidaknya itu yang tercetak di STNK.
Cerita dimulai saat saat memutuskan kuliah pada tahun 2019 (Benar, sudah hampir 5 tahun dan saya baru menyelesaikan tulisan ini). Dengan jarak antara kampus dan kos sekitar 10 km, tentu saya butuh kendaraan. Hal itu membawa saya untuk melakukan pencarian motor. Namun, saking baiknya Gusti Allah kepada saya, kebutuhan saya langsung dijawab. Kepala suku membeli motor baru, lalu motor lamanya, Vega R 2005, ditawarkan kepada saya untuk diduiti.
Selayaknya pria sejati, tanpa tawar menawar yang penuh drama, transaksi pun terjadi. Namun, bukan hanya karena momen yang pas saja, ini adalah beberapa alasan kenapa saya akhirnya membeli motor tersebut.
GAS!!!
Macet
Macet
Jakarta dan kemacetan adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Jika ditanya mana yang selesai lebih dulu, Detektif Conan atau kemacetan Jakarta, saya berani bertaruh dengan semua uang di dompet bahwa Detektif Conan lebih dulu selesai.
Konsekuensi dari kemacetan adalah, mengharuskan saya untuk nyelip sana-sini, dan Vega R 2005 dengan body langsingnya menjawab dengan lantang keharusan itu. Di tengah kemacetan, saya bisa dengan riang nyelip diantara mobil-mobil yang oleh pemiliknya diisi pertalite dan diparkir di jalan komplek.
Beberapa waktu lalu pas macet ada bapak ojol yang terlihat kesal saat gak bisa nyelip. Saya dalam hati hanya bisa mengbodohan beliau, karena dengan motornya X-Max, gak bisa nyelip adalah konsekuensi yang harus diterima.
Cocok Dengan Tubuh
Minimalis
Sebagai mas-mas berpostur minimalis, motor kopling dan motor sebangsa N-Max tidaklah ditakdirkan untuk saya. Saya sadar diri, saya tak mau merepotkan diri sendiri untuk mengendalikan motor dengan dimensi besar sewaktu macet. Sekali lagi, Vega R 2005 mengakomodir hal tersebut.
Tidak Butuh Speed
Speed
Salah satu kelebihan motor keluaran terbaru adalah memiliki top speed yang lebih tinggi. Namun, di Jakarta, berapa sih top speed yang bisa di dapat pas jam berangkat dan pulang kantor? Lalu, dibanding ngegas, saya yakin pengendara motor lebih sering ngerem.
Lagi pula, sebagai user Vespa klasik di kampung, saya terbiasa berkendara dengan pace rendah. Mungkin tak pernah lebih dari 40km/jam. Belum lagi saya adalah mas-mas jawa, yang cukup memegang pitutur "Alon alon sing penting kelakon". Apa itu ngebut? Jika saya telat datang itu artinya saya berangkat kurang pagi, bukan karena berkendara pelan.
Filosofis
Filosofis
Jangan bilang siapa-siapa, ya. Saya sebenarnya adalah keponakan Rene Descartes. Implikasinya, saya terbiasa berpikir, menanyakan, dan meragukan apapun. Jadi, sebelum membeli motor, saya pasti berpikir.
Apa hakikat motor? Alat transportasi. Apa hakikat alat transportasi? Media pemindah dari titik A ke titik B. Jadi motor adalah media pemindah dari titik A ke titik B.
Jika hakikat motor adalah media pemindah dari titik A ke titik B. Dengan kesimpulan itu, saya tak perlu mencari motor dengan spek kekinian dengan fitur seabrek yang tidak saya butuhkan yang harga belasan juta. Karena secara hakikat, semua motor adalah sama, hanya media pemindah dari titik A ke titik B.
Miskin
Miskin
Betul, 4 alasan di atas sebenarnya adalah alasan yang saya cari-cari. Alasan saya memilih Vega R 2005 sebenarnya ya karena miskin aja. Sebagai mas-mas UMR dengan tanggung jawab yang sudah terpampang jelas di depan mata, saya tak mau menambah beban dengan membeli motor yang bagi saya mahal.
Asal bisa jalan, itu sudah cukup. Makanya, saat kepala suku menawarkan untuk menduiti motornya, saya langsung gaskan saja.
**********************************
Jika pepatah berkata "belilah sesuai kebutuhan, bukan keinginan", bagi saya itu kurang tepat, karena yang lebih tepat adalah "belilah sesuai kebutuhan dan saldo tabungan"
Cerita dimulai saat saat memutuskan kuliah pada tahun 2019 (Benar, sudah hampir 5 tahun dan saya baru menyelesaikan tulisan ini). Dengan jarak antara kampus dan kos sekitar 10 km, tentu saya butuh kendaraan. Hal itu membawa saya untuk melakukan pencarian motor. Namun, saking baiknya Gusti Allah kepada saya, kebutuhan saya langsung dijawab. Kepala suku membeli motor baru, lalu motor lamanya, Vega R 2005, ditawarkan kepada saya untuk diduiti.
Selayaknya pria sejati, tanpa tawar menawar yang penuh drama, transaksi pun terjadi. Namun, bukan hanya karena momen yang pas saja, ini adalah beberapa alasan kenapa saya akhirnya membeli motor tersebut.
GAS!!!
Macet
Macet
Jakarta dan kemacetan adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Jika ditanya mana yang selesai lebih dulu, Detektif Conan atau kemacetan Jakarta, saya berani bertaruh dengan semua uang di dompet bahwa Detektif Conan lebih dulu selesai.
Konsekuensi dari kemacetan adalah, mengharuskan saya untuk nyelip sana-sini, dan Vega R 2005 dengan body langsingnya menjawab dengan lantang keharusan itu. Di tengah kemacetan, saya bisa dengan riang nyelip diantara mobil-mobil yang oleh pemiliknya diisi pertalite dan diparkir di jalan komplek.
Beberapa waktu lalu pas macet ada bapak ojol yang terlihat kesal saat gak bisa nyelip. Saya dalam hati hanya bisa mengbodohan beliau, karena dengan motornya X-Max, gak bisa nyelip adalah konsekuensi yang harus diterima.
Cocok Dengan Tubuh
MinimalisSebagai mas-mas berpostur minimalis, motor kopling dan motor sebangsa N-Max tidaklah ditakdirkan untuk saya. Saya sadar diri, saya tak mau merepotkan diri sendiri untuk mengendalikan motor dengan dimensi besar sewaktu macet. Sekali lagi, Vega R 2005 mengakomodir hal tersebut.
Tidak Butuh Speed
Speed
Salah satu kelebihan motor keluaran terbaru adalah memiliki top speed yang lebih tinggi. Namun, di Jakarta, berapa sih top speed yang bisa di dapat pas jam berangkat dan pulang kantor? Lalu, dibanding ngegas, saya yakin pengendara motor lebih sering ngerem.
Lagi pula, sebagai user Vespa klasik di kampung, saya terbiasa berkendara dengan pace rendah. Mungkin tak pernah lebih dari 40km/jam. Belum lagi saya adalah mas-mas jawa, yang cukup memegang pitutur "Alon alon sing penting kelakon". Apa itu ngebut? Jika saya telat datang itu artinya saya berangkat kurang pagi, bukan karena berkendara pelan.
Filosofis
Filosofis
Jangan bilang siapa-siapa, ya. Saya sebenarnya adalah keponakan Rene Descartes. Implikasinya, saya terbiasa berpikir, menanyakan, dan meragukan apapun. Jadi, sebelum membeli motor, saya pasti berpikir.
Apa hakikat motor? Alat transportasi. Apa hakikat alat transportasi? Media pemindah dari titik A ke titik B. Jadi motor adalah media pemindah dari titik A ke titik B.
Jika hakikat motor adalah media pemindah dari titik A ke titik B. Dengan kesimpulan itu, saya tak perlu mencari motor dengan spek kekinian dengan fitur seabrek yang tidak saya butuhkan yang harga belasan juta. Karena secara hakikat, semua motor adalah sama, hanya media pemindah dari titik A ke titik B.
Miskin
Miskin
Betul, 4 alasan di atas sebenarnya adalah alasan yang saya cari-cari. Alasan saya memilih Vega R 2005 sebenarnya ya karena miskin aja. Sebagai mas-mas UMR dengan tanggung jawab yang sudah terpampang jelas di depan mata, saya tak mau menambah beban dengan membeli motor yang bagi saya mahal.
Asal bisa jalan, itu sudah cukup. Makanya, saat kepala suku menawarkan untuk menduiti motornya, saya langsung gaskan saja.
**********************************
Jika pepatah berkata "belilah sesuai kebutuhan, bukan keinginan", bagi saya itu kurang tepat, karena yang lebih tepat adalah "belilah sesuai kebutuhan dan saldo tabungan"
KEEP READ AND SOUND
Baca Juga Thread Lainnya DISINI
Baca Juga Thread Lainnya DISINI
Diubah oleh anggorofff 19-01-2024 11:44
ggodzilla dan dhewana memberi reputasi
2
260
17
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dhewana
#2
Berapa cc ini gan? 110 apa 125?
0
Tutup