viniestAvatar border
TS
viniest
» [L4US] Liverpool Forum Kaskus - Season 2023/24 - Passion Beyond Reason «

 
Quote:

 
 
Quote:
Forza
ganyolfc
RinaX.
RinaX. dan 8 lainnya memberi reputasi
7
246.6K
9.6K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
FlasharpoonAvatar border
Flasharpoon
#1828
⚫ ULASAN PERTANDINGAN ⚫
(Ronde Ketiga Piala FA 2024)

◾NO VAN DIJK, NO SALAH, NO ENDO, NO SZOBO - NO WORRY◾


Liverpool memberikan pukulan telak yang membuat Arsenal tersungkur di Emirates Stadium pada Ronde Ketiga Piala FA. Liverpool justru sesungguhnya tampil kurang bagus di babak pertama dengan Arsenal mutlak mendominasi permainan. Liverpool dipaksa tanpa shot on goal serta digiring dalam tekanan. Sebuah gambar buram babak pertama di tengah absennya beberapa pemain penting Liverpool.

Tetapi tadi malam itu, jelas pertarungan dua tim besar di Piala FA yang "datang kepagian" sehingga akhirnya harus ada yang tersingkir di babak awal. Arsenal dengan 14 kali Juara Piala FA dan Liverpool yang hanya 8 kali, bertarung bukan saja tentang taktik tetapi lebih kental sebagai pertarungan mental.

Arsenal bermain rapi, massif dan terukur dalam passing serta tim yang bermain dengan gaya 'one two touch and move'. Klopp menyadari bahwa meladeni Arsenal apalagi di Emirates harus sabar dan jangan sampai kebobolan.

Situasi ini semakin rumit bagi Liverpool karena lini tengahnya tidak bermain rapi dan terlalu mudah kehilangan bola. Maka, jadilah sepanjang babak pertama Liverpool bermain tanpa kendali yang benar. Macca justru membuat banyak problem dengan sering kehilangan bola tetapi juga sering melakukan blocking keras yang berujung free kick. Elliott di babak pertama juga tampil buruk, link ke lini depan yang seharusnya menjadi tugasnya, justru mandeg. Karena middle area blocking begitu sempurna di kendalikan Arsenal. Beruntung, Curtis Jones masih mampu memberi daya dobrak dan pressing dari tengah walau tidak maksimal karena sistem di lini tengah Liverpool terlanjur dirusak Arsenal.

Belasan shot dan ada 5 shot on goal Arsenal di babak pertama seperti panggung pertunjukan bagi Alisson Becker sebagai kiper yang super cool, dewasa serta selalu bermain di level tertinggi.

Lini pertahanan yang dikomandoi Ibrahima Konate dan deputy nya Jarrel Quansah juga tampil istimewa, serta TAA dan Gomez juga tampil OK. Sementara di lini depan, minus Mo. Salah, Klopp menurunkan Diaz di kiri, Gakpo di tengah dan Nunez di kanan. Tetapi dalam melakukan serangan, Gakpo dan Diaz bergerak dari posisi agak ke dalam.

Pola ini menunjukkan bahwa ketika kehilangan bola, daya tutup ruang dari lini tengah Liverpool diharapakan lebih mudah di introdusir. Kecenderungan pola 4-2-3-1 dengan membiarkan Nunez sendirian di garis depan saat kehilangan bola memang mampu menahan laju Arsenal, paling tidak jika tujuan Jurgen Klopp ingin menghindari kebobolan yang terlalu cepat, dengan berharap di babak kedua Klopp akan mengubah pola setelah pola Arsenal di babak pertama di evaluasi, sampai disini, pendekatan Klopp sudah berhasil.

Walau Klopp mengorbankan gaya bermain Liverpool menjadi tersendat. Catatan di lini depan, walau Diaz dan Nunez gagal menciptakan gol, tetapi keduanya sangat merusak lini pertahanan Arsenal. Jelas, Arsenal tidak mau "berjudi" dengan Diaz dan Nunez. Inilah yang menjadi penawar, mengapa Klopp gemar menurunkan Nunez dan Diaz, keduanya merusak sistem pertahanan lawan dan membiarkan pemain Liverpool yang lain yang mencetak gol. Saya menilai tatanan ini sebagai bagian dari taktik. Klopp mengakui bahwa dirinya sangat suka cara Nunez dan Diaz merusak sistem di lini bawah pertahanan lawan. Termasuk lini belakang Arsenal tadi malam.

Di babak kedua, benar saja, Klopp mengubah pola, Elliott sudah mulai menunjukkan passing attacking nya yang bagus, Jones menjadi lebih nyaman bergerak secara horizontal, Macca yang masih kepayahan karena sering terlambat menutup ruang atau telat dalam melakukan intersep. Lalu Klopp menarik Macca keluar sekaligus dengan Gakpo. Agak kaget juga Gakpo ditarik keluar, lalu masuknya Graven mengisi lini tengah, lalu mengubah lini depan dengan masuknya Jota. Graven terlihat tetap tidak efektif.

Seandainya Gakpo tetap dipertahankan mungkin suasana serangan Liverpool jauh lebih menyenangkan. Artinya tetap menjadikan Gakpo sebagai gelandang. Tetapi Klopp pasti lebih jeli. Jones akhirnya bermain dari area no.6 duet dengan Graven, tetapi Graven lebih bebas untuk mendampingi Elliot ketika menyerang. Kartu kuning Elliott membuat Klopp tidak nyaman. Makanya dia ditarik. Clark masuk di lini tengah, Jones juga ditarik keluar, masuk Bradley. Artinya TAA di didorong ke tengah menggantikan posisi Jones, Bradley jelas ke posisi keahliannya di bek kanan. Peta permainan berubah total. Klopp berani (untuk ke sekian kalianya di match ini) mengubah sistem.

Perubahan tersebut karena TAA tidak lagi memainkan bola pendek karena itu sama saja membiarkan Liverpool dalam tekanan karena berhadapan dengan tim yang ahli bermain bola pendek seperti Arsenal.

Tanpa diduga, Bradley dan Clark bermain bernas dan berani. Terutama Bradley dengan gagahnya mengunci Martinelli. Ini yang pasti tidak diduga Mikel Arteta. Bukan saja Martinelli dikunci, tetapi Bradley seakan meniru gaya bermain TAA, begitu menguasai bola, dia langsung melakukan long passing dan ya Tuhan, bola-bola Bradley semua tepat sasaran, long passingnya membelah sistem vertikal dan horizontal area. Dengan bola yang sama, TAA dari area no.6 juga melakukan pola yang sama. Dan Arsenal pun goyah.

Liverpool yang sepanjang 75 menit bermain sabar di dominasi tuan rumah lalu laksana ular cobra yang mengincar mangsanya dengan sangat sabar dalam menunggu, akhirnya menguasai jalannya pertandingan mengurung Arsenal di Emirates, sungguh sebagai sesuatu yang cool. Dan tekanan yang massif memaksa lini pertahanan Arsenal berbuat kesalahan fatal. Gol bunuh diri dengan heading yang sangat cantik dari Jacob Kiwior adalah gambar bagus seakan bola 'free kick' TAA sedikit di dekat titik pojok lapangan memang ditujukan pada Kiwior.

Dan puncak dari kesabaran dan diamnya Cobra tadi mencapai klimaks ketika Diaz mencetak gol hasil dari massifnya penampilan Diogo Jota merusak semua cara bertahan Arsenal dan akhirnya gol Diaz menjadi pembunuh sempurna Arsenal di Emirates, rumah kebanggaannya. Jota sekali lagi menunjukkan dirinya,bukan saja sebagai seorang "Super Sub" tetapi juga seorang yang super kereenn.

Liverpool tidak bermain bagus ? Mungkin benar. Tetapi itulah mungkin bagian taktik yang harus ditempuh Klopp. Mungkin taktik itu mestinya tetap bermain indah, tapi lawan kan bukan benda mati, mereka juga punya cara merusak Liverpool.

Tetapi walaupun mungkin caranya tidaklah indah tetapi dengan cara itu Liverpool memenangkan match tanpa kebobolan adalah akhir dari puncak keindahan malam itu.

Salut untuk Bradley dan Clark, dua pemain muda yang bermain berani dan ngotot. Jika Bradley dan Calvin Ramsay bisa bermain mandiri dan bisa bergantian kelak bermain di skuad utama, maka Klopp memiliki opsi yang nyaman untuk mendorong TAA ke lini tengah.

Catatan juga untuk untuk trio lini belakang : Alisson, Konate dan Quansah sungguh istimewa. Alisson memang kiper kaliber, yang rasanya sangat tidak pantas bila dibanding-bandingkan dengan 'kiper ahli minus'. Tidak pantas.
Lalu Quansah, kadang melihat dia bermain bagus, kita sering jadi lupa bahwa Van Dijk tidak ada di lapangan. Bradley, Clark dan Quansah, siapakah lagi yang selanjutnya ?

#KoezArraihan
prof_autumn
panjul1993
ganyolfc
ganyolfc dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup