- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Gedung Putih Yakin Hamas Punya Kekuatan Signifikan di Gaza, Serangan Israel tidak
TS
ahlimiliterahli
Gedung Putih Yakin Hamas Punya Kekuatan Signifikan di Gaza, Serangan Israel tidak
Internasional
Timur Tengah
Jumat , 05 Jan 2024, 00:26 WIB
Gedung Putih Yakin Hamas Punya Kekuatan Signifikan di Gaza, Serangan Israel tidak Mempan
Kirby tak yakin serangan militer Israel mampu memberantas ideologi Hamas di Gaza.
Red: Reiny Dwinanda
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih menilai kelompok pejuang Hamas Palestina masih memiliki kekuatan signifikan di Jalur Gaza. Hamas diperkirakan belum tergoyahkan bahkan setelah perang selama tiga bulan melawan Israel, yang mengakibatkan kehancuran massal dan pengungsian di daerah kantong yang terkepung itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki perkiraan jumlah pejuang Hamas yang masih berada di medan perang. Hanya saja, dia mengaku muak untuk membeberkan itu.
"Hamas masih memiliki postur kekuatan yang signifikan di Gaza," kata dia, Rabu (3/1/2023).
Lebih lanjut, Kirby menjelaskan dirinya tidak yakin serangan militer Israel saja akan mampu memberantas ideologi Hamas di Gaza. Menurutnya, tidak mungkin setiap pejuang Hamas bisa ditumpas.
"Jadi dalam hal ini Anda masih harus menerima kenyataan bahwa mungkin masih ada beberapa anggota Hamas, bahkan ketika operasi militer Anda selesai. Artinya, apa yang mereka bisa lakukan adalah memberantas ancaman yang ditimbulkan Hamas terhadap rakyat Israel. Dan Anda bisa melakukannya dengan mengejar kepemimpinan, Anda bisa melakukannya dengan mengejar infrastruktur mereka, Anda bisa melakukannya dengan mengejar sumber daya mereka," ujar Kirby.
Israel memulai perangnya di Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas perbatasan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel yang meluas di wilayah berpenduduk padat itu telah menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa mengungsi di tengah kekurangan kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, air dan obat-obatan.
Sekitar 70 persen rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel. Dalam hampir tiga bulan yang telah berlalu, lebih dari 22.100 warga Palestina telah terbunuh, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 57.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara dari pihak Israel, sekitar 1.200 diyakini tewas akibat serangan Hamas.
https://www.google.com/url?sa=t&sour...bPO37sixr08SvR
ANTARA
Dunia
Internasional
Gedung Putih: Hamas miliki kekuatan signifikan di Gaza
5 Januari 2024 00:00 WIB
Washington (ANTARA) - Gedung Putih menilai kelompok pejuang Hamas Palestina masih memiliki kekuatan signifikan di Jalur Gaza, bahkan setelah perang selama tiga bulan melawan Israel, yang mengakibatkan kehancuran massal dan pengungsian di daerah kantong yang terkepung itu.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden memiliki perkiraan jumlah pejuang Hamas yang masih berada di medan perang, tetapi mengatakan dia muak untuk membeberkan itu.
“Hamas masih memiliki postur kekuatan yang signifikan di Gaza,” kata dia, Rabu (3/1).
Lebih lanjut Kirby menjelaskan dirinya tidak yakin serangan militer Israel saja akan mampu memberantas ideologi Hamas di Gaza.
"Dan tidak mungkin Anda akan menyingkirkan setiap pejuang Hamas," tutur dia.
“Jadi dalam hal ini Anda masih harus menerima kenyataan bahwa mungkin masih ada beberapa anggota Hamas bahkan ketika operasi militer Anda selesai. Artinya, apa yang mereka bisa lakukan adalah memberantas ancaman yang ditimbulkan Hamas terhadap rakyat Israel. Dan Anda bisa melakukannya dengan mengejar kepemimpinan, Anda bisa melakukannya dengan mengejar infrastruktur mereka, Anda bisa melakukannya dengan mengejar sumber daya mereka," ujar Kirby.
Israel memulai perangnya di Gaza sebagai pembalasan atas serangan lintas perbatasan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel yang meluas di wilayah berpenduduk padat itu telah menyebabkan sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa mengungsi di tengah kekurangan kebutuhan sehari-hari, termasuk makanan, air dan obat-obatan.
Sekitar 70 persen rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel.
Dalam hampir tiga bulan yang telah berlalu, lebih dari 22.100 warga Palestina telah terbunuh, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 57.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara dari pihak Israel, sekitar 1.200 diyakini tewas akibat serangan Hamas.
https://www.google.com/url?sa=t&sour...1T8QvUIbPvTsdS
Menyerahlah, jika ingin lanjutkan perang juga sebaiknya Israel berkoalisi dengan Amerika Serikat, inggris, Prancis, China atau sekalian Rusia utk lawan Hamas
Tapi lebih baik jangan pake tentara negara2 tsb, sama2 gk becus
Mending sewa tentara Gurkha, baru sepadan
kerapintar dan 7 lainnya memberi reputasi
6
1K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TheTick
#6
Wartawan Bodrex gak paham bahasa politik Internasional.
Tujuan Kirby dari bacaan diatas jika dicermati menyiratkan de-escalation semua pihak. Dengan mnyatakan pihak Hamas belum hancur dan masih memiliki postur.
Agar tidak melebar, terutama serangan Houthi di Laut Merah, yang akan berujung retaliation of International safety interests in Red-Sea.
Agar jangan masuk perangkap Houthi/Iran jika Internasional membalas pembajakan Houthi di Laut Merah, yang akan dihubungkan dengan perang Israel Hamas.
Sehingga Internasional force dalam pengamanan bajak laut, akan terjebak dikaitkan dengan perang di Gaza.
Mungkin pemahaman wartawan tersebut masih kurang, jadi yg dibahas adalah kulitnya BUKAN SUBSTANSI ISINYA.
Salam,
Tujuan Kirby dari bacaan diatas jika dicermati menyiratkan de-escalation semua pihak. Dengan mnyatakan pihak Hamas belum hancur dan masih memiliki postur.
Agar tidak melebar, terutama serangan Houthi di Laut Merah, yang akan berujung retaliation of International safety interests in Red-Sea.
Agar jangan masuk perangkap Houthi/Iran jika Internasional membalas pembajakan Houthi di Laut Merah, yang akan dihubungkan dengan perang Israel Hamas.
Sehingga Internasional force dalam pengamanan bajak laut, akan terjebak dikaitkan dengan perang di Gaza.
Mungkin pemahaman wartawan tersebut masih kurang, jadi yg dibahas adalah kulitnya BUKAN SUBSTANSI ISINYA.
Salam,
Diubah oleh TheTick 05-01-2024 09:00
kerapintar dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup