- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Melahirkan Secara Caesar: Perjuangan Dan Stigma Yang Menyertainya
TS
kaniarf
Melahirkan Secara Caesar: Perjuangan Dan Stigma Yang Menyertainya
ALOHA GANSIS
WELCOME TO MY THREAD
Hai Gansis, apa kabar? Untuk merayakan hari ibu tahun ini, tiba-tiba aja ane pengen bikin satu thread istimewa. Ya, istimewa karena berisi sedikit curahan hati yang mengganjal selama ini dan mungkin bisa mengubah sudut pandang agan sista terkait topik yang akan ane bahas. Yuk, disimak!
Menjadi seorang ibu tentunya adalah dambaan bagi sebagian besar wanita. Untuk menjadi seorang ibu, banyak proses tidak mudah yang harus para wanita alami. Mulai dari morning sickness di awal kehamilan, berat badan yang bertambah, hingga banyaknya keluhan lain yang harus mereka alami kala proses kehamilan berlangsung selama 9 bulan hingga si kecil lahir ke dunia.
Sumber : Halodoc
Tidak hanya proses kehamilan yang butuh perjuangan, proses yang gak kalah penting dan paling krusial saat seorang wanita akan menyandang status sebagai ibu adalah proses melahirkan. Gansis pasti sudah tidak asing dong dengan kalimat, "melahirkan itu taruhannya nyawa" dan ya, itu memang benar adanya. Sebab, saat proses melahirkan, seorang wanita secara sadar sudah siap menghadapi kemungkinan terburuknya, tapi mereka tetap dengan gagah berani melewati proses ini demi lahirnya sang buah hati yang sudah lama dinanti kehadirannya.
Metode melahirkan sendiri ada 2 jenis, pervaginam (alias normal) dan perabdominal (alias caesar). Zaman sekarang, kedua jenis metode persalinan ini memang sudah umum. Namun, tak jarang proses melahirkan caesar dianggap sebelah mata oleh beberapa kelompok masyarakat, bahkan wanita yang melahirkan secara caesar seringkali dinyinyiri "belum menjadi ibu yang sempurna" karena dianggap tidak merasakan bagaimana sakitnya proses persalinan normal.
Ane termasuk yang kena nyinyiran ini dan rasanya teramat sangat sakit hati. Bayangkan nih, baru melewati masa kehamilan yang gak mudah, baru menjalani proses melahirkan dengan pertaruhan nyawa, masih dalam masa pemulihan luka pasca operasi, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk "Caesar? Belum jadi ibu beneran dong". Gimana rasanya? Rasanya pengen nyumpahin orang itu biar ngerasain lahiran caesar juga.
Sumber: Mommyasia.id
Faktanya, persentase kematian ibu akibat melahirkan secara caesar lebih tinggi loh dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Alasannya karena operasi caesar lebih banyak komplikasinya. Dan untuk lebih memahami perjuangan apa saja yang harus para calon ibu alami kala harus melahirkan secara caesar (bahkan setelah operasinya juga), berikut ane ceritakan sedikit prosesnya (berdasarkan sumber tulisan dan pengalaman pribadi).
Kalau disebutkan satu persatu, sebenarnya masih banyak kesulitan yang kami (para ibu pejuang caesar) harus alami setelah melahirkan. Apalagi buat para ibu yang mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus bayi sendiri, tanpa bantuan orangtua, saudara, ART atau baby sitter. Belum lagi stress dengan bekas luka di perut yang bikin para ibu jadi berkurang rasa percaya dirinya. Atau efek samping prosedur operasi seperti nyeri punggung yang bikin badan ibu berasa jompo.
Nah jadi, melahirkan secara caesar maupun normal sebenarnya sama saja. Sama-sama ada perjuangan seorang ibu yang mengupayakan bayinya lahir ke dunia dengan selamat dan sama-sama membuat ibu merasakan level sakit yang luar biasa. Jadi, yuk mulai kurang-kurangi nyinyirannya buat para pejuang caesar yang juga punya jalan perjuangannya sendiri.
Sumber: Hai Bunda
Dan ane sih berharap gak ada lagi orang yang berpikir bahwa para ibu yang malahirkan secara caesar ini bukan ibu sejati ya. Karena biasanya, metode lahiran secara caesar ini dipilih kalau ada indikasi medis yang menyertai. Dalam kasus ane, ane harus caesar karena statusnya gawat janin. Detak jantung anak dalam kandungan ane kala itu sudah lemah bahkan nyaris hilang tiap kontraksi berlangsung, sementara air ketuban sudah semakin sedikit dan diketahui ada lilitan 2x di leher bayi, jadi ya mau gak mau (gak ada pilihan dan ane gak bisa milih) selain bayi harus segera dikeluarkan melalui prosedur caesar.
Terus gimana kalau caesarnya karena pilihan ibu sendiri? Pilihan karena mereka gak mau ngerasain sakitnya kontraksi melahirkan normal?
Kalau menurut ane, itu pun gak bisa jadi alasan kalian buat nyinyir. Toh, para ibu berhak atas tubuhnya sendiri dan pastinya mereka tau apa yang paling baik untuk keselamatan dirinya maupun bayinya. Jadi, udah deh stop nyinyirin para pejuang caesar dengan alasan apapun karena apa yang kami lewati sama sulit dan menegangkannya dengan mereka yang melahirkan secara normal.
Nah gansis, itu dia sedikit pengetahuan dan curhatan ane si pejuang lahiran caesar. Bagaimana pun metode lahiran yang dijalankan para ibu, mereka itu hebat, terutama dimata anak-anaknya. Oh iya, berhubung hari ini hari ibu, ane juga mau mengucapkan "Selamat Hari Ibu" buat para ibu-ibu hebat di luar sana dan buat diri ane sendiri (hehe). Memberi apresiasi untuk diri sendiri boleh dong ~
Sumber: Flowersaura
Menjadi seorang ibu tentunya adalah dambaan bagi sebagian besar wanita. Untuk menjadi seorang ibu, banyak proses tidak mudah yang harus para wanita alami. Mulai dari morning sickness di awal kehamilan, berat badan yang bertambah, hingga banyaknya keluhan lain yang harus mereka alami kala proses kehamilan berlangsung selama 9 bulan hingga si kecil lahir ke dunia.
Sumber : Halodoc
Tidak hanya proses kehamilan yang butuh perjuangan, proses yang gak kalah penting dan paling krusial saat seorang wanita akan menyandang status sebagai ibu adalah proses melahirkan. Gansis pasti sudah tidak asing dong dengan kalimat, "melahirkan itu taruhannya nyawa" dan ya, itu memang benar adanya. Sebab, saat proses melahirkan, seorang wanita secara sadar sudah siap menghadapi kemungkinan terburuknya, tapi mereka tetap dengan gagah berani melewati proses ini demi lahirnya sang buah hati yang sudah lama dinanti kehadirannya.
Metode melahirkan sendiri ada 2 jenis, pervaginam (alias normal) dan perabdominal (alias caesar). Zaman sekarang, kedua jenis metode persalinan ini memang sudah umum. Namun, tak jarang proses melahirkan caesar dianggap sebelah mata oleh beberapa kelompok masyarakat, bahkan wanita yang melahirkan secara caesar seringkali dinyinyiri "belum menjadi ibu yang sempurna" karena dianggap tidak merasakan bagaimana sakitnya proses persalinan normal.
Ane termasuk yang kena nyinyiran ini dan rasanya teramat sangat sakit hati. Bayangkan nih, baru melewati masa kehamilan yang gak mudah, baru menjalani proses melahirkan dengan pertaruhan nyawa, masih dalam masa pemulihan luka pasca operasi, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk "Caesar? Belum jadi ibu beneran dong". Gimana rasanya? Rasanya pengen nyumpahin orang itu biar ngerasain lahiran caesar juga.
Konten Sensitif
Sumber: Mommyasia.id
Faktanya, persentase kematian ibu akibat melahirkan secara caesar lebih tinggi loh dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Alasannya karena operasi caesar lebih banyak komplikasinya. Dan untuk lebih memahami perjuangan apa saja yang harus para calon ibu alami kala harus melahirkan secara caesar (bahkan setelah operasinya juga), berikut ane ceritakan sedikit prosesnya (berdasarkan sumber tulisan dan pengalaman pribadi).
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Kalau disebutkan satu persatu, sebenarnya masih banyak kesulitan yang kami (para ibu pejuang caesar) harus alami setelah melahirkan. Apalagi buat para ibu yang mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus bayi sendiri, tanpa bantuan orangtua, saudara, ART atau baby sitter. Belum lagi stress dengan bekas luka di perut yang bikin para ibu jadi berkurang rasa percaya dirinya. Atau efek samping prosedur operasi seperti nyeri punggung yang bikin badan ibu berasa jompo.
Nah jadi, melahirkan secara caesar maupun normal sebenarnya sama saja. Sama-sama ada perjuangan seorang ibu yang mengupayakan bayinya lahir ke dunia dengan selamat dan sama-sama membuat ibu merasakan level sakit yang luar biasa. Jadi, yuk mulai kurang-kurangi nyinyirannya buat para pejuang caesar yang juga punya jalan perjuangannya sendiri.
Sumber: Hai Bunda
Dan ane sih berharap gak ada lagi orang yang berpikir bahwa para ibu yang malahirkan secara caesar ini bukan ibu sejati ya. Karena biasanya, metode lahiran secara caesar ini dipilih kalau ada indikasi medis yang menyertai. Dalam kasus ane, ane harus caesar karena statusnya gawat janin. Detak jantung anak dalam kandungan ane kala itu sudah lemah bahkan nyaris hilang tiap kontraksi berlangsung, sementara air ketuban sudah semakin sedikit dan diketahui ada lilitan 2x di leher bayi, jadi ya mau gak mau (gak ada pilihan dan ane gak bisa milih) selain bayi harus segera dikeluarkan melalui prosedur caesar.
Terus gimana kalau caesarnya karena pilihan ibu sendiri? Pilihan karena mereka gak mau ngerasain sakitnya kontraksi melahirkan normal?
Kalau menurut ane, itu pun gak bisa jadi alasan kalian buat nyinyir. Toh, para ibu berhak atas tubuhnya sendiri dan pastinya mereka tau apa yang paling baik untuk keselamatan dirinya maupun bayinya. Jadi, udah deh stop nyinyirin para pejuang caesar dengan alasan apapun karena apa yang kami lewati sama sulit dan menegangkannya dengan mereka yang melahirkan secara normal.
Nah gansis, itu dia sedikit pengetahuan dan curhatan ane si pejuang lahiran caesar. Bagaimana pun metode lahiran yang dijalankan para ibu, mereka itu hebat, terutama dimata anak-anaknya. Oh iya, berhubung hari ini hari ibu, ane juga mau mengucapkan "Selamat Hari Ibu" buat para ibu-ibu hebat di luar sana dan buat diri ane sendiri (hehe). Memberi apresiasi untuk diri sendiri boleh dong ~
Sumber: Flowersaura
Quote:
iyan.raambo123 memberi reputasi
1
279
28
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
Okutet
#2
semoga ibu bayi selalu diberikan kesehatan
kalau bisa secara normal, lebih baik normal saja
kalau bisa secara normal, lebih baik normal saja
kaniarf memberi reputasi
1
Tutup