anthony7onlineAvatar border
TS
anthony7online
SONATA CINTA SANG BARISTA


Awan's Cafe, Jakarta

Rintik hujan membasahi kaca jendela Awan's Cafe, sebuah kafe mungil namun nyaman di daerah Menteng. Awan, sang pemilik sekaligus barista, tengah fokus membuatkan secangkir matcha latte untuk salah satu pelanggannya. Gerakan tangannya luwes menusuk-nusuk frother ke dalam gelas, menciptakan busa halus nan cantik pada susu hangatnya.

Senandung kecil mengalun dari bibir Awan, menemani ia menyelesaikan pesanan tersebut. Diletakkannya topping berupa bubuk matcha di puncak busa, menjadikannya siap disajikan pada sang pelanggan.

"Silakan Din, matcha latte-nya. Maaf lama, antriannya cukup panjang tadi," ucap Awan ramah.

Pria setengah baya bernama Din itu tersenyum maklum. Ia adalah salah satu pelanggan setia Awan's Cafe sejak awal berdiri lima tahun lalu. "Tidak apa-apa Awan. Aku senang menunggu sambil mengamati kesibukanmu."

Awan membalas senyuman Din sebelum beranjak ke pelanggan lainnya. Itulah sebabnya Awan sangat menyukai pekerjaannya ini, bisa berinteraksi dengan banyak orang dan mencurahkan talenta membuat kopi kesukaannya.

Membuka kafe adalah pilihan terbaik setelah cita-citanya menjadi arsitek kandas di tengah jalan. Namun Awan tak pernah menyalahkan takdir. Justru dengan kafe inilah ia bisa menuangkan kreativitasnya, mulai dari merancang desain interior hingga resep minuman yang unik.

Lonceng kecil di pintu masuk berdenting saat seorang gadis cantik berambut panjang melenggang masuk. Awan yang tengah menuang kopi untuk pesanan lain kontan terpaku. Si gadis begitu memesona dalam balutan mantel ungu dan dress selutut berwarna peach lembut.

Si gadis memilih tempat duduk dekat etalase kue. Manik matanya yang bening berkilau memandangi deretan cake dan dessert di etalase. Awan menggelengkan kepala, mengenyahkan decak kagum yang hampir lolos dari bibirnya. Ia pun segera menghampiri sang gadis untuk mencatat pesanannya.

"Selamat siang Nona, ada yang bisa saya bantu?" sapanya sopan.

Si gadis mendongak dan tersenyum simpul. Awan bisa melihat wajahnya dengan jelas kini. Kulit putih bersih, hidung bangir, pipi chubby, serta bibir tipis merah merekah bak bunga mawar. Garis wajahnya sempurna bak dewi Yunani. Awan nyaris kehilangan kata-kata melihat kecantikannya.

"Saya ingin memesan tiramisu dan cappuccino," ucap si gadis lembut. Suaranya bagai alunan musik di telinga Awan.

"Baik, mohon tunggu sebentar ya," sahut Awan sopan. Ia pun bergegas ke counter untuk membuatkan pesanan sang gadis. Kembali lengking merdu itu bersenandung, kentara sekali tengah dimabuk asmara.

Tak lama kemudian Awan sudah kembali dengan sepiring cake tiramisu dan secangkir cappuccino dengan latte art bergambar bunga mawar indah. Si gadis cumiik senang melihatnya.

"Wah, cantik sekali! Apakah Anda yang membuatnya?" tanyanya antusias.

Awan mengangguk, lalu sedikit membungkuk dramatis. "Saya turut berbahagia jika bisa membuat Anda tersenyum, Nona..."

Si gadis tertawa renyah. Awan merasa bahwa tawa itu adalah simfoni paling merdu yang pernah didengarnya.

"Panggil saja Peony. Terima kasih banyak ya..." ujar sang gadis seraya mengulurkan tangan.

"Sama-sama Peony. Saya Awan, pemilik sekaligus barista di kafe ini," Awan menjabat tangannya lembut. Mereka pun terlibat percakapan seru hingga kafe sepi dari pengunjung.

Namun obrolan itu rasanya begitu singkat bagi Awan. Ada magnet yang menariknya kepada Peony. Mungkinkah ini awal sebuah kisah cinta baru dalam lembaran hidupnya? Ia pun hanya bisa berharap waktu bisa berhenti, agar ia leluasa mengagumi sosok Peony tanpa perlu beranjak ke pelanggan lainnya. Ah, mungkin Awan tengah dimabuk asmara kepada gadis ayu ini...
Diubah oleh anthony7online 10-12-2023 07:58
bukhorigan
soepudin395180
kulipriok
kulipriok dan 2 lainnya memberi reputasi
3
475
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
VaramoreAvatar border
Varamore
#17
Lanjut gan, baru baca mpe beres...
Bagus bgt pemilihan katanya..
0
Tutup