⚫ KOLOM KOEZ ARRAIHAN ⚫

◾JIKA DITEMPATKAN DI LINI TENGAH - DIMANA POSISI IDEAL TRENT ALEXANDER ARNOLD ? ◾

( Sebuah Perspektif Pemikiran )

Issu tentang posisi Trent Alexander Arnold (TAA) didorong ke lini tengah telah menjadi issu menarik dalam dua tahun terakhir. Awalnya adalah ide Manager Timnas Inggris Gareth Southgate (GS) yang beberapa kali mendorong TAA ke lini tengah dalam caps timnas Inggris.

Awalnya sempat Jurgen Klopp tersinggung. "Bagaimana mungkin Anda mengubah posisi Trent yang telah menjadi salah satu bek kanan terbaik di dunia ke posisi lain"? Begitu ucapan Klopp suatu saat, sebagsi bentuk protes halus atas langkah yang diambil GS tersebut.

Namun, sejak paruh kedua musim lalu, Jurgen Klopp luruh juga. Karena lini tengah sering terjadi 'stuck' musim lalu, Klopp akhirnya mendorong TAA ke posisi No.6 sebagai pola 'inverted' full back. Peran TAA ini mendorong TAA untuk lebih intens melakukan pressing dari lini tengah ke lini depan.

Hal menarik berkenaan dengan posisi TAA ini adalah munculnya issu re-build di lini belakang pada bursa musim dingin bulan depan, juga di bursa musim panas bulan Juli tahun depan. Issu re-build ini bukan saja untuk membenahi posisi CB dan posisi lapis bek kiri sekaligus CB atau kita kenal sebagai istilah LCB. Juga dengan issu bergesernya posisi TAA ke lini tengah, maka belanja di lini belakang menjadi lebih jelas.

Munculnya masalah cedera Joel Matip dalam jangka panjang, juga menambah daya dorong Jurgen Klopp dan petinggi klub untuk belanja beberapa pemain di lini belakang.

Kembali ke masalah TAA, pemain ini memang memiliki semua yang dibutuhkan oleh seorang gelandang : daya pressing yang sangat kuat, brillian bersama bola, tendangan jarak jauh yang cukup memukau, gerakan tanpa bola yang efektif serta keberanian TAA dalam mengambil keputusan untuk mengeksekusi atas bola yang dikuasainya. TAA memang sebuah bakat yang komplit sebagai seorang pemain lini tengah.

Peran luar biasa ini terlihat benar saat Liverpool menghadapi Manchester City dua pekan yang lalu dan menghadapi Fulham, dimana peran TAA untuk menguasai lini tengah dan bagaimana eksekusinya atas bola-bola yang dikuasainya, sungguh menakutkan lini belakang lawan, tak terkecuali lini belakang City.

Gol yang dicetak TAA saat di Etihad ke gawang City menjadi dua sisi mata uang bagi Pep Guardiola. Di satu sisi dia terpukul atas gol TAA yang bagus itu, juga menjadi kekaguman dan pujian yang diberikannya untuk TAA di akhir pertandingan. Bukan rahasia lagi bahwa Pep Guardiola adalah pengagum TAA. Sama seperti Jurgen Klopp menjadi pengagum Kevin De Bruyn, pemain City.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah jika TAA ditetapkan posisinya di lini tengah, di posisi mana yang paling ideal buat TAA, berdasar atas bakat dan kemampuan serta karakter yang dimilikinya.

Sebuah pendekatan theori sempat disajikan oleh seorang Jurnalis Inggris Sam McGuire, dalam sebuah artikel yang disajikannya dan menjadi bahan diskusi . Diskursus analisis tersebut menjelaskan bahwa jika Jurgen Klopp ingin mendapatkan manfaat paling maksimal dan menyeluruh dari perubahan posisi TAA, makaJurgen Klopp jangan menempatkan TAA di posisi no.6.

Area no.6 ini tidak tepat untuk mengakomodasi bakat, ability dan karakter dasar sepakbola TAA. Mengacu kepada posisinya di full back kanan, saat melakukan overlaping sering digunakan pihak lawan untuk mengekspose posisi TAA. Bukan TAA yang lemah, namun jika sepanjang pertandingan posisi tersebut di ekspose lawan sementara TAA harus diwajibkan membantu serangan, baik dari wing kanan maupun pola Inverted ke lini tengah, itu tentu saja akan menjadi beban TAA overload. Jadi, kita tidak bisa menilai bahwa TAA yang lemah dan tidak layak sebagai bek kanan. Kita harus bersikap adil menilai peran TAA yang begitu kompleks tersebut.

Reposisi TAA di posisi no.6 tidak tepat karena karakter dasar TAA adalah sepakbola menyerang. Aliran darah sepakbola TAA adalah menyerang. Dia akan mampu memainkan ritme, perhitungan dan visi TAA sangat terukur. Kedua kakinya akan mampu menyuplai bola ke area 180° di hadapannya.

Pendekatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa Jurgen Klopp tidak bisa memenggal atau membatasi ruang gerak TAA dengan dia hanya berada di area No.6 dan mengandalkan long passingnya sebagai umpan serangan awal. Ini hanya akan membatasi ability TAA. Ia harus hadir langsung ke titik serang Liverpool, sebagaimana diperlihatkan TAA saat melawan City dan Fulham. Maka dari itu simpul yang paling efektif dan posisi ideal TAA adalah di plank kanan atau plank kiri, berperan sebagai pemain No.8.

Artinya, dengan pendekatan analisa semacam ini, jika TAA berada di lini tengah di posisi No.8 maka Klopp harus menempatkan Mac Allister atau Endo di posisi No.6. Ini terlihat saat lawan Fulham pekan lalu dimana pola ini berlaku dan berhasil efektif. Bahkan dalam posisi menyerang dan banyak menguasai bola, bahkan Endo pun mampu merengsek ke second line pertahanan Fulham. Pendekatan ini juga tetap bahwa setiap pemain harus menjadi pemain bertahan saat kehilangan bola, dimana pun posisi saat itu.

Kemudian, jika TAA ada di No.8 dengan peran yang bebas, maka jika di lini tengah ada Szobo atau Gravenberch sekali pun harus berbagi peran, hal ini pasti sangat dikuasai Klopp. Pola peran disini adalah jika TAA bisa merengsek ke arah plank kanan dan plank kiri dalam sepertiga area pertahanan lawan, maka Szobo umpamanya bisa bergeral secara vertikal. Jadi posisi TAA dan Szobo bisa membentuk garis persilangan, lalu pusat sumbu atau pusat orbit dari keduanya adalah Mac Allister/Endo. Ini akan jelas membuat pola yang dinamis di lini tengah, dalam konfigurasi bertahan dan menyerang.

Dengan memberikan posisi TAA di lini tengah, seandainya Gomez berada di bek kanan maka Gomez tidak perlu lagi diberikan peran sebagai full back Inverted, karena Gomez sangat lemah dalam positioning seperti ini. Dengan demikian, Gomez hanya bisa bergerak tegak lurus ke plank kanan atau wing kanan saat Mo. Salah bergerak kedalam melalui pola inside cutting.

Hal menguntungkan juga ketika TAA berada di area no.8 adalah bahwa TAA bisa menjadi tukang jagal di areanya jika Liverpool kehilangan bola. Karena intersep dan tackel TAA lumayan bagus. Sehingga pressing lawan terjaga di sepertiga garis pertahanan lawan.

Gol-gol TAA ke gawang City dan Fulham adalah contoh nyata persis itu posisi area No.8. Tendangan jarak jauh TAA memang cukup terukur.

Simpul dari pendekatan atau diskursus ini adalah sampai sejauh mana Klopp akan memutuskan dan menetapkan apakah TAA bergerak tetap menggunakan skema inverted dari full back kanan atau langsung menempatkan TAA di lini tengah, dan menempatkan pemain pengganti di posisi bek kanan. Banyak pertimbangan Klopp yang bisa kita pahami. Klopp paham bahwa peran dan bakat TAA memang istimewa. Tetapi menjadikan TAA berperan efektif di lapangan, itu hal lain. Butuh kebijakan taktis Jurgen Klopp. Bakat atau talenta sudah tersedia, tinggal bagaimana Klopp memaksimalkan ketersediaan talenta TAA ini.

Simpul lain yang menjadi asumsi benderang bagi kita adalah bahwa teori "re-build" untuk lini belakang menjadi jalan lurus yang harus dan wajib ditempuh. Format ulang siapa di bek kanan, tetapkan siapa yang di posisi CB dan siapa yang ada di bek kiri. Issu tentang belanja posisi LCB atau RCB adalah sebuah penjelasan kepada kita bahwa pemain tsb bisa piawai di CB dan full back.

Semoga tulisan ini bisa menjadi kajian yang mencerahkan tentang situasi di lini belakang Liverpool dan bagaimana pertimbangan teknisnya. Juga diharapkan tulisan ini bisa menambah pengetahuan yang mencerdaskan buat kita semua.

Silahkan kalau mau membuka diskusi di ruang komen masing-masing. Biar kita semua jadi fans Liverpool yang cerdas, yang tidak melihat Liverpool hanya dari dikotomi : menang dan kalah.

Salam cerdas untuk semuanya.
👍👍🙏🙏😊😊

#KoezArraihan
#Batavia11Des2023