Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pilotproject715Avatar border
TS
pilotproject715
Sektor Pertanian Bakal Ditinggalkan Petani Secara Sukarela atau Terpaksa


TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat terjadinya penurunan unit usaha pertanian di tengah jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) pada 2023 yang justru meningkat.  


Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyoroti hal ini. Menurutnya, data tersebut menunjukkan sektor pertanian perlahan ditinggalkan para pelakunya. 


BPS melaporkan, jumlah unit usaha pertanian di Indonesia turun 7,42 persen dari hasil ST 2013 yang sebanyak 31,71 juta unit jadi 29,36 juta unit. Masalahnya, kata Khudori, di tengah penurunan unit usaha pertanian, jumlah RTUP pada 2023 justru meningkat 8,74 persen dari 26,14 juta rumah tangga pada 2013 jadi 28,42 juta rumah tangga pada 2023. Hal ini membuat rasio unit usaha pertanian perorangan (UTP) terhadap RUTP turun dari 1,21 pada 2013 menjadi 1,03 pada 2023.

“Ini berarti dalam 10 tahun terakhir dari 100 petani yang memiliki usaha pertanian berkurang dari 21 petani menjadi 3 petani. Tampak kian banyak petani yang meninggalkan sektor pertanian. Entah sukarela atau terpaksa oleh keadaan,” kata Khudori dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu, 6 Desember 2023. 

Data itu, kata Khudori, juga dapat diartikan bahwa sektor pertanian masih menjadi gantungan hidup banyak warga. Warga di perdesaan sebagian besar masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

“Akan tetapi, gantungan hidup warga ini memiliki produktivitas yang rendah yang ujung-ujungnya tidak memberikan jaminan keuntungan dan kesejahteraan bagi para pelakunya,” ujar Khudori. 


Menurutnya, sektor pertanian juga terus mengalami penurunan kinerja, meski neraca perdagangan pertanian memang masih surplus. Namun, surplus tersebut hanya berasal dari subsektor perkebunan, terutama sawit. Sementara itu, komoditas atau subsektor perkebunan lainnya terus mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari peningkatan impor pangan, baik dari segi nilai maupun volume.

Karena itu, Khudori mendorong pemerintah untuk menggunakan temuan BPS ini sebagai acuan untuk membuat kebijakan di bidang pertanian.

“Kebijakan pertanian harus berpihak pada petani. Kalau tidak, pada saatnya kita semua harus menerima akibatnya, yaitu pertanian kian terpuruk, pelakunya kian miskin, dan pelan-pelan sektor ini ditinggalkan."

tempo.co
orohondo
ushirota
bukan.bomat
bukan.bomat dan 4 lainnya memberi reputasi
5
386
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
pilotproject715Avatar border
TS
pilotproject715
#11
Apakah ada pembiaran berkurangnya sektor pertanian karena ada orang2 importir yg diuntungkan?
l0r0t3lup4pat
bukan.bomat
bukan.bomat dan l0r0t3lup4pat memberi reputasi
2
Tutup