Pecahnya konflik di Jalur Gaza antara Israel dan Palestina telah menjadi sorotan utama di seluruh dunia. 

Ribuan nyawa telah hilang, dan masyarakat internasional merasa prihatin atas kekerasan yang terus berlanjut. 

Pada tanggal 31 Oktober 2023, jumlah korban jiwa telah mencapai angka yang sangat tragis, dengan lebih dari 8000 orang tewas.

Dalam respons terhadap konflik ini, berbagai negara dan masyarakat telah mengadakan demonstrasi dan unjuk rasa untuk mengecam tindakan Israel dan mendukung pembebasan Palestina,

Konflik bermula atas wilayah Palestina yang terus mengalami penyusutan sejak kehadiran israel di tanah airnya.

Pencaplokan wilayah terjadi secara bertahap namun kini, Israel hampir menguasai seluruh wilayah Palestina.

Konflik ini membuat banyak petinggi negara melakukan pertemuan untuk menyelesaikan perang yang terjadi.

Salah satu suara yang mengemuka dalam upaya penyelesaian konflik ini adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pertemuannya dengan Dewan Keamanan Rusia dan pejabat lainnya.

Vladimir Putin dengan tegas mengutuk kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza. 

Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa konflik ini harus diakhiri dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka. 

Pernyataan ini mencerminkan tekadnya untuk berperan aktif dalam mencari solusi damai untuk konflik yang telah berlangsung begitu lama ini.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bahkan dengan tegas menolak genjatan senjata.

Padahal genjatan senjata tersebut merupakan keputusan dari PBB yang disepakati oleh 120 anggota negara.

Konflik berkepanjangan tersebut juga membuat Craig Mokhiber mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

China juga menunjukan aksinya dengan menghapuskan peta Israel di peta online baidu dan alibaba.

Semoga ada jalan keluar yang lebih baik untuk menekan jumlah korban yang terus meningkat, sedih bangetkan? 


Source : RT.com