Kebaikan Megawati Soekarnoputri Dimanfaatkan Presiden Hancurkan PDIP, Bangun Dinasti Politik. Gatot Nurmantyo?

Senin, 30 Oktober 2023 | 11:39 WIB


Gatot Nurmantyo. Kebaikan Megawati Soekarnoputri Dimanafkan Presiden Hancurkan PDIP, Bangun Dinasti Politik. Gatot Nurmantyo? (Ist.)

JAKARTA, DIO-TV.COM, Senin, 30 Oktober 2023 – Mantan Penglima TNI Jenderal (Purn) Gato Nurmantyo (63 tahun), menilai Presiden Joko Widodo terlalu diistimewakan.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, sudah terlalu sayang kepada Presiden Joko Widodo, apapun diminta pasti diberi.

“Kebaikan Megawati Soekarnoputri dimanfaatkan Presiden Joko Widodo,” kata Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI periode 2015 – 2017.

“Untuk hancurkan PDIP demi bangun dinasti politik,” kata Gatot Nurmantyo di akun TikTok @indopages, diakses Senin, 30 Oktober 2023.

Melihat kebaikan tulus Megawati Soekarnoputri dan PDIP, inspirasi bagi Presiden Joko Widodo bangun dinasti politik, setujui Gibran Rakabuming Raka, Calon Wakil Presiden.

Gatot Nurmantyo, berangkat dari analisis dua kasus pencalonan Kepala Daerah yang harus mengantongi rekomendasi dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Saat proses pemberian rekomendasi Calon Wali Kota Solo, sudah sampai ke tangan Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, langsung datang.

Joko Widodo meminta agar aga putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka (37 tahun) direkomenasikan, sehingga semuanya berubah total dan kini jadi Wali kota Solo.

Proses pencalonan Wali Kota Medan, latar belakangnya sama. Orang yang sudah disetujui, tiba-tiba berubah dan Bobby Afif Nasuton (menantu) Joko Widodo jadi Wali Kota Medan.

Berangkat dari penetapan PDIP atas nama Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Afif Nasution sukses jadi Wali Kota Solo dan Wakil Kota Medan.

“Presiden Joko Widodo, berpikir, berinspirasi, regulasi bisa diubah, asalkan pengubahnya punya legalitas. Itulah yang terjadi di Mahkamah Konstitusi,” kata Gatot Nurmanto.

Putusan Mahkamah Konstitusi, 16 Oktober 2023, usia Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden minimal 40 tahun atau atau pernah/sedang menjabat penyelenggara negara.

Saat putusan terbit, kata Gatot Nurmantyo, terlepas dari masyarakat protes atau tidak, tapi sudah ada legalitas Gibran Rakabuming Raka mendaftarkan diri jadi Calon Wakil Presiden.

Dikatakan Gatot Nurmantyo, posisi Prabowo Subianto dilematis, setelah gugatan usia maksimal 70 tahun belum dibacakan Mahkamah Konstitusi.

Sehingga Prabowo Subianto harus ada komitmen mengikat dengan Joko Widodo.

Supaya ada jaminan gandeng Gibran Rakabuming Raka, sebagai Calon Wakil Presiden agar putusan batas usia tertinggi ditolak di Mahkamah Konstitusi.

Tujuan Joko Widodo, semata-mata bangun dinasti politik, karena jika suatu saat andaikan Prabowo Subianto berhalangan tetap, karena kesehatan.

“Maka Gibran Rakabuming Raka, otomatis jadi Presiden,” ungkap Gatot Nurmantyo.

Ini sudah diperhitungkan, karena Presiden Joko Widodo menjadikan Mahkamah Konstitusi jadi alat teror sebagai bagi Prabowo Subianto.

Agar tidak boleh ada pilihan lain, harus gandeng Gibran Rakbuming Raka.

Gatot Nurmantyo, mengatakan, untuk bangun dinasti politik, Presiden Joko Widodo, melakukan dua plan. Plan pertama, ubah konstitusi.

Dalam upaya ubah konstitusi, justru PDIP tolak jabatan Presiden tiga periode, sehingga memicu Joko Widodo merajuk tinggalkan Megawati Soekarnoputri.

Terlepas dari persoalan pelanggaran etika politik sehingga khianati semangat demokratisasi, tidak penting bagi Presiden Joko Widodo.

“Kalau kita lihat, tinggal Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, tolak amandemen regulasi,” ungkap Gatot Nurmantyo.

“Presiden Joko Widodo, mengambil plan kedua, untuk bangun dinasti politik, dimana Gibran Calon Wakil Presiden, sekaligus hancurkan PDIP,” kata Gatot Nurmantyo. ***

https://www.dio-tv.com/news/50410682...antyo?page=all