- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sarmat, Rudal 'Anak Setan' yang Mampu Tenggelamkan Pulau Bali
TS
wenyind
Sarmat, Rudal 'Anak Setan' yang Mampu Tenggelamkan Pulau Bali
GARDANASIONAL, JAKARTA -Negara Amerika Serikat dan Rusia terus berlomba menciptakan senjata pemusnah massal berupa peluru kendali (rudal) balistik antarbenua. Baru-baru ini, Rusia meluncurkan rudal terbarunya yang berdaya ledak antara 150 hingga 300 kiloton pada Kamis 1 Maret 2018 lalu. Ledakan dari rudal ini mampu menghasilkan lubang seukuran Grand Canyon.
Rudal terbaru tersebut bernama RS-28 Sarmat, sebuah intercontinental ballistic missile (ICBM). Sarmat sendiri dalam bahasa Rusia berarti everlasting, kekal abadi.
Dengan jangkauan 17 ribu km, rudal berjuluk 'anak setan' ini bisa mengancurkan Jakarta sampai Bogor atau menenggelamkan satu pulau Bali dalam waktu 1,5 jam, yakni dengan kecepatan hipersonik (melebihi Mach 5) atau setara 6.000 km per jam.
Tak hanya itu, rudal ini mampu mengubah lintasannya sesuai dengan tingkat dan ketinggian sehingga tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan misil mana pun, baik yang sudah ada saat ini maupun misil jarak jauh, termasuk yang bergantung pada elemen antariksa.
Setiap misil akan memiliki setidaknya 15 MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle), atau muatan peluru kendali balistik yang berisi beberapa hulu ledak individual, bukan hanya sepuluh hulu ledak nuklir.
Rencananya, misil ini akan bergabung dengan Pasukan Misil Strategis Rusia setelah 2020 dan akan menggantikan P-32M2 “Voievoda”, misil strategis paling tangguh dan dashyat di dunia (julukan NATO: SS-18 Satan), dengan bobot 211 ton dan throw weight 8,8 ton.
Setidaknya 154 bahan peledak akan tetap bertahan pada Voievoda (154 bahan peledak pertama akan dijinakkan sesuai perjanjian START-I). Namun, tentu tak semuanya akan diisi misil baru, jumlahnya harus sesuai dengan parameter taktat START-III, yang memberi jatah Rusia dan AS 700 kendaraan peluncur dan 1.550 hulu ledak nuklir.
Traktat START-III mungkin akan diperpanjang setelah berakhir masa berlakunya pada 2021, dengan persetujuan kedua pihak untuk lima tahun tambahan. Jika itu terjadi, yang jelas, Rusia akan memiliki lebih sedikit misil kelas Sarmat dibanding Voievoda. Memang, selain Sarmat, Rusia juga masih punya peluncur lain, seperti misil darat dan laut, bahkan pengebom strategis.
Tiap Sarmat membutuhkan 15 hulu ledak, dan berdasarkan data yang tersedia saat ini, Rusia memiliki 521 kendaraan peluncur dan 1.735 hulu ledak. Sementara, AS memiliki 741 peluncur dan 1.481 hulu ledak.
rony25 memberi reputasi
1
24.3K
182
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post