Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

blekie182Avatar border
TS
blekie182
Perjalanan Hidup Seorang Gamer
Perkenalkan, namaku Irfan. Di usiaku yang tidak muda lagi, Saya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik berumur 4 tahun.  Dikehidupanku sejauh ini tak pernah mencapai kepemilikan rumah, mobil, motor, bahkan sepeda. Saat ini, saya berada dalam situasi tanpa pekerjaan tetap, dan saya sangat membutuhkan bantuan kalian. Namun, sebelum itu izinkan saya berbagi kisah hidup, semoga ceritaku memberikan penjelasan, inspirasi atau pelajaran hidup kepada banyak orang. Oh iya sebelum mulai, sedikit penjelasan ceritanya akan maju mudur dan pada angka-angka *1*,*2*,*3*,dll dalam cerita merupakan titik point penting yang seharusnya saya fokuskan dalam hidup. Akan saya jelaskan di akhir cerita. Terimakasih.


Aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di masa lalu dinegaraku Indonesia ini, orang sering mengatakan, "banyak anak, banyak rejeki." Jika diartikan bahwa rejeki itu adalah materi, Tidak salah memang jika semua anak nya sukses, bagaimana jika tidak?

Dan Ini adalah kisah hidupku.


Kami hidup dalam keluarga sederhana, bapak ku adalah seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi dan ibuku merupakah ibu rumah tangga yang berhenti bekerja ketika menikah. Waktu kecilku penuh dengan energi yang meluap-luap, dari keisengan mengambil camilan dari warung tetangga lalu lari tanpa membayar, hingga pulang larut malam saat masih SD. Aku bahkan pernah mengambil celengan uang kakakku untuk jajan dan bahkan membakar sofa di teras rumah. Tapi, jangan ditiru ya, waktu itu aku masih sangat polos.

Meski begitu, aku adalah anak yang rajin. Aku sering membantu ibuku membersihkan rumah dan mencuci piring tanpa diminta. Aku juga mulai menunjukkan minatku dalam memperbaiki dan memodifikasi mainan elektronik agar terlihat lebih keren *1* (Aku tertarik pada elektronik ketika pamanku berkunjung dan meperbaiki mobil-mobilanku yang rusak, dari situ aku baru tahu bahwa alat elektronik bisa diperbaiki dan tidak dibuang), yang membuat ibuku bangga padaku. Di sekolah, aku cukup cerdas dan pernah menduduki peringkat 1-3. Aku bahkan pernah mengikuti kompetisi cerdas cermat disekolah. Hanya dalam olahraga, aku selalu kesulitan karena tubuhku yang agak lemah. Aku selalu merasa pusing dan mual saat berolahraga. Guru-guruku sudah mengetahui kondisiku. Pelajaran favorit ku adalah matematika saat itu, ya betul matematika lho. Tapi saat itu.. sekarang? Sudahlah jangan ditanya, udah lupa berhitung saya, ada kalkulator bro.

Sekarang, izinkan aku bercerita tentang titik krusial dalam hidupku, pertemuan pertamaku dengan sesuatu yang disebut "Game" yang akan mengubah segalanya..

Spoiler for Episode 01: Pacarku ‘Dingdong’:


Spoiler for Episode 02: Nintendo:


Spoiler for Episode 03: Gimbot:


Spoiler for Episode 04: Pentas:


Spoiler for Episode 05: Bisnis:


Spoiler for Episode 06: Lil Brother:


Spoiler for Episode 07: The Crack:


Spoiler for Episode 08: Homie:


Spoiler for Episode 09: Finally on my Hand:


Spoiler for Episode 10: Remaja:


Spoiler for Episode 11: New Hobby:



BERSAMBUNG...


Side Effect
- Andy (Misteri Horror)
- Kemelekatan: Yang Tidak Percaya Tuhan Gak usah Masuk! (Inspirasi)
- Anto: Secangkir Kopi (Misteri)
- Jika Aku Indigo: Mada (Supranatural)
- JIka Aku Indigo: Mada - Percakapan Iblis

emoticon-Cendol Gan Support Penulis, untuk beli susu anak gan (Click Disini)emoticon-Big Kiss


Spoiler for Gan Bantu Ane Donk.:







Diubah oleh blekie182 01-12-2023 20:50
yulis354
bukhorigan
ningsiw878
ningsiw878 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.4K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
blekie182Avatar border
TS
blekie182
#27
Episode 11: New Hobby
Episode 11: New Hobby

Hari pertama masuk SMA, wajah saya penuh dengan jerawat. Saya merasa marah, kesal, dan frustrasi, tapi tidak tahu kepada siapa saya harus melampiaskan perasaan ini. Anehnya, saya teringat teman saya di SMP yang pernah memberi saran saat pertama kali muncul komedo di wajah saya. Dia berkata, "Bro, lu punya komedo? Biar gak keliatan, tinggal pakai ini aja. Nanti setelah makan gorengan, pasti ada minyak bekasnya di tangan. Nah, lu olesin aja ke komedo, biar muka lu kinclong lagi." Mungkin karena saya belum tahu banyak atau mungkin saya bego, saya mengikuti saran teman tersebut. Beberapa hari kemudian, jerawat-jerawat pun bermunculan di wajah saya. Sungguh, keputusan yang ndableg. (Sigh)



Masuklah ospek di SMA, suasana sangat berbeda dibandingkan dengan SMP. Saya merasa bahwa para siswi di sini sangat berbeda dan wangi-wangi. Teman-teman cowok juga terlihat lebih keren dan dewasa. Beberapa siswi di kelas saya saat itu sangat cantik. Kelas kami sangat kompak, baik dalam pelajaran maupun pertemanan. Kami dijuluki "Si Kelas 7" itu yang diingat para guru disekolah. Guru-guru selalu mengingat nama kelas kami dan senang mengajar disini karena kami selalu aktif bertanya dalam kelas, sangat bersemangat dan juga paling sering berpartisipasi. Sebenernya Kami memiliki sebuah rahasia yaitu sering berbagi jawaban PR dan saling membantu saat ujian hehe. 

Pada masa ini, saya diperkenalkan dengan genre musik pop rock oleh teman-teman sekolah dan teman-teman di rumah. Mulai dari Greenday, Blink-182, Rancid, Cranberries, bahkan Weezer dan Sixpence None the Richer, saya mulai menyukai beragam jenis musik. Saya sangat ingin mengenal dunia musik lebih dalam. Saya meminta kepada orang tua untuk membelikan saya gitar, dan mereka mengabulkannya. Saya senang sekali dengan gitar itu, meskipun sayangnya suaranya agak cempreng, seperti suara saya yang juga cempreng (iya, suara asli saya memang cempreng). Tapi saya tetap bersemangat untuk berlatih bermain gitar. Saya bahkan membuat drum dari kaleng bekas agar bisa berlatih main drum. Setiap malam, ketika saya menginap di rumah teman, saya selalu berlatih bermain musik. *7*



SMA penuh dengan kenangan indah, tapi saya masih suka bermain game dan dingdong. Teman-teman di kelas dan di rumah tahu akan hobi saya itu. Ketertarikan saya terhadap lawan jenis sedikit bertambah, dan jerawat di wajah saya sudah tidak terkendali. Saya merasa kurang pede dan sering minder. Namun, jerawat bukanlah halangan untuk mencoba dan berani lho. 

Ada seorang teman perempuan di kelas yang sering berpindah ke kursi di sebelah saya ketika bosan atau lelah duduk di depan. Namanya SENI. Dia memiliki pesona yang menarik, dan para cowok suka melihatnya dengan penuh rasa kagum ketika dia berjalan di depan kelas. Di masa itu, saya hanya bisa duduk dengan perasaan gugup ketika dia berada di dekat saya. Dia sering bertanya berbagai hal, seperti, "Males gw di depan, gw duduk sini yah," "Bangunin gw klo udah ada guru yah," "parfum gw baru nih cium deh, wangi gak?" atau "eh, makeup aku ketebelan gak sih?" Saya hanya bisa menjawab dengan ragu-ragu, Enggak & Tidak sambil tetap gugup dan salah tingkah (Oh Tuhan Sekarang saya lebih percaya diri dalam berbicara, sayangnya waktu itu saya tidak berani melanjutkan banyak pembicaraan dengan dia, entah bagaimana jika saya lebih berani ketika itu).

Di masa ini, saya mulai mengenal rokok dan sering merokok secara diam-diam di atas genteng rumah. Saya sering mengambil beberapa batang rokok milik bapak yang ditaruh di meja. Saya berpikir bapak tidak akan tahu atau mendengarnya, tapi sayangnya, beliau mengetahuinya. "Eh, rokok bapak kok ilang lagi sih? Hayo siapa? Kamu udah mulai merokok ya, Fan?" kata bapak sambil tertawa. Ups, ketahuan! Akhirnya bapak selalu memberi saya uang lebih saat beliau berada di rumah ketika saya ingin pergi bersama teman-teman. 

Saya sering pulang malam dan bahkan menginap di rumah teman. Mama sering mengingatkan, "Kamu tidak menggunakan narkoba, kan? Hati-hati jangan sampai tergoda untuk merokok yang teman-teman tawarkan. Lebih baik beli sendiri." Saya menjawab iya-iya untuk menghilangkan kekhawatiran mama, meskipun sebenarnya di rumah teman saya hanya berkumpul dan berbincang saja. Oh iya, salah satu teman saya mahir dalam mencukur rambut, jadi saya sering pergi ke rumahnya dan mendapatkan cukuran gratis, haha.

Selama liburan sekolah, saya sering menyewa PS1 karena saya belum memiliki konsol tersebut. Bahkan, saya membeli banyak CD game PS1 meskipun belum memiliki PlayStation. Tumpukan CD game itu sudah cukup banyak beberapa kardus. Teman-teman saya heran, "Kenapa kamu punya begitu banyak CD game PS1, tapi tidak punya konsolnya? Buat apa?" Saya menjawab, "Itu koleksi, bro." Ya, hobi bermain game saya belum berkurang sedikit pun.



Singkat cerita, masa SMA pun berakhir. Kami semua lulus, meskipun ada beberapa mata pelajaran yang nilainya di bawah 3 (Waktu itu belum ada peraturan batasan minimal angka untuk kelulusan). Meskipun ada mata pelajaran yang nilai nya jelek, kami semua merasa aman. Semua lulus dengan bahagia. Ada banyak kisah seru selama masa SMA yang tidak saya ceritakan di sini, tapi secara singkat akhirnya teman-teman kami berpisah dan melanjutkan kehidupan masing-masing, ada yang kuliah, bekerja, keluar negeri, dan bahkan ada yang langsung menikah. Semua orang memiliki jalannya sendiri-sendiri. Saya pun memasuki masa kuliah dan disinilah puncaknya drama,  yang sudah retak makin retak.



delia.adel
delia.adel memberi reputasi
1