Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Pemalas pun Bisa Produktif
Pemalas pun Bisa Produktif

Pemalas dan produktif, itu adalah dua kata yang jelas bertolak belakang. Biasanya orang akan terus memaksa kita untuk produktif dan meninggalkan sifat malas, meski demikian yang namanya kebiasaan (atau malah gaya hidup) bukanlah sesuatu yang mudah dirubah.

Sejujurnya, tak ada yang salah dengan menjadi malas. Malas dan rajin hanyalah sebuah pandangan subjektif, kita harus memilih mana yang paling sesuai dengan diri kita sendiri. Tak semua orang terlahir dengan kapasitas otak yang sanggup untuk multi-tasking, tak semua orang juga punya konsentrasi untuk fokus pada satu hal dalam jangka waktu lama. Manusia itu berbeda dan jika Anda memaksa untuk terus produktif Anda hanya akan berakhir dalam kekacauan yang lebih parah.

Contohnya seperti saya saat ini. Saya duduk di depan laptop dan memaksa otak bekerja mengeluarkan ide demi menulis artikel sepanjang 300 kata. Kendati demikian yang namanya kreativitas tak datang semudah membalikkan telapak tangan. Apa yang akhirnya terjadi adalah saya yang mengecek hp lalu fokus ke laptop lalu mengecek hp lagi dan akhirnya membuka Tiktok. Ujung-ujungnya cuma buang-buang listrik.

Bukan berarti orang malas tak bisa produktif, kuncinya adalah jangan memaksa untuk produktif setiap saat. Jangan pakai semboyan kerja, kerja, kerja tapi pakailah semboyan malas, malas, LIBAS!

Gimana caranya? Gampang. Yang namanya ide selalu datang di saat yang tak terduga. Kuncinya adalah selalu catat ide itu lalu kembali rebahan. Setelah ide terkumpul maka siapkan waktu khusus untuk bekerja dan pastikan diri Anda nyaman. Setelah seharian rebahan Anda sudah punya banyak ide untuk dituang sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

Percaya atau tidak cara ini jauh lebih efektif daripada memaksa diri produktif setiap saat. Memang bagus kalau Anda bisa melakukan segalanya sekaligus dalam waktu cepat, tapi apakah semua orang seperti itu? Tidak dan juga tidak harus.

Banyak yang menganggap sibuk setiap saat adalah produktif, tapi yang seperti itu namanya cuma ‘sibuk’ bukan produktif. Pada akhirnya yang paling penting adalah kualitas yang kita hasilkan dengan bekerja, bukan seberapa banyak yang kita kerjakan. Kalau hitungannya adalah berapa banyak, kenapa budak korporat yang kerja siang malam nggak kunjung sukses?

Jadi, Anda pilih metode yang mana? Yang mana pun itu, pilihlah yang paling cocok dengan Anda. Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
MemoryExpress
veruveto
dvayya
dvayya dan 11 lainnya memberi reputasi
12
574
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
R8486.JrAvatar border
R8486.Jr
#7
Teman gw S2 lulusan universitas ternama, sdh 20 tahun nganggur saking malasnya 😂 byk utang sana sini, beban keluarga karena gk mau melakukan apa2... Awal nya ane kuatir dgn keadaan teman ane. Tapi setelah baca thread ini ane percaya teman ane baik2 saja 😂
Diubah oleh R8486.Jr 05-09-2023 04:26
0
Tutup