- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
23 Orang - KUNCEN
TS
blasakana
23 Orang - KUNCEN
Quote:
Sekarang hari minggu, ku lihat hp ada beberapa sms mengenai jadi atau tidaknya sekarang mendekorasi kelas tidak dalam acara apapun tapi emang kemauan kami melakukan itu, akupun menjawab jadi dan meminta teman kelasku berkumpul jam 2 siang nanti di sekolah.
Aku sampai sekolah jam 2 kurang dan sudah ada berapa orang yang nongkrong di parkiran.
“dateng semua?”, tanyaku mendekati teman ku
“ga sih kayanya, beberapa ada acara keluarga katanya”, jawab M.
“gua ambil kunci dulu”, kataku berjalan ke arah kantin, karena di situ ada ruangan penjaga sekolah.
Setelah meminjam kunci akupun meminta temanku untuk langsung ke kelas sambil menunggu yang lain. Jam set 3 sore Sebagian dari kami sudah ada di kelas.
“udah semua ini?”, tanyaku
“udah kayanya, barang nya juga udah ada kan tinggal di gas aja ini”, kata salah satu temanku.
Kami pun langsung memulai pengerjaan, kami mengeluarkan semua bangku dan meja, lalu yang perempuan menyapu setiap sudut yang ada di kelas, lalu setelah itu kami melapisi lantai menggunakan koran.
“mau beli makan sekarang?”, tanya salah satu teman perempuanku
“nanti aja, belum juga mulai”, kata M
Kamipun mulai mengecat ulang kelas.
Sekitar jam 5 sore kami selesai mengecat nya lalu beberapa teman perempuanku menggambar beberapa hal di tembok, seperti awan, pohon dan yang lainnya, kreativitas mereka langsung muncul di saat seperti ini.
“pegel eh”, kata temanku
“udah lanjut aja, dikit lagi’, ledek M
“boro-boro, gantian sini”, katanya
“lah, ,ogah, yang cowo udah ngecat giliran lu pada noh yang ngehias” kata M
“sue emang”, katanya
Aku hanya tersenyum melihat M berdebat.
“lu lagi ketua kelas ga ada bantuin-bantuinnya ini cewe semua yang ngerjain”,kata yang lain
“lah, kenapa jadi salah gua, kan udah perjanjiannya kaya gitu, lu pada kan yang ngotot mau ngelukis di tembok”, kataku
“iya iya”, sambung yang lain
Merekaun melanjutkan pekerjaan mereka, sekitar jam set 7 malam akhirnya mereka sudah selesai.
“kirain mau bikin apaan Taunya gini doang, ade gua yang masih SD juga bisa bikin ginian”, ledek M
“lu ya dari tadi”, kata salah satu teman perempuanku sambil membawa kuas cat yang basah.
M pun berlari menjauhinya.
“pesen makan sekarang kali ya nanti abis shalat bisa pada makan”, kataku
“ok, ada berapa orang?”, tanya temanku
“shalat dulu aja”, kata M yang tiba-tiba sudah ada di pintu kelas.
Kamipun langsung menuju mushola sekolah.
Setelah selesai kami berkumpul dan aku mulai menghitung.
Aku menghitung sampai 3 kali agar tidak ada yang kurang dan hitunganku selalu berakhir di 23
“ok 23 orang ya, lauknya samain aja ya”, kataku
“ikut aja, sip, yang penting makan”, sambut mereka secara bergantian
Akupun menyerakan secarik kertas pada temanku berapa jumlah kami dan lauk apa yang harus di beli.
“fix 23?”, tanya M
Akupun mengangguk
“hmmm ok”, katanya
15 menit kemudian makanan pun datang, kami semua Kembali ke kelas dan mulai Menyusun bangku serta meja di dalam kelas, kami duduk saling berhadapan lalu temanku mulai membagikan makanan kepada kami.
“udah semua?”, tanya temanku
“udah”, kataku
“lebih 1 ini, ada yang mau makan 2?”, tanya temanku
“masa? Gua itung 23 ah pas”, kataku
“lebih 1”, jelas temanku
“sini”, kata M mengambil nasi
“laper lu?”, tanya temanku pada M
“mayan buat besok”, katanya
Kamipun mulai makan, entah apa yang membuatku melihat kea rah M, lalu M hanya tersenyum dan melirik ke arah pintu kelas dengan cepat setelah itu sambil menggeleng. Aku menghentikan suapan ku, dari sudut mata bisa ku lihat ada seseorang yang berdiri di sana, bukan bayangan tapi seseorang.
Tiba-tiba seseorang meremas tanganku, dan itu salah satu teman perempuanku. Aku melihat ke arahnya dan dia ketakutan. Baru kusadari ternyata semua berhenti makan kecuali M, kami saling melihat satu sama lain.
“BRAK!”, suara meja yang di pukul oleh M.
“lauknya kurang ini”, kata M
Hal itu langsung merubah suasana.
“udah gua duga itu nasi ga cukup satu”, kata salah satu temanku
“emang black hole itu, bukan perut”, sambung yang lain
Kamipun mulai tertawa dan melanjutkan makan. Suasana sudah mencair dan untuk sejenak kami melupakan hal tadi.
Ketika yang lain sibuk ngobrol dan bercanda, ku lihat M meletakan nasi bungkus yang lebih itu di meja guru. Dia sadar kalau aku melihatnya dan dia hanya tersenyum lalu Kembali duduk.
Selesai makan kamipun mulai merapihkan bungkusan nasi dan minuman.
“baliknya pada searah kan ini? Jadi bisa bareng”, kata M
“iya, kan gua balik sama lu”, kataku pada M
Lalu M memanggil salah satu teman perempuanku dan memberikan Gerakan tangan untuk menelpon.
Pada saat itu yang lain pun tau maksud dari omongan M tadi. Beberapa teman perempuanku yang lain pun mulai menelpon ortunya atau kakaknya agar bisa di jemput di sekolah. Sedangkan yang laki-laki berboncengan dan meninggalkan motor mereka di sekolah. Kammipun mulai merapihkan bangku ke posisi semula dan merapihkan peralatan yang lainnya.
“jangan kasih tau yang lain kalo kita makan enak hari ini, ntar pada ngiri, tau sendirikan kaya gimana kelas kita’, kata M.
“kalo udah beres duluan aja, tunggu di parkiran biar baliknya bareng, ni kelas butuh pewangi sebelum di tinggal”, lanjutnya
Kami semua paham apa yang M maksud dan segera bersiap pulang. Satu persatu dari kami keluar kelas dan aku menunggu M yang masih di dalam mengambil nasi bungkus yang di tinggal di meja guru lalu ku lihat dia membuangnya ke tempat sampah yang berada di sebrang kelas kami.
Sesampainya di gerbang kami menunggu teman yang perempuan untuk pulang terlebih dahulu, lalu yang laki-laki pulang secara berbarengan dan kami berpisah di perempatan jalan.
“tumben pada ngeh sama apa yang gua omongin”, katanya M agak keras sambil mengendarai motor
“mau ga mau kalo temenan sama dukun ya begitu”, kataku dan kami pun tertawa
Note untuk yang bingung :
“fix 23?”, tanya M (M sudah tau kalau ada yang lain di antara kami sehingga membuatku menghitung lebih dari jumlah kami yang hanya ada 22 orang)
“baliknya pada searah kan ini? Jadi bisa bareng”, kata M (dengan jelas M meminta kami untuk pulang tidak sendiri baik itu yang membawa motor atau naik angkutan umum)
Lalu M memanggil salah satu teman perempuanku dan memberikan Gerakan tangan untuk menelpon. (M mengisyaratkan agar tidak pulang dengan kendaraan umum melainkan pulang dengan orang yang sudah di kenal/keluarga)
“jangan kasih tau yang lain kalo kita makan enak hari ini, ntar pada ngiri, tau sendirikan kaya gimana kelas kita’, kata M. (meminta yang lain tidak ada yang bercerita tentang hal yang terjadi hari ini)
“kalo udah beres duluan aja, tunggu di parkiran biar baliknya bareng, ni kelas butuh pewangi sebelum di tinggal”, lanjutnya (nasi bungkus yang di letakkan M di meja guru tiba-tiba bau amis dan kami semua mencium itu, dan seperti biasa dia melakukan sesuatu sebelum pulang)
Diubah oleh blasakana 30-08-2023 09:52
bukhorigan dan 12 lainnya memberi reputasi
13
844
Kutip
15
Balasan
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
itkgid
#6
wah bisa itu dijadiin cerita yg agak panjang tentang teman ente si M. pasti seru.
12a12a dan wahody13 memberi reputasi
2
Kutip
Balas
Tutup