Sumber Gambar

Lalu lintas merupakan istilah untuk menunjukkan mengenai keadaan suatu jalanan atau jalan raya di tengah padatnya lalu lalang kendaraan. Dengan adanya lalu lintas, biasanya aparat kepolisian akan melakukan penertiban agar situasi jalanan menjadi lebih kondusif dan teratur sehingga menciptakan jalanan yang aman bagi pengendara.

Di Indonesia sendiri lalu lintas kerap kali diidentikkan dengan sesuatu yang rumit. Di mana memang pengguna kendaraan di Indonesia cukup tinggi. Hingga menyebabkan kepadatan pada badan jalan yang berujung pada macet yang berkepanjangan. Kadang kemacetan ini yang menyebabkan banyak sekali orang berpikir untuk mengambil jalan pintas.

Pada akhirnya, beberapa orang memilih melanggar aturan demi melalui macet dengan cepat. Ada banyak macam-macam pelanggaran dalam lalu lintas yang kerap terjadi. Seperti motor masuk ke trotoar, lawan arah hingga menerobos lampu merah. Hal ini menunjukkan kurang kesadaran orang-orang terhadap keselamatan.


Sumber Gambar

Tentu bila ada aparat yang berjaga, hal ini mungkin tidak akan terjadi. Sebenarnya tanpa ada aparat pun, kita juga bisa menegur. Namun siapakah kita, mereka tidak akan nurut dengan sesama warga sipil. Maka hati-hati saat menegur pengendara yang kadang suka merasa benar sendiri. Jangan sampai seperti YouTuber satu ini.

LaurenTV atau Laurend Hutagalung merupakan seorang YouTuber yang sudah biasa membuat konten menegur pelanggar aturan lalu lintas. Akan tetapi, aksinya di KH Abdullah Syafei, Tebet tidak berjalan mulus. Di mana dirinya malah hampir diamuk massa akibat menegur pengendara yang melawan arah untuk dijadikan konten YouTube.

Laurend seperti biasa mengentikan para pengendara motor yang lawan arah dan menegur mereka dengan maksud memberi edukasi. Sayangnya, para pengendara motor yang merasa benar sendiri itu tidak terima dengan adanya edukasi itu. Dan akhirnya sekelompok pemotor berjaket hijau atau kerumunan ojol pun mulai mengerumuni Laurend.


Sumber Gambar

Terjadilah adu mulut antara pengendara motor, sekelompok ojek online dan juga Laurend. Mereka berdebat sengit hingga terjadi keributan di sana. Laurend hampir saja menjadi korban pengeroyokan. Beruntung dirinya diselamatkan warga dan dievakuasi ke warung makan. Tapi tampaknya kerumunan ojol masih belum puas dan menunggu di luar. Mereka mengepun warung makan itu.

Akhirnya masalah ini selesai dengan jalur mediasi. Laurend Hutagalung diminta membuat surat pernyataan yang berisi permintaan maaf dan perjanjian akan menghapus konten tersebut. Wait, jadi Laurend yang minta maaf nih? Yang salah siapa? Tapi mau gimana lagi pengguna jalan kan memang begitu merasa paling benar sendiri. Lawan arah bagi mereka benar mungkin ya wkwk.

Sayang sekali hal miris seperti ini harus terjadi di masyarakat kota besar. Di mana kesesatan dalam berpikir masih terjadi. Para kerumunan ojol dan pengendara itu merasa dirinya lebih banyak sehingga berani. Sesatnya di sini adalah, semakin banyak yang mendukung maka mereka akan semakin benar. Ini benar-benar kecacatan berpikir yang masih ada di masyarakat.


Sumber Gambar

Entahlah ya, mungkin Laurend di sini menegurnya kurang sopan atau gimana. Tapi bagi TS itu tidak ada hubungannya. Ketidaksopanan seseorang bukan berarti membenarkan kesalahan kita. Sayang sekali karena massa lebih banyak, Laurend kalah. Padahal sudah ada hukumnya bahkan tentang jerat pidana 2 bulan bagi seorang pelawan arus lalu lintas.

Lain kali, Laurend harus pilih-pilih tempat lagi dalam membuat konten. Hindari tempat orang-orang berpendidikan rendah yang sulit menyerap edukasi.



Jadi menurut kalian gimana, Laurend yang salah atau pengendara yang salah di sini?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi