- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kerangka di Beteng Keraton Jogja dan Lokasi Tumpukan Mayat Geger Sepehi
![pilotproject715](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/05/03/avatar11396484_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
pilotproject715
Kerangka di Beteng Keraton Jogja dan Lokasi Tumpukan Mayat Geger Sepehi
![Kerangka di Beteng Keraton Jogja dan Lokasi Tumpukan Mayat Geger Sepehi](https://s.kaskus.id/images/2023/08/11/11396484_202308110727240309.jpg)
Jogja - Temuan diduga kerangka manusia di galian proyek Benteng Keraton Jogja masih misterius. Disbud DIY mengungkap fakta tentang tumpukan mayat Geger Sepehi di Gapura Madyasura yang dulu ada di situ.
"Karena ini proses ratusan tahun. Perang Geger Sepehi juga di area situ. Dan dulu ada Gapura Madyasuro, yang jadi gapuranya itu tumpukan mayat-mayat waktu Geger Sepehi tahun 1800-an itu," ujar Kepala Disbud DIY, Dian Laksmi di Kompleks Kepatihan Jogja, Selasa (8/8).
Dian mengatakan temuan itu harus diteliti lebih lanjut untuk mendapat penjelasan yang lebih utuh. Sehingga ada banyak kemungkinan terkait dugaan asal-usul kerangka tersebut.
Proyek Revitalisasi Benteng Keraton Jogja
Dian Laksmi mengatakan proyek tersebut merupakan pemeliharaan untuk mengutuhkan kembali benteng di sekeliling Keraton Jogja. Proyek itu dimulai sejak 2015.
"Rekonstruksi benteng keliling Baluwarti untuk Keraton Jogja ini karena dia jadi penanda kan tidak kelihatan benteng, kecuali pojok, bastion, kemudian plengkung itu," kata Dian.
"Makna utama benteng itu yang kemudian tidak tertangkap sebagai penanda kota, yang kelihatan hanya pojok-pojok penanda itu," sambungnya.
Dian menjelaskan proyek revitalisasi ini dimulai dengan kajian yang panjang. Setelahnya, pekerjaan agar antardinding benteng itu menyambung membutuhkan waktu lama.
Salah satu kajian yang dilakukan adalah ekskavasi atau pengumpulan data melalui penggalian tanah. Dari ekskavasi itu diketahui struktur asli benteng Keraton memiliki penyangga di dalam dan di luar.
"Kalau analogi saya dengan jagang (parit), yang di Benteng Vredeburg sampai 11-12 meter. Waktu saya ekskavasi untuk lihat ujung jagang selatannya, kan saya di Plengkung Gading. Ujung selatannya itu saya kepentok aspal, jadi nggak nemu," jelasnya.
Dalam proses kajian, Dian mengatakan pihaknya juga berpatokan pada naskah-naskah lama.
"Kalau naskah (lama) itu bilang, (ibarat) kuda melompat aja terjun, analoginya hampir (mirip) jagangnya Vredeburg, antara 11-12 meter. Kalau 11-12 meter (lebarnya), tibone (jatuhnya) di tengah aspal kan nggak mungkin," terangnya.
detik.com
![isanyk](https://s.kaskus.id/user/avatar/2013/11/27/avatar6148741_4.gif)
![surya.paloh69](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/05/11/avatar11399704_2.gif)
![bukan.bomat](https://s.kaskus.id/user/avatar/2021/11/28/avatar11132149_1.gif)
bukan.bomat dan 5 lainnya memberi reputasi
6
943
23
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
![haerins](https://s.kaskus.id/user/avatar/2023/05/29/avatar11408082_8.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
haerins
#1
semua itu berawal dari kedatangan makhluk gurun
jadi begini ceritanya
dulu jawa itu kaya emas kaya candi damai tak ada makhluk teror
semua berubah ketika makluk gurun itu datang
semua candi dihancurkan
adu domba semua kerajaan nusantara
dan inilah hasilnya sekarang
jadi begini ceritanya
dulu jawa itu kaya emas kaya candi damai tak ada makhluk teror
semua berubah ketika makluk gurun itu datang
semua candi dihancurkan
adu domba semua kerajaan nusantara
dan inilah hasilnya sekarang
![thewawans](https://s.kaskus.id/user/avatar/2022/02/04/default.png)
![aloha.duarr](https://s.kaskus.id/user/avatar/2018/07/02/avatar10261585_1.gif)
![bukan.bomat](https://s.kaskus.id/user/avatar/2021/11/28/avatar11132149_1.gif)
bukan.bomat dan 10 lainnya memberi reputasi
1
Tutup