Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekadrunAvatar border
TS
amekadrun
Pak Jokowi! Daya Saing RI Akhirnya Bisa Kalahkan Jepang
Pak Jokowi! Daya Saing RI Akhirnya Bisa Kalahkan Jepang

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia

NEWS

 

03 August 2023 07:43



Foto: Suasana ribuan orang melihat pesta kembang api meriahkan pergantian tahun baru 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/1/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)



Jakarta, CNBC Indonesia - Peringkat Indonesia di dalam World Competitiveness Ranking 2023 meningkat dari rangking 44 pada 2022 menjadi 34 pada 2023 dari 64 negara yang diperingkat.

World Competitiveness Ranking 2023 merupakan peringkat daya saing yang dirilis Institute for Management Development (IMD) Swiss. Kali ini, IMD bekerja sama dengan Lembaga Management FEB UI.

Total nilai daya saing Indonesia tahun ini mencapai 70,75. Atas pencapaian itulah skor Indonesia berhasil melampaui Jepang yang berada di peringkat 35 dengan skor 67,64, Spanyol peringkat 36 dengan skor 67,22, India peringkat 40 dengan skor 64,63, serta Italia dengan skor 63,32 di peringkat ke 41. Namun, masih di bawah Malaysia di peringkat 27 dengan skor 75,75 dan Thailand peringkat 30 dengan skor 74,54.



Adapun, peringkat 1 ialah Denmark dengan skor 100, diikuti Irlandia yang peringkat 2 dengan skor 99,71, Swiss peringkat 3 dengan skor 99,31, Singapura peringkat 4 dengan skor 97,44, dan Belanda yang menempati posisi ke 5 dengan skor 95,58.

Direktur Eksekutif LM FEB UI Willem Makaliwe menjelaskan kenaikan peringkat Indonesia itu didasarkan pada analisis data kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan 2022 serta penilaian para pelaku usaha terkait persepsi kondisi lingkungan bisnis yang dihadapi.

Kegiatan riset di Indonesia dilakukan oleh Lembaga Management FEB UI dan Nu PMK yang bertindak sebagai mitra IMD di Indonesia: Metode penilaian daya saing didasarkan dari penilaian 4 komponen, yaitu Kinerja perekonomian, Efisiensi pemerintahan, Efisiensi bisnis, dan Infrastruktur.



"Ada dua metode dengan interview 100 responden yang mewakili respons dari dunia usaha yang mewakili negara masing. Ada total 350 indikator yang dihitung dan prosesnya disiplin, ini IMD memang rutin melakukan ini," kata dia dalam acara Indonesia Competitivenss Ranking 2023 di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Dari riset itu, kenaikan peringkat Indonesia dipengaruhi oleh seluruh komponen yang dinilai. Komponen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah kinerja perekonomian dan efisiensi bisnis.



Willem menuturkan peringkat kinerja perekonomian mengalami kenaikan dari yang sebelumnya berada di posisi 42 menjadi 29 di 2023, naik sebesar 13 peringkat. Faktor yang menjadi kekuatan pada komponen ini meliputi pertumbuhan PDB, kestabilan harga BBM, serta pertumbuhan ekspor dan investasi. Sementara kelemahan pada komponen ini adalah menurunnya lapangan pekerjaan di Indonesia.

Pada komponen efisiensi bisnis, lanjutnya, Indonesia berada di peringkat ke 20 pada 2023 dari yang asalnya 31 di tahun sebelumnya. Peningkatan yang juga terbilang tinggi, dengan jumlah kenaikan 11 peringkat.

"Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan adalah pada pertumbuhan angkatan kerja, remunerasi profesional, tingkat produktivitas tenaga kerja, serta akses pada layanan keuangan," katanya.



Efisiensi pemerintahan merupakan salah satu komponen dengan kenaikan peringkat yang tidak signifikan. Indonesia menempati peringkat ke 31 di tahun ini, dari yang sebelumnya berada di posisi ke 35, hanya mengalami peningkatan sebesar 4 peringkat. Pada komponen ini, faktor yang menjadi kekuatan meliputi efektivitas APBN, kemudahan prosedur memulai bisnis, serta rasio cadangan mata uang asing per kapita. Sementara kelemahannya adalah pada penerimaan pajak, distribusi pendapatan, serta ketidakstabilan situasi politik.

Komponen dengan peningkatan peringkat yang paling rendah adalah infrastruktur. Indonesia hanya berhasil naik 1 peringkat dari tahun 2022, dari yang asalnya berada di posisi ke 52, naik menjadi 51.

Faktor yang menjadi kekuatan adalah komponen biaya telekomunikasi seluler, rasio pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), terjaganya jumlah paten yang dihasilkan, sebaran fasilitas layanan kesehatan, rasio pengguna komputer, serta efektivitas pengeluaran pada bidang kesehatan dan pendidikan.

(haa/haa)



https://www.google.com/url?sa=t&sour...5C5uO30rp0rIyH


Apakah awal abad kejayaan?

Mungkin restoran meiji ala Indonesiaemoticon-Cool
Diubah oleh amekadrun 06-08-2023 06:23
bukan.bomat
aldonistic
ushirota
ushirota dan 5 lainnya memberi reputasi
6
917
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
amekadrunAvatar border
TS
amekadrun
#1
Gambar diambil dari:







https://www.facebook.com/kumparancom...000362/?type=3


Kok sensitif ya?
ushirota
ushirota memberi reputasi
1
Tutup