Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

allskyAvatar border
TS
allsky
Cerita Wamen BUMN Terima Komplain Siemens soal LRT Buatan INKA
Kompas.com - Diperbarui 03/08/2023, 07:02 WIB
Penulis Muhammad Idris | Editor Muhammad Idris

KOMPAS.com - Pengerjaan proyek pembangunan LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) rupanya menyisakan sejumlah masalah. Waktu penyelesaian molor hingga biaya investasinya yang membengkak cukup besar akibat beberapa kesalahan teknis.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo membeberkan ada beberapa kesalahan teknis yang seharusnya tidak perlu terjadi apabila perencanaannya dilakukan dengan matang dan terkoordinir antar-pihak.

Salah satu yang paling ia soroti adalah perbedaan spesifikasi pada masing-masing rangkaian kereta ringan yang berjumlah 31 unit trainset yang dibuat PT INKA (Persero).

Ia bilang, akibat perbedaan spesifikasi pada trainset ini membuat membuat sistem perangkat lunak (software) harus diperbaiki. Imbasnya, biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi.

 LRT Siemens, kontraktor yang kebagian tugas menggarap software development mengaku ikut terkena getahnya karena ongkos pengembangan perangkat lunak LRT membengkak. Perusahaan asal Jerman ini pun sampai melayangkan protes terkait masalah spesifikasi kereta LRT buatan Madiun ke Kementerian BUMN.

"Siemens suatu hari call meeting, komplain sama saya. 'Pak ini software-nya naik cost-nya' 'Kenapa?' 'Spek (spesifikasi) kereta INKA-nya ini, baik dimensi, berat, maupun kecepatan dan pengeremannya berbeda-beda satu sama lain'," ungkap Tiko menirukan percakapannya dengan pihak Siemens seperti dikutip pada Rabu (2/8/2023).

Sesuai dengan penuturan dari Siemens, lanjut Tiko, akibat spesifikasi yang berbeda-beda dan sulit diintegrasikan dengan software milik Siemens, membuat kereta LRT kala itu tidak bisa berhenti tepat di peron stasiun. Padahal, seharusnya setiap rangkaian kereta yang tanpa masinis itu harus berhenti sejajar antara gate di stasiun dan pintu kereta.

Namun tidak demikian halnya dengan kereta LRT buatan Madiun tersebut. Oleh karenanya, perangkat lunak LRT Jabodebek perlu disesuaikan kembali agar memiliki toleransi yang mampu membuat masing-masing rangkaian kereta berbeda spesifikasi itu bisa berhenti pada posisi yang sama.

"Jadi 31 kereta itu beda spek semua. Jadi software-nya mesti dibikin toleransinya lebih lebar, supaya bisa men-capture berbagai macam dari spek itu," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Wamen BUMN Terima Komplain Siemens soal LRT Buatan INKA

Mending diaudit aja, siapa tahu Si Emen yang keliru. Jangan mau percaya begitu saja Gan.
gmc.yukon
superman313
bukan.bomat
bukan.bomat dan 2 lainnya memberi reputasi
3
699
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
MistaravimAvatar border
Mistaravim
#7
Cuman bermodal kalimat :

KARYA ANAK BANGSA(t) emoticon-Ngakak
superman313
bukan.bomat
sc5
sc5 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup