- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Movies
Indiana Jones and the Dial of Destiny (2023) | Indiana Jones 5
TS
edge13
Indiana Jones and the Dial of Destiny (2023) | Indiana Jones 5
The untitled fifth Indiana Jones film is an upcoming American action-adventure film directed by James Mangold, with a script co-written by Mangold, Jez Butterworth and John-Henry Butterworth. It stars Harrison Ford reprising his role as Indiana Jones, with new cast members including Phoebe Waller-Bridge, Mads Mikkelsen, Thomas Kretschmann, Boyd Holbrook, Shaunette Renée Wilson, Toby Jones, and Antonio Banderas. The film is the sequel to 2008's Kingdom of the Crystal Skull, and is the fifth film in the Indiana Jones film series. It is also the first film in the series to be distributed by Walt Disney Studios Motion Pictures since Lucasfilm's acquisition by Disney in 2012, and the studio's first live-action film overall outside the Star Wars franchise ever since the acquisition.
Plot
Quote:
Director
James Mangold
Producer
Jez Butterworth
John-Henry Butterworth
James Mangold
Cast
Harrison Ford as Indiana Jones.
Phoebe Waller-Bridge as Clara Wolfe
Distributor
Walt Disney Studios Motion Pictures
Trailer
Quote:
Imdb
bam09 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
6.3K
168
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
Corkscrew
#71
Baru nonton semalam yang 21:15. Berangkat dari rumah 21:15. Nggak telat, soalnya biasanya juga mulai 10 menit setelahnya.
Pas beli tiket, mesin edc sudah di-settle. Jadinya terpaksa bayar cash. Yang nonton cuma bertiga saat itu.
Kirain masih studio 1, ternyata sudah studio 4. Yang studio 1 Sosok Ketiga.
Pengalaman pas nonton. Asli! Ngantuk banget!.
Adegan kejar-kejaran di kereta kayak nggak selesai. Kelamaan jadinya ngantuk.
Mukanya Indy pakai CGI kayaknya, tapi jadinya malah aneh, soalnya terlalu lama. Matanya itu loh yang berasa nggak ada nyawanya. Beda dengan Princess Leia yang cuma sebentar, jadinya nggak terlalu berasa.
Jadi ingat Tintin CGI begini.
Peran Helena terlalu mendominasi di sini. Seharusnya judulnya "Helena Shaw and The Dial of Destiny feat. Indiana Jones."
Terlalu sempurna dan nggak salah. Kasihan kakek-kakek yang sudah terlalu lemah. Dipukul cewek lagi!
Indy sudah terlalu tua. Tangan gemetar, bibir gemetar, suara gemetar. Malah iba pas nonton.
Tuh cewek beneran cewek matre. Mendingan kelaut aje, eh selamat dienye. Si Indy yang malahan diselamatin tuh cewek.
Kesel banget juga pas Antonio Banderas mati. Si Helena nggak simpati sama sekali, padahal Indy sudah teriak bahwa temannya itu mati.
Kejar-kejaran di bajaj terasa speed 1,5x. Kurang natural. Jadinya sulit buat dinikmati.
Adegan terakhir pas ketemu Archimedes padahal udah bagus banget. Tapi si Helena merusak lagi. Mau sedih, tapi masih nyinyir.
Intinya sih, kalau karakter si Helena tidak seperti itu, lebih jadi sidekick dan tidak mendominasi, mungkin filmnya akan lebih bagus.
Ngomong-ngomong, ada nama Shaw dan Schmidt. Jadi ingat X-Men; First Class.
Pas beli tiket, mesin edc sudah di-settle. Jadinya terpaksa bayar cash. Yang nonton cuma bertiga saat itu.
Kirain masih studio 1, ternyata sudah studio 4. Yang studio 1 Sosok Ketiga.
Pengalaman pas nonton. Asli! Ngantuk banget!.
Adegan kejar-kejaran di kereta kayak nggak selesai. Kelamaan jadinya ngantuk.
Mukanya Indy pakai CGI kayaknya, tapi jadinya malah aneh, soalnya terlalu lama. Matanya itu loh yang berasa nggak ada nyawanya. Beda dengan Princess Leia yang cuma sebentar, jadinya nggak terlalu berasa.
Jadi ingat Tintin CGI begini.
Peran Helena terlalu mendominasi di sini. Seharusnya judulnya "Helena Shaw and The Dial of Destiny feat. Indiana Jones."
Terlalu sempurna dan nggak salah. Kasihan kakek-kakek yang sudah terlalu lemah. Dipukul cewek lagi!
Indy sudah terlalu tua. Tangan gemetar, bibir gemetar, suara gemetar. Malah iba pas nonton.
Tuh cewek beneran cewek matre. Mendingan kelaut aje, eh selamat dienye. Si Indy yang malahan diselamatin tuh cewek.
Kesel banget juga pas Antonio Banderas mati. Si Helena nggak simpati sama sekali, padahal Indy sudah teriak bahwa temannya itu mati.
Kejar-kejaran di bajaj terasa speed 1,5x. Kurang natural. Jadinya sulit buat dinikmati.
Adegan terakhir pas ketemu Archimedes padahal udah bagus banget. Tapi si Helena merusak lagi. Mau sedih, tapi masih nyinyir.
Intinya sih, kalau karakter si Helena tidak seperti itu, lebih jadi sidekick dan tidak mendominasi, mungkin filmnya akan lebih bagus.
Ngomong-ngomong, ada nama Shaw dan Schmidt. Jadi ingat X-Men; First Class.
bam09 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup