Alam liar terisi oleh beranekaragam makhluk hidup yang mengisi satu kesatuan ekosistem. Di alam liar terkadang terdapat organisme yang populasinya langka. Padahal organisme tersebut sebenarnya berperan penting bagi ekosistem. Sedikitnya jumlah populasi organisme tersebut bisa muncul akibat pembukaan lahan ataupun perburuan yang dilakukan oleh manusia. Jadi populasi organisme langka tersebut dahulunya banyak sebelum adanya campur tangan manusia.

Salah satu hewan yang populasinya terus menerus berkurang adalah spesies kumbang unik. Spesies ini banyak dicari kolektor untuk dijadikan pajangan dengan cara diawetkan. Contoh dari kumbang tersebut adalah Chrysina limbata yang merupakan spesies kumbang endemik dari Amerika Serikat. Keberadaan kumbang ini terus menerus berkurang karena diburu akibat keindahannya. Penasaran seperti apa indahnya kumbang tersebut, mari kita amati pada thread kali ini

Kumbang ini memiliki nama latin Chysina limbata. Keunikan utama dari kumbang ini yaitu seluruh permukaan tubuhnya berwarna silver. Bahkan hingga bagian bawah tubuhnya termasuk kaki, semuanya berwarna silver. Karena keunikan inilah orang-orang di Amerika Selatan selalu memburunya. Adapun keuntungan memburu hewan ini yaitu dalam kondisi hidup nilainya sungguh fantastis yakni bisa mencapai $500-$1000 USD (Rp7.500.000 - 15.000.000).

Makin besar kumbang tersebut maka semakin mahal harganya. Berlaku juga sebaliknya, makin kecil maka makin murah. Kendati demikian, perburuan berlebihan menyebabkan hewan ini tidak bisa beregenerasi populasinya. Bahkan untuk ukuran juvenillenya yang berkisar antara 1 cm, orang-orang sudah memburunya duluan sebelum kumbang ini berkembang biak dan memperbanyak keturunan.



Lantas apa tujuan dari kumbang ini membentuk permukaan silver pada seluruh tubuhnya. Tujuan utamanya yaitu untuk memantulkan cahaya. Dengan warna seperti ini kumbang Chrysina limbata tidak bisa diamati oleh predator-predator potensial. Morfologi tubuh ini sudah tercipta jutaan tahun yang lalu sehingga warna silver pada tubuhnya merupakan adaptasi paling sempurna pada spesies ini.

Beberapa predator yang masih memiliki mata sederhana tidak bisa melihat kumbang ini akibat cerahnya pantulan cahaya yang bisa dihasilkan oleh kumbang ini. Sehingga beberapa predator memilih meninggalkan kumbang ini karena insting berbahaya yang muncul dari persepsi mereka. Namun untuk predator yang memiliki mata kompleks pun dibuat takut akan keberadaan kumbang ini, karena insting mereka telah terlatih untuk mengetahui bahwa makin indah warnanya makin berbahaya binatang tersebut.



Bila kita balik tubuh hewan ini maka warna silverpun sampai mewarnai bagian bawah tubuhnya. Namun warna silver pasa bagian bawah kumbang ini tidak begitu kinclong seperti bagian atas tubuhnya. Bila kita perhatikan, warnanya justru mirip platinum. Hal inilah yang membuat para kolektor kumbang semakin menyukai binatang ini. Bagian atas berwarna silver dan bagian bawah berwarna platinum membuat hewan ini terlihat sangat berharga.

Lapisan exoskeleton dari hewan ini terbuat dari zat kitin yang membuat kumbang ini memiliki ketahan tubuh yang kuat. Dari segi kekerasan, binatang ini berada di bawah kumbang Rhinoceros beetle namun tetap saja sudah cukup kuat untuk menahan tubuhnya dari benturan. Meskipun kumbang ini Indah, namun populasi berlebihan dari hewan ini telah diteliti dapat merusak pertanian dan perkebunan karena sebagian besar diet dari hewan ini berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Itu dia indahnya kumbang perak bernama Chrysina limbata. Tampaknya keberadaan binatang ini sudah semakin jarang terlihat di Amerika Selatan. Penemuan kumbang ini di alam liar kini semakin sulit akibat perburuan berlebihan untuk dijual. Bahkan bila kumbang dijual dalam kondisi sudah mati pun masih laku karena dapat dengan mudah diawetkan kemudian disegel dengan resin sehingga menjadi pajangan menarik. Setelah melihat kumbang ini, apakah gansis ingin memilikinya? tuliskan di kolom komentar!