- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sulivan & Mae, Kisah sepasang cindaku

TS
soonmay
Sulivan & Mae, Kisah sepasang cindaku
10.6K
112

Kebenaran bukan untuk semua orang tapi hanya buat yang mencarinya.
Bersama ini aku persembahkan luka jiwa, sakit dan duka penderitaan ku dalam situasi pahit dan naungan awan gelap kesedihan kepada Mu. Sisa cinta yang patah tinggal tangisan dalam penjara waktu.
Oh apakah yang sedang terjadi pada diriku? Setiap detik ditindas sepi. Merana terkulai disudut kesengsaraan.
Ya Allah kuatkanlah jiwaku dan temani aku, jangan aku, Kau tinggalkan!
Prakata.
Sulivan dan Mae tidak menyadari bahwa mereka diwariskan dari orang tua mereka masing2 sebuah yang mungkin dianggap sebuah kutukan bagi orang kebanyakan.
Warisan itu bukan berupa harta atau sebidang tanah, namun warisan berupa semacam khodam yang diperoleh dari mendalami sebuah ilmu silat di sumatra tengah, khodam itu bisa sewaktu-waktu merasuki mereka tanpa kemauan mereka sendiri. Mereka bisa tiba-tiba berkelakuan seperti harimau dan memiliki kekuatan yang tidak biasa.
Orang sumatra sendiri menyebutnya sebagai Cindaku. Atau orang yang bisa berubah menjadi harimau, atau orang yg punya piaraan ilmu "harimau".
Bagi yang mewarisi ilmu ini tentu bisa menjadi aib tersendiri, bila tanpa disadari atau tanpa disengaja di tempat umum ia tiba2 berubah menjadi "harimau" dan membuat kehebohan dan ketakutan khalayak ramai.
Ilmu silat itu diperoleh orang tua Sulivan yang seorang tentara ketika orang tuanya dikirim ke Sumatra tengah untuk menumpas pemberontakan PRRI tahun 1958.
Sebuah peristiwa politik yaitu pembentukan pemerintahan tandingan di Bukit tinggi yang bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Kemudian Soekarno melakukan operasi militer untuk menumpas gerakan itu.
Berbulan-bulan di hutan, hingga orang tua Sulivan suatu ketika bertemu seorang sepuh yang dikenal sebagai Datuak Balang yang mengajarkan ilmu silat harimau. Namun ternyata ilmu itu bukan sekedar ilmu olah tubuh biasa, ada semacam perjanjian dengan khodam tertentu dimana bagi siapa yang mendalami ilmu tersebut akan auto terwariskan kepada salah satu keturunannya kelak tanpa bisa di tolak.
Berbeda dengan keturunan pada anak laki2 yang mewarisi ilmu itu, bila khodam itu datang biasanya si pewaris akan tiba2 memiliki kemampuan silat harimau, tapi bagi keturunan yang berjenis kelamin wanita, kemampuan silat itu tidak terlalu kelihatan, namun munculnya berupa sakaw, rasa haus darah segar yang tak tertahan, yang tidak boleh tidak harus dipenuhi, dan darah yang diinginkan haruslah darah dari seorang bayi. Seorang cindaku wanita bisa menghisap darah seorang bayi hanya lewat tatapan mata. Setelah darah bayi itu dihisap maka bayi itu pun biasanya tak lama akan meninggal karna kekurangan darah.
Mae sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa terwariskan sebagai cindaku dari orang tuanya. Setelah bertemu dengan Sulivan ia baru mengetahui hal ikhwal mengenani cindaku, dan mencoba menelusurinya.
Sulivan dan Mae mencoba mencari jalan untuk memutus pengaruh warisan yang dianggap aib itu, tapi bisakah?
***
Banyak yang menyebut era 90-an adalah era emas. Mengapa begitu? Mungkin karena hal-hal yang klasik akan menjadi vintage di suatu saat?
Secara teori, generasi 90an termasuk dari kategori Gen Y.
gaya wanita memakai kemeja laki-laki yang kebesaran mulai jadi tren. Pada era 90an banyak gebrakan style termasuk wanita yang memakai kemeja oversize. Style seperti ini ada di film Pretty Woman dan dipopulerkan oleh Julia Roberts
Rantai di bagian celana juga turut dipopulerkan di era ini, jika para lelaki sudah menggunakan rantai pada celananya akan terlihat keren dan di era sekarang tampaknya style seperti itu kembali tren.
Wanita yang memakai hijab belum menjadi tren saat itu, aturan seragam sekolah belum terlalu ketat hingga beberapa siswi sekolah ada yang mengenakan rok sedikit mini dan ketat bukan pemandangan yang aneh.
Perangkat teknologi awal 90 an belum semaju seperti saat ini, dulu belum ada HP sehingga media komunikasi jarak jauh masih memakai telpon dan surat, yang memilik pesawat telpon pun masih jarang.
Media hiburan masih didapat dari televisi, radio, majalah dan radio kaset atau video kaset. Untuk mencetak foto pun memerlukan waktu yg lama karna foto masih harus diambil dengan kamera yang menggunakan klise atau rol film kemudian di cetak.
Di era 90an orang tua yang memiliki anak cewek umumnya sangat protektip, terutama bapaknya, mereka tidak mengijinkan anak gadisnya untuk pacaran, para cowok yang mencoba mendekati anak gadisnya tak pelak mengalami pengusiran baik secara halus maupun kasar.
Bagi yang lagi pacaran media komunikasi masih umum menggunakan surat menyurat, tapi justru disini indahnya, betapa kita dipaksa untuk bisa menulis surat dengan indah, setiap kata yg ditulis dipikir berkali-kali dulu sebelum nya, setiap kata ditulis penuh kehati-hatian dan setiap guratan pena bisa terlihat mewakili perasaan orang yang menulisnya. Surat dibaca berkali dulu, sebelum memutuskan untuk mengirim surat itu kepada pacar.
Sehingga menunggu hadirnya tukang pos ke rumah adalah momen yang bikin deg degan karna kita ingin segera tau balasan surat dari sang pacar.
****
PART 1
Love At First Sight
It's the feeling you get when you don't want a moment to end because you feel a connection with another person that you haven't felt before.
Tembok Berlin baru saja diruntuhkan pada 9 November 1989, lima hari setelah setengah juta orang berkumpul melakukan protes masssal di Berlin Timur. Tembok yang berdiri sejak tahun 1961 itu akhirnya roboh dan menyatukan kembali jerman barat dan timur menjadi negara demokrasi. Begitulah berita dikoran pagi itu.
Sulivan bergegas untuk pergi ke sekolah, setelah setengah jam memompa air dengan pompa tangan untuk mengisi bak mandi.
Jaman itu pompa air listrik masih merupakan barang mewah, orang masih umum menggunakan pompa air tangan atau menimba air dari sumur untuk memperoleh air, adapun pompa listrik hanya kalangan yang mampu saja yang menggunakan.
Setelah mandi disambarnya baju seragam putih yang sudah koyak bagian kerahnya dan celana pendek biru. Hari itu hari pertama masa orientasi masuk SMA.
Kedua ortunya sedang berada diluar kota sedang mengunjungi nenek yang tengah sakit keras sehingga Sulivan mengurus segala sesuatu dirumah sendiri, dua adiknya yang satu laki2 bernama Haris udah SMP sementara yang bungsu adik perempuannya, Ghea menginjak kelas 6 SD. Setelah membuatkan nasi goreng dari sisa nasi kemarin yang hanya cukup buat kedua adiknya, sedang Sulivan hanya dengan seteguk teh manis anget sebagai sarapan pagi, dia melangkahkan kaki, berjalan 500 meter menuju sekolahya, sambil menyandang tas dekil berisi buku catatan, setelah mengantar adik perempuannya terlebih dulu yang sekolah tidak jauh dari rumah.
Hangat mentari pagi memanaskan semangatnya untuk menyambut hari pertama masuk SMA, suasana baru, teman-teman baru dan masa yang baru sebagai remaja yang penuh gelora. Dia sengaja memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya, meski nilai ujian akhir SMP nya cukup tinggi untuk masuk SMA favorit, namun dengan pertimbangan jarak yang jauh dan butuh ongkos untuk ke sekolah favorit, dia memutuskan untuk daftar di SMA terdekat saja yang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki, itung2 mengurangi beban keluarga. Bapaknya yang hanya pensiunan tentara dan kini menjadi petugas keamanan di Bandara, mempunyai 5 orang anak. Dua kakak perempuan Sulivan telah menikah dan tinggal di lain kota, sementara ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.
Sementara itu 2 kilometer dari tempat tinggal Sulivan, Anita Mae yang berparas cantik sedang mengemas jajanan pasar yang siap untuk dibawa ke pasar untuk dititipkan di warung2 di pasar. Mae dan ibunya sudah dari subuh membuat aneka kue jajanan pasar sebagai mata pencaharian mereka.
Ibunya yang seorang Tionghoa itu sudah lama menjanda, sejak Mae masih SD. Ayah Mae mati bunuh diri, bermula dari sebuah drama perselingkuhan yang tragis. Ketika Mae masih SD, ibunya ketahuan selingkuh dengan seorang pengusaha. Ayah Mae lalu ngamuk dan hilang kendali kemudian menembak kepala selingkuhan istrinya itu hingga pecah, cairan otak dan darah lelaki pengusaha itu berceceran dilantai, ayah Mae yang sudah dirasuki setan kemarahan itu meraup cairan otak dan darah yang tercecer dengan kedua tangannya dan memakannya, setelah itu dia memasukan ujung pistol kemulutnya sendiri dan melepaskan tembakan kedalam rongga mulutnya sendiri.
Telah lalu kejadian itu ibunya Mae tidak pernah lagi berfikir untuk menikah lagi, trauma kejadian itu begitu dalam membekas dan rasa bersalah yang terus menghantui membuatnya untuk tetap menjanda meski harus berjuang sebagai single parent membesarkan anak-anaknya dengan berjualan kue.
Pagi itu Mae berjalan kaki ke pasar sambil membawa bungkusan berisi aneka kue ke pasar yg tidak jauh dari rumahnya untuk dititipkan ke warung, setelah itu ia buru-buru berjalan menuju sekolahan.
Sulivan dengan sepasang sepatu usang satu-satunya dan kaos kaki yang sudah kendor yang membalut kakinya, akhirnya mendarat di halaman sekolahnya yang baru.Sekolah yang cukup luas dan rindang oleh pohon akasia yang berdiri kokoh di samping lapangan basket, dan softball serta lapangan upacara. Sulivan yang pemalu hanya menyendiri menyaksikan orang-orang baru yang dilihat untuk pertama kalinya itu dari tempatnya berdiri di bawah pohon akasia. Keadaannya yang berasal dari keluarga pas-pasan membuatnya selalu diliputi rasa rendah diri dan canggung bila berhadapan dengan orang yang baru dikenal. Tapi bila dia sudah kenal dekat dengan seseorang dia akan cepat akrab dan tak segan lagi mengobrol panjang lebar. Semua siswa masih memakai seragam SMP biru putih untuk hari itu.
Bersambung...



naufal2006 dan 12 lainnya memberi reputasi
12
Berikan Komentar
Tampilkan semua post

TS
soonmay
#83
Be Yourself 3
Pagi itu hawa dingin masih terasa meski sudah pukul 10:00. Mae bangkit dari duduk nya untuk berkeliling melihat keadaan sekitar rumah Alia yang sangat luas hampir 900 meter persegi luasnya. Deretan pohon jati sengaja di tanam di halaman belakang yang biasa buat latihan nembak. Mae nampak sedang ngobrol dengan mang iha ketika ivan menghampiri Mae. Mang iha sedang menjemur biji kopi hasil kebun. Ada beberapa pohon kopi yang sengaja di tanam sekedar buat konsumsi sendiri.
Ini kopi jenis apa mang, baru panen ya? Tanya ivan
Ini jenis robusta, hasil metik tiga hari lalu, segini mah sedikit, lagi banyak careuh (musang) buah kopinya di makanin careuh, tutur mang iha sambil membolak balik biji kopi yang sedang di jemur.
Kalo kulit biji kopinya bisa di konsumsi juga ga mang?, tanya Mae
Oh bisa juga neng, tapi harus di fermentasi dulu, rasanya asem2 gitu neng ada manisnya juga, kalo diseduh air panas, nanti ya cobain kebetulan ada yang udah siap di konsumsi, Si neng Alia mah seneng banget sama seduhan kulit kopi teh.
Iya mang, jadi penasaran rasanya kek apa, kamuh udah pernah coba belom van?
Udah pernah sih dulu tp udah lama belom pernah nyobain lagi, rasanya tuh mirip rosela gitu deh, seger.
Nah bener van kaya rosela rasanya, sambung mang iha
Oh gitu
Kita mau liat-liat kesana dulu ya mang, nanti mau ya cobain seduhan kulit kopinya, kata Mae
Oh iya neng, siaap nanti mang iha buatin.
Ivan dan Mae pun berjalan ke halaman belakang yang ada kandang kambing dan juga kandang ayamnya. Nampak Tumpukan karung kotoran kambing dan ayam yg di kumpulkan sebagai pupuk kandang.
Eh van gimana kalo kita buka usaha ayam bakar aja, kek nya masih jarang ya kan di pasar , banyaknya ayam goreng, ujar Mae tiba2 dapet ide ketika melihat ayam2 di kandang.
Hmm boleh juga, kamu ga takut bau asep emang?
Halaah cuma asep doang mah tinggal mandi beres, kan ntar kamu yg bagian bakar2 hehehe
Gampanglah soal bakar2 mah, kita harus punya freezer buat nyetok ayam yg udah di bumbuin, jd ga harus tiap hari masak ngolah ayam, buat minimalisir basi juga kalo punya freezer.
Nah betul juga, harus ada freezer, kamu buruan ntar tanya2 kalo2 ada tempat yg disewa atau di jual, kecil juga tempatnya gapapa.
Iya nanti aku coba tanya2.
Alia dan Bayu nampak berjalan ke arah ivan dan Mae berada. Bayu nampak sangat sumringah dan akrab dengan Alia. Sepertinya Alia pun mulai suka sama Bayu.
Eh kita jalan ke ke bukit yuk, ajak Alia ke ivan dan Mae
Ada apa di atas bukit?
Disana ada telaga gitu, indah deh, yuk kesana, sambil bawa senapan angin ntar, Bayu ingin latihan nembak bajing atau musang katanya
Ayo lah, tapi aku ganti celana pendek dulu ah kata Mae dan ivan, biar bisa main air di telaga.
Setelah mengganti celana panjang dengan celana pendek, ivan dan bayu memanggul senapan angin, Alia dan Mae yang memakai hotspan membawa tas ransel kecil berisi minuman dan makanan kecil.
Mereka pun berjalan menyusuri tepi sungai menuju sebuah bukit di belakang rumah Alia, Sireng tanpa dikomando mengikuti dari belakang. Kicau burung dan serangga bersautan ketika mereka sampai di kaki bukit yang rindang dengan pepohonan, mereka menyusuri jalan setapak agak menanjak sambil sesekali mendongakan kepala ke atas pepohonan yang dilalui menilik kalau2 ada bajing atau musang.
Ada gak orang yang tinggal diatas bukit ini, Lia? Tanya Mae
Ada sih satu rumah ditinggali seorang wanita usia 50 tahunan diatas sana, dia tinggal sendiri disana bersama seekor anjingnya.
Tinggal sendirian??
Iya sendiri, aku juga gak terlalu tau ceritanya kenapa dia tinggal sendiri, orang nya agak jutek gitu, kata orang sih dia dulu depresi dan ngebunuh suaminya yang tukang mabuk2an, konon suaminya sering nyiksa mukulin dia, kalo keinginannya gak dipenuhi, anak2nya ikut keluarga mendiang suaminya. Ada juga yang bilang dia dukun, sesekali dia turun bukit untuk ngejual jagung, ubi, atau ketela buat di tukar dengan beras, minyak dan yang lain.
Kenapa dia gak di penjara kalo emang ngebunuh suaminya?
Karna dianggap dia mengalami gangguan jiwa jadi gak di hukum pidana.
Oh gitu, tragis juga ya, tapi berani juga ya dia tinggal sendirian.
Sesampai di tanah yang agak lapang, ivan dan Bayu berkeliling memperhatikan ranting2 pohon mencari bajing dan musang. Mae dan Alia duduk dibawah pohon untuk minum dan mengobrol.
Bayu tergoda untuk menembak kelelawar yang bergelantungan di pucuk2 pohon, namun ivan melarang, karna bukan hewan hama yang terlalu mengganggu.
Tuh yu ada musang di pohon aren
Oh iya, Bayu pun segera memompa senapan angin, lalu coba membidik dan derrrr!!!
Yah gak kena euy, kata Bayu sambil mencoba memompa dan membidik sekali lagi.
Derrrr!!!
Kali ini tembakan Bayu mengenai sasaran. Musang itu jatuh dari atas pohon.
Yesss kena van, kena! teriak Bayu puas. "ayo kita liat musangnya! "
Weis udah jago sekarang lo yu, puji Alia. Bayu sumringah
Ivan dan Bayu pun berlari menuju pohon aren yang tumbuh di semak-semak itu.
Saat sampai di dekat pohon aren Bayu dan ivan terkejut mendapati ada seorang wanita beruban dengan wajah dingin menyembul dari semak tempat musang itu jatuh.
Siapa kalian? Tanya wanita itu dengan sorot mata sinis
Bayu dan ivan cuma diam, masih kaget dengan kemunculan wanita itu.
Ngapain kalian disini?? Ini tanah saya!! Enyah kalian dari sini!!
Kami lagi berburu musang Bi, jawab ivan
Oh jadi kamu yg nembak musang ini? Ini jatah buat anjing saya, kata wanita itu sambil mencekik leher musang itu.
I.. Iya Bi gpp
Ada apa yu? Teriak Alia dari tempatnya duduk, yang melihat Bayu dan Ivan nampak sedang bicara dengan seseorang. Alia dan Mae pun datang menghampiri Bayu dan ivan.
Saat tiba Alia dan Mae di dekat pohon aren itu, kini giliran si wanita itu yang nampak terkejut melihat Mae.
Oh jadi kamu Ratu Sima yang ngusir harimau2 suruhan saya tadi pagi, ujar wanita itu sambil melotot dan menunjuk Mae.
Bayu ivan dan Alia cuma bengong saling pandang mendengar ucapan wanita itu.
Tiba2 terdengar suara auman harimau disekitar situ namun tidak kelihatan wujudnya.
Keempat remaja itu kaget bukan kepalang mendengar suara auman harimau yg sangat dekat di sekitar mereka.
Mae yang merasa jadi tertuduh sebagai ratu sima nampak bingung gak ngerti dengan apa yg dimaksud oleh wanita itu, tapi Mae mencoba tenang, karna sebelumnya Alia cerita kalau wanita itu mengalami gangguan jiwa jadi wajar aja kalau ucapannya ngaco.
Sebaiknya kita pergi aja dari sini, bisik Alia. Ivan Bayu dan Mae mengangguk tanda setuju
Bersambung...
Ini kopi jenis apa mang, baru panen ya? Tanya ivan
Ini jenis robusta, hasil metik tiga hari lalu, segini mah sedikit, lagi banyak careuh (musang) buah kopinya di makanin careuh, tutur mang iha sambil membolak balik biji kopi yang sedang di jemur.
Kalo kulit biji kopinya bisa di konsumsi juga ga mang?, tanya Mae
Oh bisa juga neng, tapi harus di fermentasi dulu, rasanya asem2 gitu neng ada manisnya juga, kalo diseduh air panas, nanti ya cobain kebetulan ada yang udah siap di konsumsi, Si neng Alia mah seneng banget sama seduhan kulit kopi teh.
Iya mang, jadi penasaran rasanya kek apa, kamuh udah pernah coba belom van?
Udah pernah sih dulu tp udah lama belom pernah nyobain lagi, rasanya tuh mirip rosela gitu deh, seger.
Nah bener van kaya rosela rasanya, sambung mang iha
Oh gitu
Kita mau liat-liat kesana dulu ya mang, nanti mau ya cobain seduhan kulit kopinya, kata Mae
Oh iya neng, siaap nanti mang iha buatin.
Ivan dan Mae pun berjalan ke halaman belakang yang ada kandang kambing dan juga kandang ayamnya. Nampak Tumpukan karung kotoran kambing dan ayam yg di kumpulkan sebagai pupuk kandang.
Eh van gimana kalo kita buka usaha ayam bakar aja, kek nya masih jarang ya kan di pasar , banyaknya ayam goreng, ujar Mae tiba2 dapet ide ketika melihat ayam2 di kandang.
Hmm boleh juga, kamu ga takut bau asep emang?
Halaah cuma asep doang mah tinggal mandi beres, kan ntar kamu yg bagian bakar2 hehehe
Gampanglah soal bakar2 mah, kita harus punya freezer buat nyetok ayam yg udah di bumbuin, jd ga harus tiap hari masak ngolah ayam, buat minimalisir basi juga kalo punya freezer.
Nah betul juga, harus ada freezer, kamu buruan ntar tanya2 kalo2 ada tempat yg disewa atau di jual, kecil juga tempatnya gapapa.
Iya nanti aku coba tanya2.
Alia dan Bayu nampak berjalan ke arah ivan dan Mae berada. Bayu nampak sangat sumringah dan akrab dengan Alia. Sepertinya Alia pun mulai suka sama Bayu.
Eh kita jalan ke ke bukit yuk, ajak Alia ke ivan dan Mae
Ada apa di atas bukit?
Disana ada telaga gitu, indah deh, yuk kesana, sambil bawa senapan angin ntar, Bayu ingin latihan nembak bajing atau musang katanya
Ayo lah, tapi aku ganti celana pendek dulu ah kata Mae dan ivan, biar bisa main air di telaga.
Setelah mengganti celana panjang dengan celana pendek, ivan dan bayu memanggul senapan angin, Alia dan Mae yang memakai hotspan membawa tas ransel kecil berisi minuman dan makanan kecil.
Mereka pun berjalan menyusuri tepi sungai menuju sebuah bukit di belakang rumah Alia, Sireng tanpa dikomando mengikuti dari belakang. Kicau burung dan serangga bersautan ketika mereka sampai di kaki bukit yang rindang dengan pepohonan, mereka menyusuri jalan setapak agak menanjak sambil sesekali mendongakan kepala ke atas pepohonan yang dilalui menilik kalau2 ada bajing atau musang.
Ada gak orang yang tinggal diatas bukit ini, Lia? Tanya Mae
Ada sih satu rumah ditinggali seorang wanita usia 50 tahunan diatas sana, dia tinggal sendiri disana bersama seekor anjingnya.
Tinggal sendirian??
Iya sendiri, aku juga gak terlalu tau ceritanya kenapa dia tinggal sendiri, orang nya agak jutek gitu, kata orang sih dia dulu depresi dan ngebunuh suaminya yang tukang mabuk2an, konon suaminya sering nyiksa mukulin dia, kalo keinginannya gak dipenuhi, anak2nya ikut keluarga mendiang suaminya. Ada juga yang bilang dia dukun, sesekali dia turun bukit untuk ngejual jagung, ubi, atau ketela buat di tukar dengan beras, minyak dan yang lain.
Kenapa dia gak di penjara kalo emang ngebunuh suaminya?
Karna dianggap dia mengalami gangguan jiwa jadi gak di hukum pidana.
Oh gitu, tragis juga ya, tapi berani juga ya dia tinggal sendirian.
Sesampai di tanah yang agak lapang, ivan dan Bayu berkeliling memperhatikan ranting2 pohon mencari bajing dan musang. Mae dan Alia duduk dibawah pohon untuk minum dan mengobrol.
Bayu tergoda untuk menembak kelelawar yang bergelantungan di pucuk2 pohon, namun ivan melarang, karna bukan hewan hama yang terlalu mengganggu.
Tuh yu ada musang di pohon aren
Oh iya, Bayu pun segera memompa senapan angin, lalu coba membidik dan derrrr!!!
Yah gak kena euy, kata Bayu sambil mencoba memompa dan membidik sekali lagi.
Derrrr!!!
Kali ini tembakan Bayu mengenai sasaran. Musang itu jatuh dari atas pohon.
Yesss kena van, kena! teriak Bayu puas. "ayo kita liat musangnya! "
Weis udah jago sekarang lo yu, puji Alia. Bayu sumringah
Ivan dan Bayu pun berlari menuju pohon aren yang tumbuh di semak-semak itu.
Saat sampai di dekat pohon aren Bayu dan ivan terkejut mendapati ada seorang wanita beruban dengan wajah dingin menyembul dari semak tempat musang itu jatuh.
Siapa kalian? Tanya wanita itu dengan sorot mata sinis
Bayu dan ivan cuma diam, masih kaget dengan kemunculan wanita itu.
Ngapain kalian disini?? Ini tanah saya!! Enyah kalian dari sini!!
Kami lagi berburu musang Bi, jawab ivan
Oh jadi kamu yg nembak musang ini? Ini jatah buat anjing saya, kata wanita itu sambil mencekik leher musang itu.
I.. Iya Bi gpp
Ada apa yu? Teriak Alia dari tempatnya duduk, yang melihat Bayu dan Ivan nampak sedang bicara dengan seseorang. Alia dan Mae pun datang menghampiri Bayu dan ivan.
Saat tiba Alia dan Mae di dekat pohon aren itu, kini giliran si wanita itu yang nampak terkejut melihat Mae.
Oh jadi kamu Ratu Sima yang ngusir harimau2 suruhan saya tadi pagi, ujar wanita itu sambil melotot dan menunjuk Mae.
Bayu ivan dan Alia cuma bengong saling pandang mendengar ucapan wanita itu.
Tiba2 terdengar suara auman harimau disekitar situ namun tidak kelihatan wujudnya.
Keempat remaja itu kaget bukan kepalang mendengar suara auman harimau yg sangat dekat di sekitar mereka.
Mae yang merasa jadi tertuduh sebagai ratu sima nampak bingung gak ngerti dengan apa yg dimaksud oleh wanita itu, tapi Mae mencoba tenang, karna sebelumnya Alia cerita kalau wanita itu mengalami gangguan jiwa jadi wajar aja kalau ucapannya ngaco.
Sebaiknya kita pergi aja dari sini, bisik Alia. Ivan Bayu dan Mae mengangguk tanda setuju
Bersambung...



wahyujayasagita dan 6 lainnya memberi reputasi
6
Tutup