handarunaufalAvatar border
TS
handarunaufal
Aku Tidak Melakukan Apapun


Aku Tidak Melakukan Apapun




Cerita ini ku persembahkan untuk......


Ketika roda kehidupan sulit untuk di mengerti, apa kita tetap harus diam dan terus berpikir? Ada saatnya kita memang harus melangkah maju, melangkah untuk menuju masa depan yang indah.

Masa lalu yang kelam biarkan menjadi cerita yang terus terkenang, mengisi lembar-lembar kertas kehidupan.

Daun-daun yang telah jatuh tidak mungkin akan kembali ke tempat asalnya, biarkan daun-daun baru menggantikannya.

Metamorfosa sempurna harus kita lakukan, agar kita menjadi kupu-kupu indah yang terbang bebas, bukan berhenti menjadi ulat yang menjijikan.

Tapi cerita tidak berhenti disitu, karena kita tidak tahu akhir cerita yang sebenarnya tentang kehidupan.


Handaru Naufal






Opening Theme Song









DAFTAR ISI


Quote:





DAFTAR ISI


Quote:




Quote:
Diubah oleh handarunaufal 01-06-2023 08:15
rinandya
candradimuko378
oktavp
oktavp dan 38 lainnya memberi reputasi
39
201.8K
1.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
handarunaufalAvatar border
TS
handarunaufal
#1005
Part 14 : Cerita dan Rahasia



Jujur saja, gua masih ambigu dengan ucapan Fanny tentang 'melayani.

"Maaf Fanny, melayani seperti apa?"

"Bukannya Tuan Daru seharusnya sudah mengerti."

Fanny membuka pakaian bagian atasnya, dengan sigap dan tegas gua menghentikan perbuatannya.

"Aku tidak ingin, saat ini aku hanya mau mengobrol."

Fanny cukup terkejut, bagaimana tidak? Gua sudah bisa membaca apa yang dia pikirkan, bagaimana mungkin seorang pria menolak wanita cantik dan mulus sepertinya. Itu pasti yang dia pikirkan. Ada ekspresi kekecewaan dalam wajahnya, dia merasa rendah diri dan malu.

"Ini pertama kalinya seseorang menolakku."

"Kamu cantik, tapi aku lelah."

Fanny tersenyum kecil, sepertinya ucapan gua sedikit menyenangkannya.

"Jadi..."

"Aku ingin tahu ceritamu."

Mata Fanny terbelalak, aneh rasanya gua mengucapkan sesuatu seperti itu, ketika gua baru saja berjumpa dengannya. Tapi gua yang sekarang, punya rasa penasaran yang tinggi terhadap cerita orang lain.

"Apa yang ingin kamu ketahui? Bukankah terlalu cepat untuk menguliti rahasia orang lain."

"Aku bilang tentang cerita, bukan rahasia. Bukankah dalam sebuah cerita, tidak harus menceritakan sebuah rahasia."

"Kenapa kamu tidak memulainya terlebih dulu?"

Wanita ini cukup pintar, dia sangat berpengalaman. Dia tidak menceritakan tentang dirinya. Yah, sudah sewajarnya. Untuk seseorang yang hidup dalam keadaan seperti ini, dia tidak akan mudah terbuka dengan orang lain.

"Baiklah, jika kamu tidak percaya denganku. Aku akan memulainya."

"Aku akan mendengarnya."

"Namaku Handaru, ayahku kriminal, ibuku pramuria, kakak ku pembunuh, dan adik yang paling ku cintai di bunuh oleh kakak ku."

Cerita yang singkat dan padat, namun bisa menjelaskan semuanya tentang diri gua. Fanny terdiam, kami berdua cukup lama terdiam sejenak dalam pikiran kami masing-masing, sepertinya Fanny mencoba memikirkan perkataan yang tidak akan menyakiti hati. Dia lebih peka daripada kelihatannya.

"Aku akan menceritakan tentang diriku." Ucap Fanny

Dia mendekatkan kepalanya dan berbaring di bahu gua, kemudian dia mengenggam tangan kanan gua.

"Aku terlahir sebagai anak koruptor, ketika ayahku skandalnya terungkap, dia pergi untuk mengakhiri dirinya sendiri. Aku tidak memiliki seorang saudara, karena aku anak tunggal. Aku hidup bersama dengan ibuku. Ternyata hutang ayah sangat banyak, ibu ku berjuang keras untuk melunasi hutang kami. Tapi, dunia tidak sebaik kelihatannya..."

Air mata keluar dari kedua matanya, gua usap perlahan air mata itu dan mencoba menenangkannya.

"Jika kamu ingin berhenti, silahkan. Aku tidak memaksamu untuk menceritakan semuanya."

Senyum tipis yang sangat cantik terlihat dari sudut bibirnya. Dia menyeka air matanya dan melanjutnya ceritanya.

"Sepanjang hidupnya ibuku bekerja, tidak bisa melunasi hutang yang ditinggalkan ayahku. Bahkan, bunganya pun tidak. Ibuku jatuh sakit dan meninggal dunia. Sampai akhirnya aku hidup seorang diri."

Fanny kembali terdiam. Gua melihat ke arah wajahnya. Dia jelas lebih tua beberapa tahun dari gua, tapi gua tidak bisa membohongi perasaan sendiri. Fanny sangat cantik, bahkan. Lebih cantik dari Laila. Memang dia tidak secantik Renata, tapi dia punya kecantikan yang tidak dimiliki oleh Renata ataupun Laila. Gua tidak pernah tahu apa itu, aku akan mencari tahu, sampai gua bisa menemukan jawabannya.

Fanny menarik nafas dalam dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Itu tidak merubah apapun, para penagih hutang tetap datang dan bahkan memaksaku untuk mengikuti kemauan mereka, aku tidak bisa menolak, karena aku tidak bisa melakukan apapun."

Dia sama sepertiku, hanya bisa pasrah akan keadaan.

"Aku dijual oleh mereka, aku dipaksa untuk melakukan pekerjaan hina. Aku sangat depresi dan ingin sekali mengakhiri hidupku saja. Sampai, Bahar datang dan menyelamatkanku."

"Bahar?"

"Ya, Bahar. Orang yang sama, yang membawamu kesini."

Gua pikir Bahar adalah orang jahat, dia ternyata menyelamatkan hidup orang. Tapi, bukankah caranya aneh, kenapa Bahar malah membawa Fanny kesini.

"Kenapa Bahar tidak membawamu kabur ketempat lain dan malah membawamu kesini?"

"Kamu belum mengenal Bahar, kamu akan tahu alasannya suatu saat nanti."

Yah, untuk sekarang memang gua tidak mengenal Bahar, betapa kotornya pikirannya gua, sempat terlintas pikiran jelek tentang Bahar. Hanya saja, gua tidak bisa mempercayai siapapun, semenjak kejadian Fauzan.

"Kemudian..." Fanny melanjutkan ceritanya "aku bertemu dengan bos, bos tidak melirikku sama sekali, malahan dia berbicara ke Bahar, 'untuk apa kamu membawa sampah sepertinya kesini, ayahnya adalah sampah dan kamu malah mengumpulkan sampah di sini?', sejujurnya aku terkejut, bagaimana dia bisa mengenal ayahku. Ternyata, setelah aku cari tahu. Bos adalah orang dibalik semua penderitaanku."

"Bos gemuk itu?"

"Benar, kamu tahu namanya?"

"Siapa namanya?"

"Amar Ma'ruf"

Namanya sangat bagus, yang artinya. Menegakkan kebenaran. Lalu, mengapa dia malah melakukan kemungkaran?

"Lalu, apa yang kamu lakukan disini?"

"Hmm apa ya, makan dan tidur mungkin."

"Lalu, kenapa kamu mau melayaniku?"

"Hahaha, aku penasaran denganmu. Asal kamu tahu, Bahar hanya pernah membawa 3 orang kesini dan yang ketiga adalah kamu. Oh iya, aku yang kedua."

"Siapa yang pertama?"

"Syasya."

"Artinya aku adalah satu-satunya pria yang dibawa olehnya?"

"Hmm bisa dibilang begitu, kenapa kamu mau diajak oleh Bahar kesini?"

"Aku tidak diajak, aku yang mengatakan kepadanya untuk kesini."

"Ah, aku mengerti...." Fanny mengambil ikat rambutnya dan mengikat rambutnya kepang kebelakang, aku benar-benar terangsang melihatnya seperti itu. Apalagi wangi yang keluar dari tubuhnya, benar-benar membuatku merinding.

Sampai tiba-tiba, sebuah pisau kecil tiba-tiba menempel di leherku, aku tidak bisa melihat gerakannya sama sekali. Gerakan itu sangat terlatih dan benar-benar berpengalaman.

"Apakah kamu polisi!?" Tanya Fanny

"Bukan. Aku bukan polisi."

"Baumu seperti tikus. Aku tidak pernah suka dengan bau tikus sepertimu, apa tujuanmu datang kesini?"

"Tujuan? Tujuanku hanya bertahan hidup, aku melakukan kesalahan dengan salah satu anak buah bos. Lalu, jika aku melawan, aku pasti kalah. Aku memutuskan, lebih baik aku bergabung."

Tekanan pisau itu semakin dalam, bahkan rasa sakit mulai terasa dan darah dari leherku menetes perlahan.

"Jika kamu tikus, aku yang akan membunuhmu."

Fanny menarik pisaunya dan pergi menjauh keluar kamar, aku memanggilnya sebelum dia pergi.

"Fanny."

Fanny menoleh.

"Jadi semua yang kamu ceritakan tadi adalah kebohongan?"

Fanny tidak menjawabnya dan tetap berjalan keluar dari kamar. Sepertinya, mereka mencurigai gua sebagai mata-mata. Yah, lagian. Gua memang bukan seorang mata-mata, gua menjawab dengan jujur. Gua disini untuk bertahan hidup.
Diubah oleh handarunaufal 01-06-2023 08:17
69banditos
oktavp
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4