Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

getih.sangitAvatar border
TS
getih.sangit
Rumah Sangit
Rumah Sangit
Rumah Sangit



Quote:


Quote:


Spoiler for Disclaimer:


HAPPY READING!!


Diubah oleh getih.sangit 02-06-2023 08:36
rotten7070
arieaduh
letnankimi
letnankimi dan 72 lainnya memberi reputasi
73
63.5K
140
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
getih.sangitAvatar border
TS
getih.sangit
#3
Misteri Rumah Sangit Episode-3: Menyusuri Penjara Demit Peliharaan
Rumah Sangit

Wening suka menceritakan kisah-kisah horor. Pernah suatu hari di kampus ia bercerita bahwa di daerah Patahan, tempat rumah orang tuanya berada, banyak yang memelihara demit. Katanya untuk membantu manusia yang ingin cepat mendapatkan obsesinya melalui ritual pesugihan kepada iblis.

Akhirnya saya teringat dan menyadari, ternyata cerita Wening tentang pesugihan di daerah rumah orang tuanya itu nyata terjadi di keluarganya. Di depan saya sekarang ada lorong yang diapit oleh dua barisan penjara, isinya makhluk-makhluk bertampang mengerikan dengan tubuh dan taring yang seperti terbuat dari api membara. Anehnya, Demit-demit Peliharaan ini tampak tenang dalam sel penjara mereka masing-masing, sama sekali tidak terganggu oleh saya yang barusan masuk ke lorong di tengah penjara mereka. Anehnya juga saya merasa aman, asal mereka tidak menyerang…

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu… Nang, Ning, Ning, Nang…” Suara nyanyian misteris yang terdengar mengalun dari pengeras suara dalam area penjara ini tiba-tiba berhenti.

Saat itu juga, saya menyaksikan Demit-demit Peliharaan mengaum dan melolong keras. Saya spontan menjerit, dan melangkah mundur… Menyebabkan kaki saya menginjak lantai kayu yang berderit keras. Karenanya Demit-demit Peliharaan ini sekarang menoleh kepada saya.

Panik, saya balik badan dan berusaha membuka pintu kayu asal saya masuk barusan… Tapi, pintu itu juga telah terkunci. Satu-satunya cara saya untuk pergi adalah harus terus lari… melalui deretan penjara Demit Peliharaan ini…

Saya lambat laun menyadari, apakah lagu misterius tadi membuat makhlukmakhluk gaib ini diam dan tenang?? Jadi, saya harus menyanyikannya?!

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu~” Tidak ada salahnya mencoba, maka saya pun pelan-pelan menyanyikannya, mengikuti nada yang saya dengar.

Guncangan tubuh Demit-demit Peliharaan tampak berkurang, seakan tidak lagi berusaha kabur dari penjara gaib mereka. Saya yakini, saya harus terus menyanyi sambil berjalan ke ujung ruangan ini.

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu~ Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu~” Suara nyanyian saya semakin keras, dan langkah saya semakin cepat. Suara lantai kayu yang berderit terdengar semakin keras seiring lari saya.

Namun nyatanya, Demit-demit Peliharaan dalam penjara memang jadi tidak lagi memperhatikan saya. Nyanyian ini seperti mantra magis yang fungsinya untuk menenangkan iblis…

Di tengah jalan, saya betul-betul merasa lelah bernyanyi dan berlari… Nyanyian saya terhenti… dan seketika Demit-demit Peliharaan mengaum, melolong, juga semua menatap kepada saya sambil mengguncangguncangkan sel penjara mereka.

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu! Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu!” Saya buru-buru menyanyi lagi, dan berlari menggunakan sisa-sisa tenaga.

Saya terus berlari… terus bernyanyi… Deretan penjara bebatuan penuh Demit Peliharaan ini seolah tidak ada ujungnya. Saya nyaris menyerah…

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu…” Suara saya semakin pelan… Namun, kemudian saya melihat ada pintu kayu di ujung ruangan.

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu…” Tiba-tiba suara nyanyian misterius dari pengeras suara pun keluar lagi. Jadi, saya tidak perlu lagi menyanyi sendiri… Lagu misterius itu sudah membuat Demit-demit Peliharaan tenang kembali.

Saya pun bisa leluasa segera membuka pintu kayu itu, dan melompat memasuki ruangan yang baru. Menyandar di pintu kayu yang telah saya kunci kembali ini, napas saya terputus-putus, dada saya terasa sesak… Saya menjerit sekuat tenaga, dan menangis melepaskan ketakutan. “AAAAAAAAAAAAAGGGRRRHHH!!”

“Sudah bertemu dengan Wenang?” Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan tua dari tengah ruangan gelap ini.

Saya tersentak, kaget. Tapi kini lampu ruangan ini menyala, dan saya lebih takut lagi, karena apa yang saya lihat di sini…

Saya berada di sebuah dapur dan ruang makan berwarna-warni. Nuansanya sangat kontras dengan ruangan-ruangan gelap dan mengerikan sebelumnya, yang penuh pakaian mayat juga Demit Peliharaan. Di sini banyak makanan hangat dan minuman segar di atas meja makannya, dan pada kursi makan di balik meja itu duduk seorang perempuan tua… Ibunya Wening dan Wenang
Diubah oleh getih.sangit 02-06-2023 08:37
rotten7070
itkgid
riri49
riri49 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup