Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

getih.sangitAvatar border
TS
getih.sangit
Rumah Sangit
Rumah Sangit
Rumah Sangit



Quote:


Quote:


Spoiler for Disclaimer:


HAPPY READING!!


Diubah oleh getih.sangit 02-06-2023 08:36
rotten7070
arieaduh
letnankimi
letnankimi dan 72 lainnya memberi reputasi
73
63.5K
140
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
getih.sangitAvatar border
TS
getih.sangit
#2
Misteri Rumah Sangit Episode-2: Menembus Gudang Darah Teman
[Sorry Gan tadinya mau langsung posting 2 episode, tapi ngedadak ada bomb email kerjaan jadi sekalian aja sampe rumah dulu hihihii]

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rumah Sangit


“TOLOOONNGG…!!” Saya menggedor pintu masuk gudang ini. Saya sangat menyesal masuk sini. Terlebih saya marah pada Wenang yang menjebak saya di gudang berdarah ini!

Tempat apa ini?! Kenapa rumah mereka menyimpan pakaian bekas mayat?! Apa maksudnya ini semua teman-teman Wening?! Mereka menjebak saya di sini?! Apa Wening sengaja menjebak supaya saya ke rumahnya ini?! Saya enggak mau mati di sini!!

Di dalam gudang ini sungguh bau sekali… Bau gosong dan bau darah… Penuh tumpukan pakaian seperti bekas mayat… dan ada juga sebuah kursi goyang yang bersimbah darah di antara tumpukan pakaian ini…

Saya takut sekali… Saya tidak mau bernasib begini… Saya tidak mau hanya tinggal pakaian saya yang berdarah di sini… Saya tidak kuat, ingin muntah… Ingin pergi dari sini!! Saya tidak mau mati di sini!!

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu… Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu…” Saya menyadari, ada suara seseorang menyanyikan lagu misterius ini di sini.

Dekat celah pintu yang terbuka di seberang sana… Ada seseorang… Ada seseorang yang meringkuk dalam kegelapan gudang ini… Seseorang yang meringkuk, dengan kedua tangan terpasung di pundaknya!!
Pandangan saya pun menangkap adanya sebuah pintu kayu yang tampak sedikit terbuka di seberang saya… Kalau pintu di belakang saya ditutup dan dikunci, mudah-mudahan pintu di seberang itu bisa jadi jalan keluar saya!!

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu…” Sosok manusia yang meringkuk dengan pasung kayu mengunci kedua tangannya di pundak ini betul-betul sedang menyanyikan lagu misterius itu! Kenapa?!

Pelan-pelan saya bergerak menyusuri dinding, menghindari tumpukan pakaian berdarah dan gosong dengan kursi goyang di tengah gudang. Sepanjang dinding ini pun ada banyak pakaian berdarah yang tergantung… Seolah semua pakaian ditinggalkan tubuh manusianya menguap begitu saja.

Banyak juga pakaian yang menempel di atas saya, sudah tidak ada tubuhnya tapi tetap meneteskan darah… Pakaian siapa ini?! Sungguh mengerikan!! Apa yang mereka lakukan di sini?! Pembantaian di rumah Wening?!

“Nang, Ning, Ning, Nang…” Sosok manusia berpasung kayu itu tiba-tiba berhenti membisikkan nyanyian, dan matanya melirik saya…

Saya terkesiap keras, saking kaget jadi seperti memutus napas saya sendiri. “Halo?” Saya coba memanggilnya, sambil terus mendekat.

“NANG, NING, NING, NANG, NING, EU!!!!!!!!” Sosok manusia berpakaian gosong dan berdarah dengan pasung kayu ini tiba-tiba melompat, bangkit, dan mengejar saya.

“AAARRGGHHHH!! TOLOOONNGG!!” Rasa takut mencabik-cabik jiwa saya dengan dahsyat. Saya spontan berlari menghindari manusia terpasung itu, berputar ke arah yang berlawanan.

“TOLOOONNGG!!” Saya terus menjerit sambil menghindar, tapi terjatuh dan mendarat di tumpukan pakaian berdarah yang bau gosong ini.

Panik, saya buru-buru bangkit. Namun, tubuh saya malah terjebak dan jadi seperti berenang di tumpukan pakaian bau gosong dan berdarah ini. Sementara manusia mengerikan yang menyerang saya juga terus berusaha mendekat dan menyerang saya.

Saya mau menyerah!! Saya tidak mau mati gara-gara dia!! Saya tidak mau mati di sini!! Saya harus terus mendekat ke pintu keluar yang terbuka itu…

Saya terus menjerit sekuat tenaga, mengharapkan bantuan, entah dari siapa. Sambil saya terus bergerak keluar dari tumpukan pakaian mengerikan ini, dan menggapai ke arah celah pintu yang terbuka di sana.

Seketika saya menyadari celah pintu itu sudah sangat dekat. Segera saja saya melompat keluar dari tumpukan pakaian dan menggapainya.

“Tolong… Tolong…” Tak disangka, manusia mengerikan berpakaian gosong dalam pasung kayu berdarah yang mengejar saya itu berkata minta tolong.

Saya sudah di ambang celah pintu keluar itu, dan menatapnya. Siapa dia? Apakah… teman Wening? Seperti kata Wenang, ada temanteman Wening di sini… Tapi, kenapa teman Wening begini tersiksa…??

“MATIII!!!” Tiba-tiba manusia berpasung mengerikan ini menggeram keras dan berlari menyerang ke arah saya.

Tanpa pikir-pikir lagi, saya keluar lewat celah pintu yang terbuka ini dan langsung menutup pintunya lagi. Saya spontan mengunci juga pintu ini, agar manusia mengerikan yang terpasung itu tidak bisa mengejar saya, dan terkunci di gudang pakaian berdarah ini selamanya.

“Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu… Nang, Ning, Ning, Nang, Ning, eu…” Saya sudah keluar dari Gudang Pakaian Berdarah tadi… Kini saya sadari, di ruangan yang baru ini saya mendengar adanya nyanyian misterius ini lagi…

Hanya saja nyanyian yang ada di ruangan berikutnya ini bukan dari seseorang yang menyanyikannya seperti di gudang tadi… Namun, lagu di sini keluar dari pengeras suara, seperti sengaja diputar keras-keras.

Saya belum tahu guna lagu itu untuk apa… Tapi yang kemudian saya ketahui, dan ternyata yang lebih mengerikan lagi, adalah jalan di hadapan saya sekarang ini diapit oleh sel-sel penjara yang berisi Demit Peliharaan…
Diubah oleh getih.sangit 02-06-2023 08:37
fata783
redbaron
riri49
riri49 dan 24 lainnya memberi reputasi
25