New Chapter - Almasih

Part 5

Gua terbangun di sebuah tempat yang aneh, bangunan disini sudah sedikit lebih bagus dan lebih unik daripada bangunan dari tempat King Solomon.

Tapi ada satu hal yang masih gua ingat, istana King Solomon masih berdiri dengan megahnya, walaupun sudah banyak perubahan disini, tapi aura dari istana itu tetap melekat dan tidak pernah hilang.

Gua mencoba mencerna sesuatu dan berkeliling di tempat ini sebentar.

Sampai tiba-tiba gua melihat seorang wanita sedang duduk di bawah pohon kurma, dia sedang hamil besar dan nampak sangat kesakitan. Gua hanya bisa melihat dari jauh dan tidak berani mendekat, karena ada aura aneh yang membuat gua merinding dari arah wanita itu.

Tiba-tiba ada sosok bersayap turun dari langit dan memancarkan cahaya yang begitu terang. Sosok itu menggoyangkan pohon kurma yang di duduki oleh wanita itu. Kurma yang matang jatuh tepat di depan wanita itu, wanita itu dengan lahap memakan kurma yang jatuh tersebut.

Tak lama kemudian, sudah saatnya wanita itu melahirkan, kontraksi jelas terlihat dari perutnya. Gua melihat prosesnya dengan seksama. Lahirlah seorang bayi laki-laki dari wanita itu.

Wanita itu tersenyum dengan bahagia, melihat seorang anak laki-laki yang tampan lahir dari perutnya.

Wanita itu mengajak berbicara bayi itu, gua tidak paham dengan bahasa apa yang dia gunakan, karena bahasa tersebut sangat asing di telinga gua.

Intinya wanita itu tampak sangat bahagia.

Gua masih memperhatikan dari jauh, sampai keesokan harinya tenaga wanita itu sudah pulih, hingga kemudian dia berjalan menuju sebuah desa yang tak jauh dari letak pohon kurma tersebut. Gua mengikuti wanita itu. Sesampainya di desa itu, wanita itu terlihat di maki-maki oleh penduduk desa. Gua masih tidak mengerti bahasa mereka, tapi gua tahu, bahwa dia sedang dimaki dan dicemooh.

Begitu terkejutnya gua, ketika tiba-tiba anak bayi itu berbicara, berbicara dengan suara yang lantang, hingga seluruh penduduk desa mendengarnya. Luar biasa, bayi yang baru berumur satu hari, bisa berbicara dengan sangat lancar.

"Wow, tempat macam apa ini?" gumam gua

Hingga semua berlalu begitu saja.

Setelah lama gua tinggal di kota ini dan menyamar sebagai manusia, gua akhirnya tahu, bahwa kota ini disebut dengan nama Syam. Kota yang begitu indah dengan sastra dan ilmu seni yang begitu menakjubkan.

Syam sangat makmur dan orang-orang yang tinggal di dalamnya merasakan kebahagiaan. Setelah lama tinggal, gua akhirnya mulai mengerti dengan bahasa yang mereka gunakan.

Ternyata wanita itu tidak memiliki seorang suami dan anehnya dia bisa memiliki seorang anak. Pada hari itu, ternyata anaknya menjelaskan bahwa ibunya bukanlah pezina dan anak itu dilahirkan atas izin Sang Pencipta.

Untuk menghindari prasangka, kita sebut saja nama anak itu dengan sebutan Putra Maria.

Dari awal kelahirannya, gua memperhatikan anak itu tumbuh. Ketika kecil, dia sudah diberkati dengan kemampuan yang luar biasa, tangannya diberkati dengan kemampuan menyembuhkan penyakit, bahkan ucapannya sangat lembut, siapapun yang mendengar perkatannya, akan luluh olehnya.

Sampai suatu hari, akhirnya gua ada kesempatan berbicara dengan Putra Maria.

"Hai Putra Maria, aku memiliki sebuah keanehan, apakah kamu tahu keanehan apa yang terjadi padaku?"

"Kamu adalah seorang Nifilim, jangan berpura-pura menjadi Manusia dan jangan pula mengikuti sifat Iblis, semoga kebaikan menyertaimu." Ucapnya

"Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku adalah seorang Nifilim."

Putra Maria menatap wajah gua dengan tatapan yang tajam, matanya bersinar ibarat bintang di langit, kulitnya yang putih cerah membuat siapapun yang melihatnya akan tertegun.

"Aku tahu segalanya."

"Apakah kamu mempunyai sebuah saran untukku?"

"Hilangkan dendam di hatimu, maka semua akan menjadi lebih mudah."

"Dendam itu tidak akan pernah hilang, ibuku mati dibunuh oleh ayahku sendiri, Lucifer adalah dalang dari semuanya."

"Hai **********"

Putra Maria menyebut namaku yang sebenarnya, aku benar-benar terkejut. Tidak ada satu orangpun yang tahu namaku sebenarnya, kecuali orangtuaku.

"Panggil aku Seere!"

"King Solomon benar-benar luar biasa, memberikan nama yang begitu melekat di hatimu."

"Kau tahu apa tentang hati? Bahkan aku tidak memiliki gumpalan hati!"

Putra Maria mendekatiku dan menyentuh tanganku, tiba-tiba tubuhku begitu nyaman dan aku merasakan getaran dari dalam tubuhku, gumpalan yang sangat kecil bergetar dari dalam tubuhku, sangking kecilnya gumpalan itu, mata biasa tidak akan bisa melihatnya.

"Itu hatimu."

Putra Maria benar-benar sesuatu yang agung, sesuatu yang pernah lahir di dunia.

"Bebaslah Seere, nikmati hidupmu sendiri, buatlah gumpalan itu tetap ada dan hilangkan semua rasa dendam di hatimu."

"Terimakasih untuk sarannya, namun dengan tegas aku menolaknya."

Putra Maria tersenyum, lalu dia membuka telapak tangan kanannya, telapak tangan kanannya yang tadinya kosong, muncul sebuah anting yang sangat indah, lalu Putra Maria memberikannya kepadaku.

"Ini adalah sebuah hadiah yang kuberikan kepadamu, untuk menyamarkan energi iblis yang ada di dalam tubuhmu, karena umurku sudah beranjak 13 tahun. Akan ada iblis dan manusia jahat yang mencoba menyerangku. Jika mereka sadar akan keberadaan Nifilim sepertimu, kamu akan hancur diserang oleh mereka."

"Apa fungsi anting ini?"

"Selama kamu menggunakan anting itu, kamu akan sepenuhnya menjadi manusia, oh iya. Mulai sekarang namamu adalah Magdalena."

"Kenapa aku harus mengganti nama."

"Untuk kebaikanmu sendiri, bekerjalah sebagai tabib untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Di masa depan, aku akan membutuhkanmu."

Putra Maria kemudian pergi begitu saja, apa alasannya aku harus menjadi manusia? Apa yang sebenarnya dia butuhkan dari Nifilim sepertiku? Dia adalah pria yang membingungkan. Untuk sekarang, aku akan mencoba beradaptasi untuk menjadi Magdalena.