- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Sulivan & Mae, Kisah sepasang cindaku

TS
soonmay
Sulivan & Mae, Kisah sepasang cindaku

Kebenaran bukan untuk semua orang tapi hanya buat yang mencarinya.
Bersama ini aku persembahkan luka jiwa, sakit dan duka penderitaan ku dalam situasi pahit dan naungan awan gelap kesedihan kepada Mu. Sisa cinta yang patah tinggal tangisan dalam penjara waktu.
Oh apakah yang sedang terjadi pada diriku? Setiap detik ditindas sepi. Merana terkulai disudut kesengsaraan.
Ya Allah kuatkanlah jiwaku dan temani aku, jangan aku, Kau tinggalkan!
Prakata.
Sulivan dan Mae tidak menyadari bahwa mereka diwariskan dari orang tua mereka masing2 sebuah yang mungkin dianggap sebuah kutukan bagi orang kebanyakan.
Warisan itu bukan berupa harta atau sebidang tanah, namun warisan berupa semacam khodam yang diperoleh dari mendalami sebuah ilmu silat di sumatra tengah, khodam itu bisa sewaktu-waktu merasuki mereka tanpa kemauan mereka sendiri. Mereka bisa tiba-tiba berkelakuan seperti harimau dan memiliki kekuatan yang tidak biasa.
Orang sumatra sendiri menyebutnya sebagai Cindaku. Atau orang yang bisa berubah menjadi harimau, atau orang yg punya piaraan ilmu "harimau".
Bagi yang mewarisi ilmu ini tentu bisa menjadi aib tersendiri, bila tanpa disadari atau tanpa disengaja di tempat umum ia tiba2 berubah menjadi "harimau" dan membuat kehebohan dan ketakutan khalayak ramai.
Ilmu silat itu diperoleh orang tua Sulivan yang seorang tentara ketika orang tuanya dikirim ke Sumatra tengah untuk menumpas pemberontakan PRRI tahun 1958.
Sebuah peristiwa politik yaitu pembentukan pemerintahan tandingan di Bukit tinggi yang bernama Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia.
Kemudian Soekarno melakukan operasi militer untuk menumpas gerakan itu.
Berbulan-bulan di hutan, hingga orang tua Sulivan suatu ketika bertemu seorang sepuh yang dikenal sebagai Datuak Balang yang mengajarkan ilmu silat harimau. Namun ternyata ilmu itu bukan sekedar ilmu olah tubuh biasa, ada semacam perjanjian dengan khodam tertentu dimana bagi siapa yang mendalami ilmu tersebut akan auto terwariskan kepada salah satu keturunannya kelak tanpa bisa di tolak.
Berbeda dengan keturunan pada anak laki2 yang mewarisi ilmu itu, bila khodam itu datang biasanya si pewaris akan tiba2 memiliki kemampuan silat harimau, tapi bagi keturunan yang berjenis kelamin wanita, kemampuan silat itu tidak terlalu kelihatan, namun munculnya berupa sakaw, rasa haus darah segar yang tak tertahan, yang tidak boleh tidak harus dipenuhi, dan darah yang diinginkan haruslah darah dari seorang bayi. Seorang cindaku wanita bisa menghisap darah seorang bayi hanya lewat tatapan mata. Setelah darah bayi itu dihisap maka bayi itu pun biasanya tak lama akan meninggal karna kekurangan darah.
Mae sendiri tidak tahu bagaimana ia bisa terwariskan sebagai cindaku dari orang tuanya. Setelah bertemu dengan Sulivan ia baru mengetahui hal ikhwal mengenani cindaku, dan mencoba menelusurinya.
Sulivan dan Mae mencoba mencari jalan untuk memutus pengaruh warisan yang dianggap aib itu, tapi bisakah?
***
Banyak yang menyebut era 90-an adalah era emas. Mengapa begitu? Mungkin karena hal-hal yang klasik akan menjadi vintage di suatu saat?
Secara teori, generasi 90an termasuk dari kategori Gen Y.
gaya wanita memakai kemeja laki-laki yang kebesaran mulai jadi tren. Pada era 90an banyak gebrakan style termasuk wanita yang memakai kemeja oversize. Style seperti ini ada di film Pretty Woman dan dipopulerkan oleh Julia Roberts
Rantai di bagian celana juga turut dipopulerkan di era ini, jika para lelaki sudah menggunakan rantai pada celananya akan terlihat keren dan di era sekarang tampaknya style seperti itu kembali tren.
Wanita yang memakai hijab belum menjadi tren saat itu, aturan seragam sekolah belum terlalu ketat hingga beberapa siswi sekolah ada yang mengenakan rok sedikit mini dan ketat bukan pemandangan yang aneh.
Perangkat teknologi awal 90 an belum semaju seperti saat ini, dulu belum ada HP sehingga media komunikasi jarak jauh masih memakai telpon dan surat, yang memilik pesawat telpon pun masih jarang.
Media hiburan masih didapat dari televisi, radio, majalah dan radio kaset atau video kaset. Untuk mencetak foto pun memerlukan waktu yg lama karna foto masih harus diambil dengan kamera yang menggunakan klise atau rol film kemudian di cetak.
Di era 90an orang tua yang memiliki anak cewek umumnya sangat protektip, terutama bapaknya, mereka tidak mengijinkan anak gadisnya untuk pacaran, para cowok yang mencoba mendekati anak gadisnya tak pelak mengalami pengusiran baik secara halus maupun kasar.
Bagi yang lagi pacaran media komunikasi masih umum menggunakan surat menyurat, tapi justru disini indahnya, betapa kita dipaksa untuk bisa menulis surat dengan indah, setiap kata yg ditulis dipikir berkali-kali dulu sebelum nya, setiap kata ditulis penuh kehati-hatian dan setiap guratan pena bisa terlihat mewakili perasaan orang yang menulisnya. Surat dibaca berkali dulu, sebelum memutuskan untuk mengirim surat itu kepada pacar.
Sehingga menunggu hadirnya tukang pos ke rumah adalah momen yang bikin deg degan karna kita ingin segera tau balasan surat dari sang pacar.
****
PART 1
Love At First Sight
It's the feeling you get when you don't want a moment to end because you feel a connection with another person that you haven't felt before.
Tembok Berlin baru saja diruntuhkan pada 9 November 1989, lima hari setelah setengah juta orang berkumpul melakukan protes masssal di Berlin Timur. Tembok yang berdiri sejak tahun 1961 itu akhirnya roboh dan menyatukan kembali jerman barat dan timur menjadi negara demokrasi. Begitulah berita dikoran pagi itu.
Sulivan bergegas untuk pergi ke sekolah, setelah setengah jam memompa air dengan pompa tangan untuk mengisi bak mandi.
Jaman itu pompa air listrik masih merupakan barang mewah, orang masih umum menggunakan pompa air tangan atau menimba air dari sumur untuk memperoleh air, adapun pompa listrik hanya kalangan yang mampu saja yang menggunakan.
Setelah mandi disambarnya baju seragam putih yang sudah koyak bagian kerahnya dan celana pendek biru. Hari itu hari pertama masa orientasi masuk SMA.
Kedua ortunya sedang berada diluar kota sedang mengunjungi nenek yang tengah sakit keras sehingga Sulivan mengurus segala sesuatu dirumah sendiri, dua adiknya yang satu laki2 bernama Haris udah SMP sementara yang bungsu adik perempuannya, Ghea menginjak kelas 6 SD. Setelah membuatkan nasi goreng dari sisa nasi kemarin yang hanya cukup buat kedua adiknya, sedang Sulivan hanya dengan seteguk teh manis anget sebagai sarapan pagi, dia melangkahkan kaki, berjalan 500 meter menuju sekolahya, sambil menyandang tas dekil berisi buku catatan, setelah mengantar adik perempuannya terlebih dulu yang sekolah tidak jauh dari rumah.
Hangat mentari pagi memanaskan semangatnya untuk menyambut hari pertama masuk SMA, suasana baru, teman-teman baru dan masa yang baru sebagai remaja yang penuh gelora. Dia sengaja memilih sekolah yang dekat dengan rumahnya, meski nilai ujian akhir SMP nya cukup tinggi untuk masuk SMA favorit, namun dengan pertimbangan jarak yang jauh dan butuh ongkos untuk ke sekolah favorit, dia memutuskan untuk daftar di SMA terdekat saja yang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki, itung2 mengurangi beban keluarga. Bapaknya yang hanya pensiunan tentara dan kini menjadi petugas keamanan di Bandara, mempunyai 5 orang anak. Dua kakak perempuan Sulivan telah menikah dan tinggal di lain kota, sementara ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa.
Sementara itu 2 kilometer dari tempat tinggal Sulivan, Anita Mae yang berparas cantik sedang mengemas jajanan pasar yang siap untuk dibawa ke pasar untuk dititipkan di warung2 di pasar. Mae dan ibunya sudah dari subuh membuat aneka kue jajanan pasar sebagai mata pencaharian mereka.
Ibunya yang seorang Tionghoa itu sudah lama menjanda, sejak Mae masih SD. Ayah Mae mati bunuh diri, bermula dari sebuah drama perselingkuhan yang tragis. Ketika Mae masih SD, ibunya ketahuan selingkuh dengan seorang pengusaha. Ayah Mae lalu ngamuk dan hilang kendali kemudian menembak kepala selingkuhan istrinya itu hingga pecah, cairan otak dan darah lelaki pengusaha itu berceceran dilantai, ayah Mae yang sudah dirasuki setan kemarahan itu meraup cairan otak dan darah yang tercecer dengan kedua tangannya dan memakannya, setelah itu dia memasukan ujung pistol kemulutnya sendiri dan melepaskan tembakan kedalam rongga mulutnya sendiri.
Telah lalu kejadian itu ibunya Mae tidak pernah lagi berfikir untuk menikah lagi, trauma kejadian itu begitu dalam membekas dan rasa bersalah yang terus menghantui membuatnya untuk tetap menjanda meski harus berjuang sebagai single parent membesarkan anak-anaknya dengan berjualan kue.
Pagi itu Mae berjalan kaki ke pasar sambil membawa bungkusan berisi aneka kue ke pasar yg tidak jauh dari rumahnya untuk dititipkan ke warung, setelah itu ia buru-buru berjalan menuju sekolahan.
Sulivan dengan sepasang sepatu usang satu-satunya dan kaos kaki yang sudah kendor yang membalut kakinya, akhirnya mendarat di halaman sekolahnya yang baru.Sekolah yang cukup luas dan rindang oleh pohon akasia yang berdiri kokoh di samping lapangan basket, dan softball serta lapangan upacara. Sulivan yang pemalu hanya menyendiri menyaksikan orang-orang baru yang dilihat untuk pertama kalinya itu dari tempatnya berdiri di bawah pohon akasia. Keadaannya yang berasal dari keluarga pas-pasan membuatnya selalu diliputi rasa rendah diri dan canggung bila berhadapan dengan orang yang baru dikenal. Tapi bila dia sudah kenal dekat dengan seseorang dia akan cepat akrab dan tak segan lagi mengobrol panjang lebar. Semua siswa masih memakai seragam SMP biru putih untuk hari itu.
Bersambung...



gubtifaqih dan 11 lainnya memberi reputasi
12
10.6K
112
Berikan Komentar
Tampilkan semua post

TS
soonmay
#69
Pameran Supranatural 2
Di bagian depan ruang pameran, terpampang etalase berisi benda-benda pusaka yang unik ada batu2 akik, keris, kujang berukuran mini, dan rajah2 yang ditulis di kain putih atau kayu, ada juga gelang berbentuk ular, jarum, paku dan boneka2 mirip pocong. Ada yang menarik perhatian Mae saat melihat boneka kecil berambut panjang dengan kuku yang panjang.
Ini boneka apa van? Tanya Mae
Oh itu jenglod
Apaan sih itu, kok serem gitu bentuknya, kek orang wajahnya
Emang asalnya orang itu teh!
Ah yang bener?
Itu mumi tapi masih hidup lho, tuh liat ada selang kecil dimulutnya yg terhubung dengan botol kecil berisi darah
Ih iya, kok bisa gitu sih, emang dia minum darah biar tetep hidup van?
Iya tuh buktinya kuku sama rambutnya tumbuh panjang dari waktu ke waktu.
Kok orang bisa jadi jenglod sih?
Ya konon kabarnya tuh orang dulunya ngamalin suatu ilmu tertentu kek rawa rontek gitu, karna susah mati, dia jadi mengecil gitu.
Eh van aku sama Alia mo liat ke stand sebelah sana dulu ya, ujar Bayu
Ok yu, nanti ketemu di sini lagi ya kalo dah puas muter2 biar ga susah nyari-nyari kita
Ok van
Bayu dan Alia pun beranjak menuju stand yang lain, sementara ivan dan Mae masih ngobrolin soal jenglod
Trus ngapain sih orang nyimpen2 jenglod segala, buat apa?
Ya ada sebagian orang yg gunain buat santet atau sekedar koleksi buat di perjual belikan sebagai benda antik gitu, so banyak juga yg palsu lho
Oh gitu, kita coba kesana yuk van, itu kok ada keris bisa berdiri diatas meja kaca, ajak Mae sambil menggandeng tangan ivan.
Sampai didepan stand itu, ivan dan Mae takjub dengan tiga buah keris yang bisa berdiri diatas kaca tanpa alat bantu apapun.
Seimbang banget ya van, kerisnya, bisa ga jatoh gitu.
Ini keris jenis apa pak? Tanya ivan kepada seorang bapak tua yg menjaga stand itu
Oh yg ini keris sengkalet, kalo yg ini keris mataram, dan yang satu lagi keris majapahit.
Bagaimana kok bisa berdiri begini pak, apa ada unsur gaibnya?
Sebagian emang ada yg bertuah, sebagian lagi emang semata2 si pembuatnya membuat keris dengan penuh ketelitian dan kecermatan hingga bisa seiimbang, keris yg seiimbang mencerminkan keseimbangan lahir dan batin si pembuatnya, ujar bapak tua itu.
Gunanya buat apa pak keris2 ini, tanya Mae
Tiap orang punya berbagai maksud dengan tujuan berbeda2 tentunya, ada yang sekedar buat koleksi dan ada juga bagi yg percaya keris digunakan buat menambah kewibawaan atau di percaya buat dapet hoki.
Bedanya keris bertuah dengan yg biasa apa pak? Tanya ivan
Coba kamu senggol pake telunjuk kamu keris yang berdiri ini, ujar bapak tua yang bermama eyang Tiow itu.
Ivan pun mendorong bagian atas keris itu dengan telunjuknya, keris itu tidak jatuh hanya doyong dan bergerak ke kiri dan kanan lalu keris itu pun diam lagi dan masih berdiri.
Nah coba adek pikir sendiri ini bertuah atau tidak. Ujar eyang Tiow
Ivan dan Mae hanya menggerakan alis penuh keheranan dan saling pandang.
Ketika ivan hendak mencoba menyentuh keris majapahit dengan tangannya, tiba2 eyang Tiow dengan cepat menahan tangan ivan dengan menggengam pergelangan tanga ivan.
Ivan kaget dan bertanya, kenapa pak?
Kamu dapat darimana gelang akar bahar ini?, tanya eyang Tiow dengan sorot mata tajam
I.. Ini dari seseorang pak, emangnya kenapa? , jawab ivan singkat bercampur bingung
Gelang ini bukan gelang sembarangan ya kan?
Maaf saya gak tau pak!
Coba kamu sini mendekat, kamu pegang keris majapahit ini, ujar eyang Tiow, sambil meraih keris yg berdiri itu dan menyerahkannya ke ivan.
Ivan dengan agak takut2 mencoba menggengam keris itu.
Seketika tangan dan tubuh ivan bergetar hebat tak terkendali, mata ivan melotot dan tanpa kemauan ivan, dia bergerak seolah ada yg menggerakan tubuhnya, terus bergetar lalu berputar sambil mengacungkan keris itu ke atas, ivan pun mulai mengoceh ga beraturan mirip orang kesurupan, lalu menusuk-nusukan keris itu ke perutnya sendiri dengan sekuat tenaga, namun anehnya tidak terluka sama sekali.
Mae jadi kaget dan takut, para pengunjung disekitar situ pun jadi ketakutan melihat tingkah ivan yang kesurupan itu.
Pak... Pak tolong teman saya kenapa kok jadi begiini, teriak Mae sambil mendorong Eyang Tiow agar menenangkan ivan.
Tenang neng! Ujar eyang Tiow kalem
Lalu eyang Tiow memegang kepala Ivan dan menempelkan telunjuknya di kening ivan, berangsur ivan pun mulai tenang dan Eyang Tiow melepas keris dari genggaman tangan ivan.
Mae segera merangkul ivan yang nampak lemas.
Kamu gpp van? Tanya Mae dengan penuh khawatir, sambil memeriksa perut ivan yang tadi dia tusuk2 dengan keris itu, ternyata perut ivan tak terlihat sedikitpun terluka.
Ivan pun mulai kembali sadar tapi dia tidak ingat soal kejadian tadi sama sekali.
Mae memberi ivan minum dan mengusap kening ivan yang berkeringat.
Eyang Tiow pun menghampiri ivan dan berkata pelan
Gelang ini harus kamu jaga baik2 jangan disalah gunakan ya
Ivan hanya mengangguk, walau dipikirannya dia tidak tahu kekuatan apa yg ada di gelang bahar itu.
Mae pun mengajak ivan meninggalkan stand itu dan beralih melihat stand yang lain
Sementara Alia dan Bayu sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita yang berdandan ala orang gypsi dengan kalung warna warni di lehernya, memakai ikat kepala merah tua, dimeja itu terhampar beberapa kartu tarot, ternyata Bayu dan Alia tertarik dengan stand ramalan kartu tarot.
Bayu dan Alia iseng pengen di ramal soal jodoh
Si peramal mengeluarkan kartu dari tumpukan, yang muncul ternyata kartu Ace of Voice
Si peramal bilang kepada Bayu dan Alia kartu ini mengatakan "Tidak semua hal bisa diungkapkan saat ini. Tidak perlu memaksakan diri. Bukan berarti ada kebohongan. Kepercayaan dibangun seiring waktu"
So kalian harus saling mengenal satu sama lain dulu lebih intens supaya bisa saling memahami
Bayu dan Alia cuma senyum2 dan Bayu sedikit heran kalo si peramal tau kalo dia sedang pdkt ke Alia
Bersambung
Ini boneka apa van? Tanya Mae
Oh itu jenglod
Apaan sih itu, kok serem gitu bentuknya, kek orang wajahnya
Emang asalnya orang itu teh!
Ah yang bener?
Itu mumi tapi masih hidup lho, tuh liat ada selang kecil dimulutnya yg terhubung dengan botol kecil berisi darah
Ih iya, kok bisa gitu sih, emang dia minum darah biar tetep hidup van?
Iya tuh buktinya kuku sama rambutnya tumbuh panjang dari waktu ke waktu.
Kok orang bisa jadi jenglod sih?
Ya konon kabarnya tuh orang dulunya ngamalin suatu ilmu tertentu kek rawa rontek gitu, karna susah mati, dia jadi mengecil gitu.
Eh van aku sama Alia mo liat ke stand sebelah sana dulu ya, ujar Bayu
Ok yu, nanti ketemu di sini lagi ya kalo dah puas muter2 biar ga susah nyari-nyari kita
Ok van
Bayu dan Alia pun beranjak menuju stand yang lain, sementara ivan dan Mae masih ngobrolin soal jenglod
Trus ngapain sih orang nyimpen2 jenglod segala, buat apa?
Ya ada sebagian orang yg gunain buat santet atau sekedar koleksi buat di perjual belikan sebagai benda antik gitu, so banyak juga yg palsu lho
Oh gitu, kita coba kesana yuk van, itu kok ada keris bisa berdiri diatas meja kaca, ajak Mae sambil menggandeng tangan ivan.
Sampai didepan stand itu, ivan dan Mae takjub dengan tiga buah keris yang bisa berdiri diatas kaca tanpa alat bantu apapun.
Seimbang banget ya van, kerisnya, bisa ga jatoh gitu.
Ini keris jenis apa pak? Tanya ivan kepada seorang bapak tua yg menjaga stand itu
Oh yg ini keris sengkalet, kalo yg ini keris mataram, dan yang satu lagi keris majapahit.
Bagaimana kok bisa berdiri begini pak, apa ada unsur gaibnya?
Sebagian emang ada yg bertuah, sebagian lagi emang semata2 si pembuatnya membuat keris dengan penuh ketelitian dan kecermatan hingga bisa seiimbang, keris yg seiimbang mencerminkan keseimbangan lahir dan batin si pembuatnya, ujar bapak tua itu.
Gunanya buat apa pak keris2 ini, tanya Mae
Tiap orang punya berbagai maksud dengan tujuan berbeda2 tentunya, ada yang sekedar buat koleksi dan ada juga bagi yg percaya keris digunakan buat menambah kewibawaan atau di percaya buat dapet hoki.
Bedanya keris bertuah dengan yg biasa apa pak? Tanya ivan
Coba kamu senggol pake telunjuk kamu keris yang berdiri ini, ujar bapak tua yang bermama eyang Tiow itu.
Ivan pun mendorong bagian atas keris itu dengan telunjuknya, keris itu tidak jatuh hanya doyong dan bergerak ke kiri dan kanan lalu keris itu pun diam lagi dan masih berdiri.
Nah coba adek pikir sendiri ini bertuah atau tidak. Ujar eyang Tiow
Ivan dan Mae hanya menggerakan alis penuh keheranan dan saling pandang.
Ketika ivan hendak mencoba menyentuh keris majapahit dengan tangannya, tiba2 eyang Tiow dengan cepat menahan tangan ivan dengan menggengam pergelangan tanga ivan.
Ivan kaget dan bertanya, kenapa pak?
Kamu dapat darimana gelang akar bahar ini?, tanya eyang Tiow dengan sorot mata tajam
I.. Ini dari seseorang pak, emangnya kenapa? , jawab ivan singkat bercampur bingung
Gelang ini bukan gelang sembarangan ya kan?
Maaf saya gak tau pak!
Coba kamu sini mendekat, kamu pegang keris majapahit ini, ujar eyang Tiow, sambil meraih keris yg berdiri itu dan menyerahkannya ke ivan.
Ivan dengan agak takut2 mencoba menggengam keris itu.
Seketika tangan dan tubuh ivan bergetar hebat tak terkendali, mata ivan melotot dan tanpa kemauan ivan, dia bergerak seolah ada yg menggerakan tubuhnya, terus bergetar lalu berputar sambil mengacungkan keris itu ke atas, ivan pun mulai mengoceh ga beraturan mirip orang kesurupan, lalu menusuk-nusukan keris itu ke perutnya sendiri dengan sekuat tenaga, namun anehnya tidak terluka sama sekali.
Mae jadi kaget dan takut, para pengunjung disekitar situ pun jadi ketakutan melihat tingkah ivan yang kesurupan itu.
Pak... Pak tolong teman saya kenapa kok jadi begiini, teriak Mae sambil mendorong Eyang Tiow agar menenangkan ivan.
Tenang neng! Ujar eyang Tiow kalem
Lalu eyang Tiow memegang kepala Ivan dan menempelkan telunjuknya di kening ivan, berangsur ivan pun mulai tenang dan Eyang Tiow melepas keris dari genggaman tangan ivan.
Mae segera merangkul ivan yang nampak lemas.
Kamu gpp van? Tanya Mae dengan penuh khawatir, sambil memeriksa perut ivan yang tadi dia tusuk2 dengan keris itu, ternyata perut ivan tak terlihat sedikitpun terluka.
Ivan pun mulai kembali sadar tapi dia tidak ingat soal kejadian tadi sama sekali.
Mae memberi ivan minum dan mengusap kening ivan yang berkeringat.
Eyang Tiow pun menghampiri ivan dan berkata pelan
Gelang ini harus kamu jaga baik2 jangan disalah gunakan ya
Ivan hanya mengangguk, walau dipikirannya dia tidak tahu kekuatan apa yg ada di gelang bahar itu.
Mae pun mengajak ivan meninggalkan stand itu dan beralih melihat stand yang lain
Sementara Alia dan Bayu sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita yang berdandan ala orang gypsi dengan kalung warna warni di lehernya, memakai ikat kepala merah tua, dimeja itu terhampar beberapa kartu tarot, ternyata Bayu dan Alia tertarik dengan stand ramalan kartu tarot.
Bayu dan Alia iseng pengen di ramal soal jodoh
Si peramal mengeluarkan kartu dari tumpukan, yang muncul ternyata kartu Ace of Voice
Si peramal bilang kepada Bayu dan Alia kartu ini mengatakan "Tidak semua hal bisa diungkapkan saat ini. Tidak perlu memaksakan diri. Bukan berarti ada kebohongan. Kepercayaan dibangun seiring waktu"
So kalian harus saling mengenal satu sama lain dulu lebih intens supaya bisa saling memahami
Bayu dan Alia cuma senyum2 dan Bayu sedikit heran kalo si peramal tau kalo dia sedang pdkt ke Alia
Bersambung



aripinastiko612 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup