juneldiAvatar border
TS
juneldi
7 TIPS BIKIN CERITA PENDEK
Otak Anda sudah berkumpul banyak ide saat mau mulai menulis sebuah cerita. Namun, Anda merasakan kesulitan menuangkan ide-ide tersebut.
Nah, berikut 7 tips dasar yang dapat membantu Anda menulis cerita pendek :

1. Tentukan tema atau ide cerita yang ingin Anda tulis. 
Menentukan tema atau ide cerita yang ingin Anda tulis adalah langkah pertama yang sangat penting dalam menulis cerita pendek. Pemilihan tema atau ide yang tepat akan membantu memastikan bahwa cerita Anda memiliki fokus dan tujuan yang jelas. 

Berikut tips memilih tema atau ide cerita yang baik :

a. Temukan inspirasi dari kehidupan sehari-hari. 
Pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain dapat menjadi sumber ide yang baik untuk cerita pendek Anda. Cerita dapat berasal dari pengalaman Anda sendiri atau dari pengalaman orang lain yang menarik perhatian Anda.

b. Gunakan imajinasi Anda. 
Jangan takut untuk berimajinasi dan memikirkan ide-ide yang unik. Cobalah untuk menemukan sudut pandang yang tidak biasa atau membuat tokoh cerita yang unik dan menarik.

c. Telusuri konflik atau tema yang menarik. 
Konflik dapat menjadi sumber ide cerita yang baik. Cobalah untuk menemukan konflik atau tema yang menarik untuk dieksplorasi dalam cerita pendek Anda.

d. Telusuri genre yang berbeda. 
Anda mungkin menemukan inspirasi dari genre tertentu seperti fiksi ilmiah, horor, atau drama. Cobalah untuk membaca beberapa contoh cerita pendek dalam genre tersebut untuk memperoleh inspirasi.

e. Mulailah dengan pertanyaan sederhana. 
Mulailah dengan mempertanyakan "apa yang terjadi jika" atau "apa yang terjadi ketika". Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu membuka kreativitas Anda dan menemukan ide cerita yang menarik.

Sekali lagi, memilih tema atau ide cerita yang tepat adalah langkah penting dalam menulis cerita pendek yang sukses. Jika Anda dapat menemukan ide cerita yang menarik dan unik, itu dapat membantu Anda memotivasi diri dan mempermudah proses menulis.

2. Buat outline atau kerangka cerita. 
Setelah Anda menentukan tema atau ide cerita, langkah berikutnya adalah membuat outline atau kerangka cerita. Outline adalah sebuah rancangan kasar yang akan membantu Anda mengorganisir cerita pendek Anda secara keseluruhan. 

Berikut tips membuat outline yang baik :

a. Buatlah daftar adegan utama. 
Daftar ini akan memberikan pandangan awal tentang bagaimana cerita akan berkembang dari awal hingga akhir. Sebuah cerita pendek biasanya memiliki satu atau dua adegan utama.

b. Pikirkan tentang tujuan karakter utama. 
Setiap karakter utama dalam cerita harus memiliki tujuan yang jelas, baik itu untuk mencapai sesuatu atau menghindari sesuatu. Tujuan tersebut akan membantu membentuk plot cerita.

c. Buatlah outline yang sekuat mungkin. 
Dalam membuat outline, cobalah untuk mempertimbangkan berbagai jalur plot yang mungkin terjadi. Hal ini akan membantu Anda menghindari jalan buntu ketika menulis cerita pendek.

d. Gunakan waktu secara efektif. 
Cobalah untuk memperkirakan berapa lama setiap adegan akan memakan waktu dalam cerita. Dalam cerita pendek, waktu seringkali menjadi faktor kunci dalam pengembangan plot.

e. Fokus pada Klimaks. 
Klimaks adalah puncak emosional dari cerita. Dalam membuat outline, pastikan untuk menentukan bagaimana dan di mana climax akan terjadi dalam cerita.

f. Perhatikan struktur cerita. 
Struktur cerita yang baik biasanya memiliki tiga bagian utama, yaitu pembukaan, pengembangan, dan penyelesaian. Pastikan outline Anda mencakup ketiga bagian ini.

Membuat outline dapat membantu Anda mengorganisir cerita pendek Anda dan memberikan pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana cerita akan berkembang dari awal hingga akhir. Dengan outline yang baik, Anda dapat menghindari jalan buntu dan memastikan cerita pendek Anda memiliki fokus dan tujuan yang jelas.

3. Buat karakter atau tokoh cerita. 
Setelah Anda membuat outline atau kerangka cerita, langkah selanjutnya adalah mengembangkan karakter dan konflik dalam cerita. Kedua elemen ini sangat penting dalam membentuk plot dan membawa cerita pendek Anda ke arah yang lebih menarik dan terlibat secara emosional.

Berikut tips mengembangkan karakter dan konflik :

a. Buatlah karakter yang kompleks dan realistis. 
Karakter dalam cerita pendek Anda harus memiliki kepribadian dan karakteristik yang jelas, dan bisa terlihat sebagai individu yang benar-benar hidup. Cobalah untuk memberikan latar belakang yang kuat dan menggambarkan bagaimana karakter berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

b. Buatlah konflik yang menarik dan menantang. 
Konflik adalah elemen utama dalam cerita pendek. Cobalah untuk membuat konflik yang menarik, seperti konflik antara karakter dan karakter, karakter dan alam, atau karakter dan masyarakat. Konflik yang menarik dapat membuat cerita Anda lebih menarik dan terlibat secara emosional.

c. Berikan keunikan pada cerita Anda. 
Cobalah untuk menemukan elemen yang unik dalam cerita pendek Anda yang dapat membedakannya dari cerita pendek lainnya. Mungkin itu bisa menjadi tokoh cerita, latar belakang cerita, atau plot yang unik.

d. Gunakan dialog dengan baik. 
Dialog yang baik dapat membantu mengembangkan karakter dan membantu menjelaskan konflik dalam cerita Anda. Cobalah untuk membuat dialog yang realistis dan menghindari dialog yang terlalu formal atau kaku.

e. Berikan penjelasan yang cukup. 
Penjelasan yang cukup dapat membantu pembaca memahami alur cerita dan karakter secara lebih baik. Namun, pastikan untuk tidak memberikan terlalu banyak penjelasan yang dapat membuat cerita menjadi membosankan.

Mengembangkan karakter dan konflik dalam cerita pendek adalah langkah penting dalam membentuk plot dan memberikan fokus pada cerita Anda. Dengan karakter dan konflik yang kuat, cerita pendek Anda akan terasa lebih hidup dan menarik bagi pembaca.

4. Gunakan setting yang tepat.  
Setting atau latar tempat sangat penting dalam cerita karena dapat membantu membangun mood dan memberikan konteks pada pembaca tentang tempat dan waktu di mana cerita terjadi.

Pilihan setting yang tepat akan membantu membawa pembaca ke dalam dunia cerita Anda dan membuat mereka merasakan keadaan lingkungan, suasana, dan suasana hati karakter dalam cerita. Jika setting kurang deskriptif, cerita Anda akan terasa kurang hidup dan mungkin tidak akan memikat pembaca.

Untuk membuat setting yang tepat, pertama-tama Anda harus mempertimbangkan alur cerita dan karakter. Cobalah untuk memilih setting yang sesuai dengan alur cerita dan karakter, dan deskripsikan dengan detail lingkungan, waktu, dan suasana. Misalnya, jika cerita Anda berlatar belakang di sebuah hutan yang gelap dan misterius, deskripsikan dengan detail pohon-pohon besar, suara-suara hewan malam, dan kegelapan yang menyelimuti sekitar. Dengan memberikan deskripsi detail, pembaca dapat membayangkan setting dengan jelas dan terlibat dalam cerita.

Namun, perlu diingat bahwa terlalu banyak deskripsi setting juga dapat menjadi terlalu banyak informasi yang tidak perlu dalam cerita Anda. Gunakan deskripsi setting yang tepat dan penting untuk alur cerita dan karakter saja, dan hindari deskripsi setting yang terlalu panjang dan tidak relevan.

Dalam membuat cerita pendek, setting adalah salah satu elemen penting untuk menciptakan cerita yang hidup dan menarik. Dengan memberikan deskripsi yang detail dan tepat, pembaca dapat terlibat dalam cerita dan merasakan suasana dalam cerita.

5. Pemilihan sudut pandang yang tepat.
Sudut pandang atau point of view merupakan perspektif dari mana cerita diceritakan, dan dapat mempengaruhi cara cerita diterima oleh pembaca. Pilihan sudut pandang yang tepat akan membantu menghidupkan cerita dan membuat pembaca merasa terlibat dalam cerita.

Terdapat beberapa jenis sudut pandang yang umum digunakan dalam penulisan fiksi, seperti sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, dan sudut pandang bergantian. 

Berikut penjelasan jenis sudut pandang :

a. Sudut pandang orang pertama
Sudut pandang orang pertama adalah perspektif dari karakter utama cerita. Penggunaan sudut pandang orang pertama akan membawa pembaca lebih dekat ke dalam pikiran, perasaan, dan tindakan karakter utama. 

Sudut pandang ini memberikan keuntungan dalam menunjukkan karakterisasi yang kuat dan membantu pembaca merasa terhubung dengan karakter utama. Namun, sudut pandang orang pertama terbatas pada sudut pandang hanya satu karakter saja.

b. Sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang orang ketiga adalah perspektif dari seorang narator yang melihat cerita dari luar. Narator dapat menjelaskan perasaan, tindakan, dan pikiran dari beberapa karakter dalam cerita. 

Sudut pandang orang ketiga dapat membantu menunjukkan lebih banyak detail dalam cerita dan melibatkan lebih banyak karakter dalam cerita. Namun, sudut pandang ini mungkin kurang memberikan kedekatan dengan karakter utama dan mungkin membuat cerita terasa kurang intim.

c. Sudut pandang bergantian
Sudut pandang bergantian adalah perspektif yang bergantian antara beberapa karakter dalam cerita. Ini memberikan sudut pandang dari banyak karakter dalam cerita dan membantu menjelaskan alur cerita dari banyak sudut pandang. 

Sudut pandang bergantian memberikan keuntungan dalam menunjukkan kedalaman karakter dan mungkin dapat membuat cerita terasa lebih dinamis. Namun, sudut pandang bergantian dapat menjadi membingungkan jika tidak dilakukan dengan benar.

Pilihlah sudut pandang yang sesuai dengan alur cerita dan karakter Anda, dan tetap konsisten dalam penggunaannya. Penggunaan sudut pandang yang tepat akan membantu membangun dunia cerita Anda dan membuat pembaca merasa terlibat dalam cerita.

6. Membangun konflik yang menarik.
Konflik merupakan inti dari sebuah cerita dan tanpa konflik yang menarik, cerita bisa terasa datar dan membosankan. Konflik dapat berupa pertentangan antara karakter dan keinginan mereka, atau konflik internal dalam diri karakter.

Berikut penjelasan jenis konflik:

a. Konflik manusia vs manusia
Jenis konflik ini terjadi ketika ada pertentangan antara dua atau lebih karakter dalam cerita. Konflik manusia vs manusia bisa berupa pertentangan antara pahlawan dan penjahat, saingan dalam cinta, atau dua sahabat yang bertentangan. Jenis konflik ini seringkali menjadi plot utama dalam cerita.

b. Konflik manusia vs diri sendiri
Jenis konflik ini terjadi ketika karakter mengalami konflik internal dalam dirinya sendiri. Konflik ini bisa berupa perjuangan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, atau perjuangan untuk mengatasi rasa takut atau kelemahan mereka. Jenis konflik ini seringkali digunakan dalam cerita karakter yang kompleks dan nuansa.

c. Konflik manusia vs alam
Jenis konflik ini terjadi ketika karakter dihadapkan dengan kekuatan alam yang tidak bisa mereka kendalikan. Konflik ini bisa berupa badai, gempa bumi, atau bencana alam lainnya. Jenis konflik ini seringkali menjadi latar belakang atau penghalang dalam cerita.

d. Konflik lainnya
Terdapat berbagai jenis konflik lainnya seperti manusia vs teknologi, manusia vs masyarakat, atau bahkan manusia vs alien. Jenis konflik lainnya dapat memungkinkan penulis untuk menciptakan cerita yang lebih unik dan kreatif.

Untuk membangun konflik yang menarik, penulis harus mempertimbangkan karakter dan plot cerita. Konflik harus mempengaruhi karakter dan membawa perubahan pada cerita. Konflik yang baik dapat membantu meningkatkan ketegangan dan menarik perhatian pembaca.

7. Menentukan klimaks dan resolusi cerita.
Klimaks merupakan titik tertinggi dalam cerita di mana konflik mencapai puncaknya dan karakter mengambil tindakan penting yang mengarah ke resolusi cerita.

Resolusi adalah akhir dari cerita di mana semua konflik dan plot harus terselesaikan.

Menentukan klimaks dan resolusi yang tepat sangat penting untuk membuat cerita pendek yang memuaskan. 

Berikut tips menentukan klimaks dan resolusi cerita :

Klimaks
a. Klimaks harus terjadi di titik tertinggi dalam cerita, di mana konflik mencapai puncaknya dan karakter mengambil tindakan penting untuk mengatasi konflik tersebut.
b. Klimaks harus terkait dengan tema cerita dan harus membawa dampak besar pada karakter dan plot.
c. Klimaks harus membuat pembaca merasa tegang dan terlibat dalam cerita.

Resolusi
a. Resolusi harus memberikan jawaban dan solusi atas konflik yang terjadi dalam cerita.
b. Resolusi harus memuaskan dan masuk akal, tetapi juga tidak terlalu mudah atau terlalu sulit untuk dicapai oleh karakter.
c. Resolusi harus mengambil keuntungan dari karakter dan plot cerita dan harus memberikan dampak yang signifikan pada karakter.

Setelah menentukan klimaks dan resolusi cerita, penulis harus memastikan bahwa cerita masih konsisten dengan tema dan karakter cerita. Klimaks dan resolusi yang baik akan membuat pembaca merasa puas dan merasa bahwa cerita benar-benar selesai. Sebaliknya, klimaks dan resolusi yang buruk dapat merusak seluruh cerita dan membuat pembaca merasa tidak puas.

Semoga tips ini membantu!



amekachi
fajrie.1809
fathurrozima043
fathurrozima043 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
680
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
j.16Avatar border
j.16
#6
Lama gak nulis cerita
0
Tutup