PESAWARAN, RADARLAMPUNG.CO.ID - Sejumlah fakta terungkap dari kasus penembakan di kantor MUI pusat yang dilakukan Mustopa NR, warga Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau (Kedondong sebelum pemekaran).

Musthopa yang pada 2016 dipenjara karena terlibat perusakan kantor DPRD Lampung ini pernah mengalami gangguan jiwa selama satu tahun.



Menurut Ichwan, adik Musthopa, sang kakak pernah mengalami gangguan jiwa saat berada di tempat istrinya di Krui, Pesisir Barat.

Lantas ia dibawa pulang ke Pesawaran. Kemudian perilakunya seperti biasa. Sehari-sehari, lelaki itu bertani.

"Sedih mendapat kabar (Musthopa). Mungkin perjalanan takdirnya seperti itu," kata Ichwan, Selasa 2 Mei 2023.

Sementara Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo mengungkapkan, meski kondisi kejiwaan pernah terganggu, Musthopa tidak berobat ke rumah sakit. Ia juga kerap berhalusinasi.

Karena itu, Mustopa pernah melakukan perusakan di kantor DPRD Lampung lantaran ingin diakui sebagai wakil nabi.

Terkait kondisi kejiwaan Musthopa, dibenarkan oleh Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau Tarmizi.

Ia menyatakan, sekitar 20 lalu Mustopa pernah mengalami gangguan jiwa.

"Sekitar umur 35 sakit (kejiwaan). Tapi sekarang sudah nggak lagi. Dia warga saya. Terakhir, Lebaran kemarin sempat silaturahmi ke rumah saya," kata Tarmizi.

Mustopa memiliki tiga anak. Namun tidak ada yang tinggal bersamanya.

Anak tertuanya bekerja di Korea. Kemudian anak kedua berada di Cirebon. Sedang si bungsu sedang berada di luar.

"Tidak ada perilaku ke arah radikal. Saya kaget begitu mendengar kejadian seperti ini," sebut dia.

Pada bagian lain, Kasatreskrim Polres Pesawaran AKP Supriyanto Husin menuturkan, berdasar keterangan istrinya, Mustopa berangkat ke Jakarta dengan menumpang travel pada Senin 1 Mei 2023.

Ia berangkat selepas Magrib. Pamit kepada istrinya hendak ke Pulau Jawa dengan menggunakan travel.

"Kalau dari keterangan istrinya, dia (Mustopa, Red) hanya pamit mau ke pulau Jawa," kata AKP Supriyanto Husin.

Dilanjutkan, berdasar rekaman CCTV Polda Metro Jaya, Mustopa yang turun dari travel, langsung melakukan penembakan di kantor MUI, Jakarta Pusat.

"Masih kita dalami. Apakah perbuatannya murni dilakukan sendiri. Atau ada pihak yang memerintahkannya melakukan itu," sebut AKP Supriyanto Husin.

Diketahui, penembakan yang dilakukan Musthopa di kantor MUI dilakukan karena ingin bertemu pimpinan lembaga tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menyebutkan, aparat kepolisian masih mendalami motif penembakan tersebut.

Dalam aksinya, Musthopa menembaki kantor MUI dengan menggunakan senjata sejenis air softgun. 

Musthopa sendiri akhirnya tewas SMA jenazahnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Polisi menyita barang bukti obat-obatan, buku rekening dan beberapa lembar surat.  (*)

Source : RADAR LAMPUNG