Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

loveismynameAvatar border
TS
loveismyname
You Are My Destiny


2008

“SAH!”

Serta merta, kalimat Tahmid bergema ke seluruh ruangan musholla di pagi yang cerah ini. Begitu banyak wajah bahagia sekaligus haru terlihat. Proses akad nikah memang seharusnya menjadi sesuatu yang sakral, yang membawa kebahagiaan bagi setiap orang yang melaluinya.

Aku termasuk orang yang berbahagia itu. Di hadapan seorang laki-laki yang barusan menjabat tanganku, yang selanjutnya, beliau secara resmi akan kupanggil Papa, aku tidak bisa menyembunyikan rasa haruku. Di sampingku, seorang wanita yang telah kupilih untuk mendampingiku seumur hidup, terus menerus menutup mukanya dengan kedua tangan, mengucap syukur tiada terkira.

Hai Cantik, semoga kamu bahagia juga di sana. Tunggu kami ya.




Spoiler for PERHATIAN !!:




Spoiler for DISCLAIMER !!:


Enjoy emoticon-thumbsup

Note : Gue akan berusaha agar cerita ini bisa selesai. Update, sebisa dan semampu gue aja, karena cerita ini sebenarnya sudah gue selesaikan dalam bentuk Ms.Word. Tapi maaf, gue gak bisa setiap hari ngaskus. mohon pengertiannya.

Index
prolog
part 1 the meeting
part 2 how come?
part 3 why
part 4 swimming
part 5 second meeting
part 6 aku
part 7 love story
part 8 mbak adelle
part 9 got ya!!
part 10 third meeting
part 11 kejadian malam itu
part 12 4th meeting
part 13 family
part 14 putus
part 15 comeback
part 16 morning surprise
part 17 we are different
Intermezzo - behind the scenes
Intermezzo - behind the scenes 2
part 18 aku di sini untukmu
part 19 a morning with her
part 20 don't mess with me 1
part 21 don't mess with me 2
part 22 my life has changed
part 23 mati gue !!
part 24 old friend
part 25 kenapa sih
Intermezzo - behind the scenes 3
part 26 halo its me again
part 27 balikan?
part 28 happy independent day
part 29 duet
part 30 sorry, i cant
part 31 night call
part 32 preparation
part 33 lets get the party started
part 34 sweetest sin
part 35 late 2001
part 36 ramadhan tiba
part 37 itu hurts
part 38 sebuah nasihat
part 39 happy new year
part 40 ombak besar
part 41 don't leave me
part 42 my hero
part 43 my hero 2
part 44 desperate
part 45 hah??
part 46 goodbye
part 47 ombak lainnya
part 48 no party
part 49 self destruction
part 50 diam
part 51 finally
part 52 our journey begin
part 53 her circle
part 54 my first kiss
part 55 sampai kapan
part 56 lost control
part 57 trauma
part 58 the missing story
part 59 akhirnya ketahuan
part 60 perencanaan ulang
part 61 komitmen
part 62 work hard
part 63 tembok terbesar
part 64 melihat sisi lain
part 65 proud
part 66 working harder
part 67 shocking news
part 68 she's gone
Intermezzo behind the scenes 4
part 69 time is running out
part 70 one more step
part 71 bali the unforgettable 1
part 72 bali the unforgettable 2
intermezzo behind the scenes 5
part 73 a plan
part 74 a plan 2
part 75 ultimatum
part 76 the day 1
part 77 the day 2
part 78 the day 3
part 79 judgement day
part 80 kami bahagia
part 81 kami bahagia 2
part 82 we are family
part 83 another opportunity
part 84 new career level
part 85 a gentlemen agreement
part 86 bidadari surga
part 87 pertanyaan mengejutkan
part 88 new place new hope
part 89 cobaan menjelang pernikahan 1
part 90 cobaan menjelang pernikahan 2
part 91 hancur
part 92 jiwa yang liar
part 93 tersesat
part 94 mungkinkah
part 95 faith
part 96 our happiness
part 97 only you
part 98 cepat sembuh sayang
part 99 our journey ends
part 100 life must go on
part 101 a new chapter
part 102 Bandung
part 103 we meet again
part 104 what's wrong
part 105 nginep
part 106 Adelle's POV 1
part 107 a beautiful morning
part 108 - terlalu khawatir
part 109 semangat !!
part 110 kejutan yang menyenangkan
part 111 aku harus bagaimana
part 112 reaksinya
part 113 menjauh?
part 114 lamaran
part 115 good night
part 116 satu per satu
part 117 si mata elang
part 118 re united
part 119 hari yang baru
part 120 teguran keras
part 121 open up my heart
part 122 pelabuhan hati
part 123 aku akan menjaganya
part 124 masih di rahasiakan
part 125 surprise
part 126 titah ibu
part 127 kembali
part 128 congratulation 1
part 129 congratulation 2
part 130 you are my destiny
epilog 1
epilog 2
epilog 3
epilog 4
epilog 5
side stry 1 mami and clarissa
side story 2 queen
side story 3 us (adelle's pov 2)
tamat
Diubah oleh loveismyname 03-06-2023 04:22
buyan28
percyjackson321
risqigun
risqigun dan 63 lainnya memberi reputasi
62
80K
945
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
loveismynameAvatar border
TS
loveismyname
#150
Part 76 - The Day 1
Aku sudah rapi, dan berjalan ke rumah Afei pagi itu.

Grogi? Jelas!!

Bohong kalau tidak grogi. Walau aku sudah mempersiapkan semua sebaik mungkin, tetap saja tidak menghilangkan rasa gugup di hatiku.

Jantungku berdebar keras. Ini adalah sebuah pertaruhan. Afei sudah menelponku subuh tadi. Dia mengadu tidak bisa tidur semalaman. Badannya gemetar dan keringatnya mengucur terus menerus.

Aku akhirnya sampai di depan rumahnya. Rumah rindang berpagar biru itu terlihat sepi, namun terdengar suara tv dari dalam.

Rumah ini memiliki kisah manis untukku ketika aku kecil. Tante Jon, Ibu dari Afei, sering memanggilku jika aku kebetulan lewat depan rumahnya. Untuk sekedar memberikan kue atau roti buatannya.

Aku yang dulu pemalu, hanya bisa mengangguk, mencium tangannya, dan mengucapkan terima kasih. Biasanya, Tante Jon akan membelai rambutku lembut.

Sekarang, aku ke sini untuk melamar anaknya yang cantik jelita itu. Kehidupan, kadang memang aneh. Sebelum kegiatan 17an itu, tidak ada di fikiranku bahwa aku akan terlibat kisah asmara yang begitu mendalam bersama Afei. Kami sudah lama tidak bertemu dan bertegur sapa.

Kenyataannya, aku langsung jatuh cinta begitu melihatnya lagi. Teman kecilku, yang dulu dekil dan polos itu, telah menjelma menjadi bidadari cantik.

Mendekati pagar, jantungku semakin berdebar. Masih terbayang, pembicaraanku dengan Afei semalam.

Quote:


“Permisi.” Aku sedikit berteriak di depan rumah Afei.

“Iya, sebentar.” Sebuah suara menjawabku.

Suara Afei.

Dia sendiri yang membukakan pintu. Wajahnya benar-benar pucat. Bahkan aku bisa melihat tangannya gemetar ketika membukakan pintu untukku.

 “A..aku ta..takut sayang.” Afei berbisik.

Suaranya bergetar.

“Apa ga jadi aja?” Aku bertanya.

Bukannya aku takut, tapi aku tidak tega melihat keadaannya. Dia benar-benar pucat.

“JANGAN !! ini cuma pe..perasaan alami aja kok. Aku lebih takut kehilangan kamu sebenarnya. bu..bukan proses ini.” Afei menjawabku masih berbisik.

“Ya udah, yuk masuk.” Afei akhirnya mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam rumahnya.

Aku melangkah masuk. Sudah ada Tante Jon, Om Jonny dan Koh Along. Wajah mereka ramah. Tidak ada wajah seram sedikitpun. Sepertinya mereka sedang santai.

“Mantap!! Pagi-pagi udah kedatangan bos besar.” Koh Along yang sedang ngopi menyapaku.

“Bisnis lu gue denger makin cakep Gol? Gokil sih. Udah berapa ratus juta duit di rekening lu? Hahahahahah.” ucap Ko Along mencoba bercanda.

“Alhamdulillah Ko. Berkat ilmu dari lu juga.” jawabku sambil tersenyum.

“Duduk Ru. Seneng om, kamu udah dateng pagi-pagi gini.” Ujar Om Jonny dan aku mengikutinya. Aku duduk di hadapan mereka semua.

Afei juga mengikutiku. Dia duduk di sampingku.

Dan sebuah reaksi yang tidak kuduga, tiba-tiba datang.

“Duileh, langsung ditempelin Fei? Tanya dulu, udah punya pacar belum itu. Maen tempel-tempel aja.” Ucap Tante Jon meledek anaknya sambil membawa minuman dan sedikit makanan ringan.

Hah?

Aku dan Afei langsung berpandangan. Heran.

Tidak menyangka reaksi Ibunya akan seperti ini. Om Jonny pun santai saja. Apalagi Ko Along, dia cuma cengar cengir melihat adiknya di ledek.

Quote:


“Ck, kamu Fei. Jangan bikin malu papi lah. Ada cowok ganteng, keluarganya kaya, maen ke rumah langsung di tempelin. Huahahahahahah.” Tambah Om Jonny.

“Iiih, Papi nih !!” Ujar Afei merajuk.

Sedangkan aku bertambah heran.

Kok bercandanya begini?

“Gimana kabar kamu Ru? Sibuk banget kayaknya.” Tanya Om Jonny.

“Baik, Om.” Aku menjawab singkat.

“Om denger kamu kerja juga ya selain usaha? Di mana ?” Om Jonny kembali bertanya.

Aku menjelaskan pekerjaanku kepada mereka. Termasuk gaji dan jabatanku di kantor.

Ahh, ternyata benar. Seperti ini enaknya jika kita sudah siap melamar wanita. Aku bisa menegakkan kepala ketika calon mertua menanyakan pekerjaanku.

“Lu belum lulus kan Ru? Kok bisa?” Koh Along bertanya.  

Aku kembali menjelaskan, bagaimana aku bisa sampai di tahap itu.

Akhirnya, kami malah ngobrol panjang lebar. Aku, Ko Along dan Om Jonny, saling bertukar pengalaman di tempat kerja kami masing-masing.

Sebersit rasa kagum, muncul kepada Ko Along. Tokonya benar-benar maju pesat. Dia bahkan bisa membeli mobil, dan sebuah rumah.

Duuhh, semoga aku bisa bekerja sama dengannya. Pasti asyik sekali menimba ilmu darinya.

“Ah Gila. Hebat lu Ru. Jadi, usaha lu sekarang di pegang Hadi, terus lu kerja sama kuliah ya? Kuliah lu gimana?” Koh Along kembali bertanya.

Aku jujur, diantara banyaknya kegiatanku, kuliah yang aku sedikit mundurkan. Aku tetap berusaha, namun, sudah tidak terlalu ngotot.

Semester ganjil ini pun, aku belum ambil skripsi. Aku berniat ambil di semester ganjil tahun depan saja. Harusnya sih, mata kuliahku sudah habis.

Aku juga bercerita, masih sesekali ngamen di beberapa tempat. Aku benar-benar tidak bisa diam. Aku harus produktif.

Itu fikiranku.

Tapi, nanti aku akan tahu, bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar.

Om Jonny menggelengkan kepalanya.

“Apa yang kamu mau kejar Ru? Uang? Ayahmu sudah kaya. Kakakmu juga.” Om Jonny bertanya.

“Oh iya !! Keasikan ngobrol, om sampe lupa. Ada apa kamu kesini pagi-pagi. Firasat Om, ada hal penting yang mau kamu sampaikan. Om gak bisa tidur loh semalaman. Hehehe.” Om Jonny melanjutkan dan tersenyum.

Aku menarik nafas panjang. Menghilangkan rasa grogiku. Ada sebuah bisikan di hatiku yang menginginkan untuk membatalkan tujuanku ke sini. Tapi aku segera hilangkan.

Ini harus terlaksana!! Apapun resikonya!!

Aku sedikit terbantu dengan Koh Along dan Om Jonny yang sudah mengajak ngobrol di awal tadi. Suasana hatiku menjadi sedikit santai.

Aku kembali menguatkan tekadku yang sempat mengendur.

Aku menoleh ke arah Afei, dan dia sedang menatapku juga.

Wajahnya masih sama, pucat. Tangannya masih gemetaran.

Namun, seutas senyum akhirnya terlihat. Dia menganggukkan kepalanya.

Aku kembali menatap Om Jonny.

Bismillah.
pulaukapok
khodzimzz
ilesha
ilesha dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Tutup