"Lo main ama Verlice ampe lima puluh kali?!" Aldon terheran-heran. "Sakit lo ya? Maniak amat!"

"Bacot! Hahaha! Yang penting gua udah puas sampe bosen dan sudah gak butuh tuh jalang lagi!"

"Kasar kali lo, Luno. Jangan gitu lah. Terus kapan lo mau kembali ke waktu dimana tuh Nelven waktu masih hidup? Itu janji lo kan?"

"Halah iya gampang itu mah, ntar aja! Kalo suatu hari nanti gua pingin bercinta dengan Verlice lagi gimana?"

"Lah katanya tadi udah bosen?"

"Ya buat jaga-jaga aja! Pokok nanti suatu hari gua janji dah bakal kembali ke hari dimana masih Nelven hidup. Lo santai aja pokoknya nggak usah ngatur gua."

"Ya gua selalu ingetin lo sebagai sahabat lo, Luno!" sahut Aldon lagi. "Jadi, berikutnya apa?"

"LET'S PARTY!!!Rayakan keberhasilan misi pertama kita!"

"YEAH!" Aldon berteriak semangat.



12 Oktober 2023—18:30

Hari ini kita party di Mansionku. Ini merupakan propertiku yang paling mahal dan mewah di antara properti lainnya yang kumiliki seperti apartemen, rumah, gedung kantor, juga villa.

Malam itu Aldon sudah menyiapkan segala sesuatu yang kupinta. Didatangkan seorang koki terkenal asal Perancis untuk menyiapkan makanan. Juga disiapkan berbagai alkohol dan obat-obatan terlarang. Lalu tentu saja yang paling penting, wanita! Kami mengundang total 25 wanita, terdiri dari selebgram dan artis super cantik dari berbagai penjuru dunia.

Inilah pesta sesungguhnya! YEAH!

Lalu kita berpesta gila-gilaan malam ini. Alkohol, narkotika, dan wanita. Aku dan Aldon menikmati semuanya sepuasnya malam itu hingga pagi.



13 Oktober 2023 —16:30

Sore itu ku terbangun dalam keadaan hangover, kepalaku agak pusing.

"Bangun lo babi, udah sore oi!" Aku menepuk-nepuk pipi Aldon.

Lalu kita rebahan bareng di sofa, Aldon iseng menyalakan televisi. Hari itu nusantara sedang dihebohkan dua berita yang sangat mencekam.

Berita pertama tentang seorang ayah yang tega memperk**a anaknya sendiri setelah membunuh ibu angkat anak tersebut. Berita kedua tentang teroris yang kembali melancarkan serangan bomnya, kali ini mereka nekat melakukannya di Polda Metro Jaya.

"Damn, dunia semakin gila!" pekik Aldon sambil geleng-geleng.

"Ah, persetan dengan dunia! Nggak penting!" Aku langsung buru-buru mematikan televisi. "Selama kita banyak uang, ditambah lagi kekuatan waktuku. Mau dunia serusak apapun bahkan kiamat sekalipun, kita akan tetap bisa bersenang-senang!"

"Lo nggak takut kiamat?" tanya Aldon lagi.

"Bah, gua tinggal kabur ke waktu yang jauh sebelum kiamat." imbuhku. "Bahkan bagus kan kalo gua bisa tau kapan tanggal kiamat? Gua bisa persiapan dari jauh-jauh hari, misalnya ke Mars!"

"Hahaha lo bener-bener gila! Semalam juga benar-benar gila!" Aldon terlihat puas. "Damn i'm so happy! Thanks brother!"

Kita mengingat kegilaan pesta semalam, bagaimana liarnya kita berdua, lalu kita cekikikan seperti orang gila.

"Yeah semalam bener-bener luar biasa! Love you Aldon!"

"Love you too, Luno! Hahaha! Aduh gue jadi beneran jatuh cinta ma lo, boleh gua kiss lo?" Aldon menggodaku dengan memonyongkan bibirnya.

"Najis lo. Hahaha!" Aku mendorongnya hingga jatuh dari sofa. "Gua masih normal, babi!"

Kita berdua lalu tertawa seperti orang gila.

"Check nomor rekening lo!" pintaku.

"Ah . . . Jangan bilang lo beneran transfer?" Aldon buru-buru memeriksa ponselnya.

"Memang kapan pernah gua boongin lo, brother?" jawabku.

Aldon terlihat gemetar setelah memeriksa saldonya. "Li-lima puluh miliar? Lo nggak bercanda kan?"

Aldon masih tampak takjub dan tidak percaya apa yang dia lihat. Awalnya kan janjiku akan memberinya tiga puluh miliar jika misi ini sukses, namun aku sengaja memberinya jauh lebih banyak. Wajah Aldon sangat bahagia sampai menitikkan air mata. "Ini bukan mimpi kan brother? Coba lo cubit pipi gua!"

"Sini gua gamparin kalo mau!" jawabku.

"Aaargh! Sumpah gua cinta mati ma lo. THANKS A LOT BROTHER!"

Aldon menghampiriku lalu memelukku erat-erat, bahkan mencium pipiku saking senangnya.

"Najis lo sumpah! Udah-udah!" Aku mendorongnya, lalu kami tertawa bersama. "Pakai sepuas lo, Aldon! Mau lo beliin istana kek, mau lo pake buat dapetin cewek, mau lo buang bakar or apapun itu, suka-suka lo dah! Hahaha!"

"Gua bersumpah akan setia ama lo brother. Apapun perintah lo, bakal gua lakukan!" kata Aldon berjanji,

"Lo sekarang sudah jadi miliarder Don, congrats ya!" kataku seraya menepuk-nepuk pundaknya. "Berarti lo sekarang bisa melakukan hobi yang sama kayak gua."

"Hobi? Hobi apa tuh brother?"

"Sini ikut gua." Aku membuka lemariku dan mengambil banyak gepokan dollar.

"Wah lo nyimpen dollar juga. Gila juga ya dollar segini banyak lo taruh di lemari biasa, bukan brankas!"

"Emang ada yang bisa ngambil uang ini dari gua? Lagian kalo hilang gua juga nggak peduli, toh duit gua unlimited!" Lalu kuberi beberapa gepokan dollar ke tangan Aldon. "Nih lo bawa!"

"Buat gua?" tanya Aldon.

"Ya, tapi bukan buat lo pakai."

"Trus?"

"Kita bakar! Hahaha!"

"Serius lo?" Aldon terlihat bingung.

"Iya gua serius. Gua sering banget buang-buang gepokan duit ke jendela. Kadang gua sobek-sobek atau gua bakar terus bikin api unggun."

"Wah sakit lo bro. Apa serunya buang-buang uang kayak gitu?!"

"Cobain dulu brother, yok!"

Lalu kuajarkan Aldon merobek-robek dollar.

"Nih lihat baik-baik!" Aku memegang selembar '100 USD' dengan kedua tanganku di depan mata Aldon, lalu kurobek.

"Gila lo! Itu uang asli kan? Satu lembar kira-kira senilai satu setengah juta rupiah!"

"Ya asli lah. Kalo robek uang palsu mana serunya? Nih gantian!" Aku menyodorkan selembar '100 USD' ke Aldon. "Robek!"

"Apa serunya sih bro?" Aldon terlihat ragu, dia lalu gemetaran merobek selembar '100 USD' dollar itu.

"Gimana rasanya? Seru kan!!" kataku sambil tertawa.

"Sakit lo, Luno! Apa serunya sih. Ini uang berharga tau!"

"Lo sekarang udah punya lima puluh miliar brother. Jangan kayak orang susah! Enjoy aja!" Lalu kurobek-robek sepuasnya selembar demi selembar. Aldon perlahan mengikutiku dan akhirnya kita merobek-robek puluhan bahkan ratusan lembar.

"Gimana?" tanyaku lagi. "Orang sekaya apapun mana ada yang berani melakukan hal segila ini! Hahaha! Hanya kita yang bisa!"

"Gila . . . " Aldon geleng-geleng. "Lo bener-bener gila!"

Lalu kita bersenang-senang bersama, merobek-robek lagi ratusan lembar dollar lalu membakarnya, membuat api unggun dari robekan-robekan dollar tersebut sambil cekikikan.

Setelah berpuas melakukan segala hal gila itu, kami merebahkan diri ke lantai. Nafas kami tersengal-sengal.

"Hosh . . . Hosh . . . Besok-besok cobain juga lempar gepokan duit dari apartemen, or sambil naik helikopter gua. Pasti lo ketagihan." kataku sambil berusaha mengatur nafas.

"Asli lo sakit sih. Bisa-bisanya kepikiran hal gak guna kayak gini!" celetuk Aldon.

"Nggak guna tapi lo seneng banget tadi kegirangan?!"

"Ya karena lo pengaruhin gua! Parah lo, brother!" sahut Aldon membela diri. "Trus bentar lagi lo ulang waktu gitu sebelum kita lakuin ini semua dong?"

"Nggak, nggak perlu. Duit gua kan nggak terbatas bro, hilang juga tinggal cari lagi dengan sangat mudah!" jawabku dengan bangga.

Aldon geleng-geleng kepala dan menghela nafas. "So, misi berikutnya apa, brother?"

"Nggak ada sih. Lo seneng-seneng aja dulu habisin duit lo!"

"Ya kali gua habisin. Gua tabung lah!" timpal Aldon. "Trus setelah ini lo mau ngapain? Lo nggak bosen apa ngulang waktu terus? Segala macam hal lo sudah lakuin semua kan? Suatu saat nanti lo bakal mati bosan juga lama-lama."

"True! Gua kadang bosan banget dengan segalanya. Eh, tapi masih ada beberapa hal yang ingin gua coba lakuin sih setelah ini. Ada beberapa mimpi yang masih belum gua capai."

"Apa tuh?" tanya Aldon. "Pasti nggak jauh-jauh dari wanita. Ada selebriti yang lo incar?"

"Hush! Sialan lo! Gua pingin cobain jadi koki, Don! Gua pingin jadi seperti koki selebriti gitu. Terus gua juga ingin merasakan jadi petarung, ikut pertandingan MMA skala dunia. Ah dan yang terakhir gua pingin jadi aktor, main film superhero!" Aku meracau panjang lebar. "Kalo elo gimana Don? Lo mau ngapain setelah ini, setelah lo sudah jadi miliarder?"

"Ada dua hal, brother! Dan gua pingin lo temenin gua ngelakuin dua hal itu!"

"Apaan aja tuh?" tanyaku penasaran.

***

Beberapa saat kemudian, tidak pernah terbayangkan olehku bahwa: satu dari dua hal yang akan kulakukan bersama Aldon bisa menjadi sebuah mimpi buruk. Inilah peristiwa yang paling aku takutkan selama ini sebagai seorang petualang waktu, dimana aku tidak bisa menggunakan kekuatanku lagi.

"Apa yang terjadi?! Aku . . . tidak bisa mengulang waktu?"