5 Oktober 2023—17:30

Aku menghampiri kosan Verlice malam itu membawa makanan dan juga buket bunga mawar putih. Kutiru cara romantis Nelven jingan itu agar Verlice merasa nyaman denganku.

"Hai, aku bawa martabak manis. Kamu suka?"

Verlice mengangguk.

"Aku boleh mampir sebentar ya, Verlice."

"Oke pak." balas Verlice secukupnya. Dia masih saja memanggilku 'pak' , padahal sudah berkali-kali kusarankan memanggilku Luno saja biar lebih akrab.

"Kamu sudah makan malam?"

"Belum pak."

"Aku siapin ya martabaknya."

Verlice mengangguk. Seperti biasanya dia tidak banyak bicara. Lalu kuajak dia ngobrol untuk mencairkan suasana, sambil menikmati martabak manis.

"Aku bikinin jus jeruk ya?"

Verlice mengangguk.

Segera kusiapkan Verlice dua gelas juice jeruk untuk kita berdua. Tentunya punya Verlice kuberikan sedikit tambahan spesial. Mirip seperti trik Helna ke Nelven, kucampurkan pembangkit gairah dan sedikit obat bius.

Lalu aku memberikan jus jeruk spesial itu pada Verlice. Sambil ngobrol, perlahan-lahan obatnya bekerja.

"Itu guling kelinci lucu sekali, beli dimana?" tanyaku. Tentu saja aku sudah mengetahui fakta bahwa guling itu pemberian dari Nelven, hasil investigasi Aldon dan juga dari chat history mereka.

"Itu pemberian Nelven, pak . . . " jawab Verlice lirih.

"Ah maafkan aku, Verlice."

"Nggak apa, pak . . . " Verlice mulai meneteskan air mata. Kulihat wajah Verlice mulai memerah, dan aku yakin saat ini jantungnya mulai berdebar kencang pengaruh obat tersebut. "Harusnya saat ini aku sudah berada di Bali bersama dia."

Verlice mulai menangis. Aku menghampirinya perlahan, duduk di sebelah Verlice. Lalu kutepuk-tepuk bahunya.

"Nelven pasti ingin kamu hidup bahagia, Verlice. Jangan bersedih lagi."

Verlice makin menangis. Aku memegang tangannya, Verlice tidak melawan seperti kemarin-kemarin. Lalu dia mulai mencurahkan isi hatinya. Perlahan tapi pasti, aku memeluknya.

"Jangan sedih lagi, aku akan menjagamu."

Verlice menangis di pelukanku.

Aku lihat obatnya juga semakin bekerja, tampak Verlice terlihat semakin gelisah dan teler, akupun semakin mendekat. "Wajahmu merah sekali Verlice. Kamu tidak kenapa?"

Verlice hanya menggeleng kepalnya. "Hanya sedikit pusing."

Aku mendekat dan memegang kepalanya. "Kamu baring dulu aja, Verlice."

Lalu Verlice berbaring di kasurnya. Verlice diam saja. Lalu aku memegang tangannya perlahan, memijat-mijatnya. Semakin lama Verlice semakin kehilangan kesadarannya.



5 Oktober 2023—20:15

Aku mendekat ke wajahnya, mencoba mencium bibirnya. Verlice mencoba menolak dengan halus. "Jangan, Pak"

Aku memaksa dengan lembut. "Aku suka kamu Verlice."

Lalu Verlice pasrah saja saat aku menciumnya, aku terus aktif mendekatinya dengan romantis. Menciuminya lagi, lalu perlahan-lahan menyentuh area lain tubuhnya. Verlice awalnya selalu menolak dengan halus tapi aku menyentuhnya dengan lembut dan romantis. ditambah pengaruh obat bius dan perangsang. Verlice pun sedikit demi sedikit menyerahkan tubuhnya padaku.

Lalu pada akhirnya, setelah sekian lama menanti, aku berhasil bercinta dengan Verlice. Kupuas-puaskan diriku menikmati malam itu, menyalurkan hasrat selama ini yang terpendam. Dia dalam keadaan setengah sadar menikmati semua itu.

Lalu malam itu aku pulang setelah memastikan Verlice tertidur lelap.

Yeah! Misi sukses! Aku senang sekali hari ini. Aku sudah berhasil mendapatkan tubuhnya, nggak lama lagi harusnya aku bisa mendapatkan hatinya.

Tapi ternyata tidak semudah itu. Entah kenapa, besoknya justru Verlice semakin menghindariku. Verlice semakin hari semakin susah ditemui, banyak alasan yang dia lontarkan. Entah tidak enak badan, lagi ingin sendiri, intinya dia semakin menghindariku.

Ah kenapa? Apa dia menyesal telah bercinta denganku? Kurang tampankah aku menggantikan Nelven! Atau jangan-jangan dia curiga atau bahkan sadar aku sudah mencampurkan obat-obatan itu ke minumannya?



10 Oktober 2023—22:21

Tidak terasa lima hari sudah berlalu sejak aku menikmati bercinta dengan Verlice. Ah rasanya begitu rindu! Aku begitu ketagihan, aku ingin menikmati tubuhnya sekali lagi. Maka malam itu, aku memutuskan untuk mengulang hari dan jam dimana aku memulai proses bercinta dengan Verlice.

BZZT!



5 Oktober 2023—20:15

Aku kembali bercinta dengan Verlice. Kupuaskan diriku bercinta dengannya, sekali lagi. Kali ini aku memperlakukan dia lebih romantis, juga kupuaskan dia. Setelah selesai bercinta aku memberikan dia banyak perhatian dan ngobrol banyak hal.

Tapi entah kenapa, hasilnya sama aja. Besoknya Verlice tetap menghindariku. Tidak ada yang berubah, Verlice semakin hari semakin susah ditemui, banyak alasan yang dia lontarkan. Entah tidak enak badan, lagi ingin sendiri, intinya dia semakin menghindariku.

Dan aku lagi-lagi, masih ketagihan bercinta dengannya. Aku ingin melakukannya lagi dan lagi.

Baiklah Verlice, kalau hatimu sesusah itu didapatkan, tidak masalah bagiku. Aku hanya tinggal memakai dirimu sepuas hatiku. Akan kunikmati dirimu sepuasnya dengan mengulang waktu. Belasan kali, puluhan kali, bahkan ratusan kali sampai aku bosan. Lalu akan kutinggalkan kamu.

Lalu aku pun melakukan demikian, aku mengulang waktu ke '5 Oktober 2023—20:15' dan bercinta dengan Verlice sepuasnya. Istirahat beberapa jam, atau hari, lalu bermain lagi. Istirahat, main lagi. Begitu terus kuulang dan aku tidak bosan-bosannya bercinta dengannya! Verlice memang wanita yang sangat luar biasa! Beda dengan wanita-wanita lain yang biasa kuajak bercinta, dua-tiga kali biasanya aku sudah bosan dan meninggalkannya.

Aku sampai belajar di internet berbagai macam gaya dan posisi bercinta. Lalu hampir semuanya kupraktekkan kepada Verlice! Wah senangnya bisa bercinta sepuasnya dengan wanita sesempurna Verlice. Kunamai kekuatan superku ini: bercinta unlimited.

Akhirnya aku mulai sampai di titik jenuh setelah bercinta dengannya lebih dari lima puluh kali. Ya, kamu nggak salah baca: lima puluh kali! Hahaha.

Lalu, aku ingin sedikit 'bercanda' dengan Verlice hari ini.



5 Oktober 2023—21:15

Malam itu, seusai aku bercinta dengannya. Aku berbisik pada Verlice dengan lembut. "Terima kasih, Verlice, sudah menemani aku bercinta lebih dari lima puluh kali."

Verlice dalam keadaan setengah sadar kebingungan. "Apa maksud bapak?"

"Aku sudah memakai tubuhmu lima puluh kali tanpa kamu sadari, Verlice. Berbagai gaya dan posisi telah kucoba bersamamu. Kau luar biasa."

Verlice tampak kebingungan.

"Kau sungguh keras kepala Verlice. Kau susah sekali membuka hatimu. Memang apa salahku? Aku kurang ganteng kah? Dibanding Nelven? Hah? Capek sekali aku selama ini mengejarmu mati-matian. Apa kau mempermainkanku."

"Apa maksud bapak . . . ? Kenapa bapak begini?"

"Kamu mau tahu nggak kenapa Nelven bisa meninggal?"

Verlice geleng-geleng, aku kembali berbisik padanya. "Ada seseorang yang mengatur mobil Nelven hingga tidak bisa direm."

Mata Verlice berkaca-kaca dan tampak ketakutan.

"Yeah, mungkin kau bisa menebaknya: akulah yang menyuruh seseorang melakukan itu semua! Hahaha!"

Air mata Verlice bercucuran. "Bapak tidak bercanda?"

"Apa aku terlihat bercanda, Verlice? Bahkan sampai saat ini kamu masih memanggilku pak, bapak lah! Cewek bodoh! Sudah kubilang berkali-kali panggil aku Luno. Apa susahnya si hah?"

"Tega sekali Bapak!" Verlice menangis sesenggukan. "Memang apa salah Nelven? Apa salahku?"

"Bla bla bla bla. Bah bawel sekali kau!" Aku menjambak rambut Verlice. "Kamu masih tanya apa salahmu? Kamu terlalu sok jual mahal, sok kecantikan! Anjing!"

Verlice makin ketakutan dan hanya bisa menangis pasrah. Aku tetap menjambaknya sambil menepuk-nepuk pipinya. "Tapi tenang Verlice, aku sudah bosan padamu. Mulai hari ini aku tidak akan kemari lagi. Selamat menikmati hari-harimu sendiri di sini!"

Aku melanjutkan. "Ohya, aetelah ini kamu tidak akan mengingat apapun: segala perkataan yang uucapkan dan segala perbuatanku tadi. Hehehe. Bye-bye Verlice! Reverse!"

BZZT!



5 Oktober 2023—13:00

Aku mengulang waktu dari siang sebelum aku mengunjungi kosan Verlice.

Siang itu aku menghampiri markas kami, Apartemen Aldon.

"Wah, lo nampak senang sekali hari ini brother!"

"Hahaha lo nggak tau apa aja yang sudah gua lakukan! Intinya: MISI SUKSES BROTHER!!! WOHOOO!!!" Aku berteriak penuh selebrasi dan memeluk Aldon.

"LET'S PARTY!"