mbiaAvatar border
TS
mbia
Tokoh NU Soroti Idul Fitri Muhammadiyah, Raja Juli Beri Sindiran: Lebaran 3x juga Gpp
Tokoh NU Soroti Penetapan Idul Fitri Muhammadiyah, Raja Juli Beri Sindiran Menohok: Kalau Bisa Lebaran 3 Kali Juga Nggak Apa-apa Gus



Jakarta -
Tokoh Nahdlatul Ulama atau NU, Prof Nadirsyah Hosen atau yang biasa disapa Gus Nadir menyoroti penetapan hari Raya Idul Fitri dari kalangan Muhammadiyah yang sudah memberi pernyataan bahwa hari raya tahun ini akan jatuh pada 21 April 2023.

Pernyataan Muhammadiyah memang mendahului pemerintah yang sampai saat ini belum menentukan penetapan hari raya Idul Fitri tahun ini. Pemerintah masih menunggu sidang isbat.


Menurut Gus Nadir, penetapan hari raya Idul Fitri seharusnya menunggu pernyataan resmi dari pemerintah, siapapun tidak boleh mendahului pemerintah.

“Dalam fiqih, lebaran itu ikut keputusan pemerintah,” kata dosen di fakultas hukum, Monash University itu dalam sebuah cuitan di akun twitternya dilansir Selasa (18/4/2023).

Namun kata Gus Nadir, secara aturan bermasyarakat, pemerintah juga tidak diperbolehkan melarang yang lebarannya berbeda. Namun, ia juga mengingatkan yang berbeda waktu lebaran atau Idulfitri-nya agar bertenggang rasa dengan tidak memakai fasilitas publik alias milik pemerintah.

Sontak, unggahan Gus Nadir ini memicu Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni untuk berkomentar. Kader PSI sejatinya ingin mengatakan bahwa sebetulnya persoalan perbedaan waktu Idulfitri bukan hal yang harus dibesar-besarkan.

“Susah banget sih Gus. Dipakai 2 kali, berkahnya 2 kali. Kalau bisa 3 kali juga enggak apa-apa,” timpal Raja Juli.

Gus Nadir pun langsung membalas komentar Raja Juli ini dengan candaan. “Gak susah kok. Kan tidak dilarang lebaran lebih awal. Namun namanya mencuri start makan opor ayam duluan, ya kudu bertenggang rasa dong,” timpal Gus Nadir.

Terkait dengan penentuan hari raya Idulfitri sendiri atau penetapan 1 Syawal 1444 H perlu ditetapkan dengan berbagai metode. Ada dua metode yang umum digunakan yakni metode hisab dan rukyat.

Pemerintah RI melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan gabungan antara metode hisab dan rukyat dengan mengacu pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang kemudian ditetapkan melalui sidang isbat.

Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini menitikberatkan pada posisi geometris benda-benda langit. Sedangkan NU menggunakan metode rukyatul hilal.

https://populis.id/read55338/tokoh-n...ak-apa-apa-gus

Yg puasa belakangan lebarannya duluan siapa hayo
itkgid
Proloque
aldonistic
aldonistic dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3K
83
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post

Post telah dihapus azhuramasda