Masih ingatkan Agan dan Sista semua tentang seorang pemimpin partai politik yang bersumpah untuk bersedia digantung di Monas jika terbukti melakukan korupsi sepeser pun? Ya, benar. Dialah Anas Urbaningrum, mantan ketua umum Partai Demokrat yang divonis terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus proyek Hambalang yang mangkrak di zaman presiden SBY.

Setelah mendekam dan menyelesaikan masa tahanan selama lebih kurang 9,3 tahun di Lapas Sukamiskin, rencananya pada selasa, 11 April 2023 Anas akan menghirup udara bebas.

Kasus yang melibatkan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Presiden RI dan pendiri Partai Demokrat, menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Andi Arief, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Demokrat, menyatakan bahwa Anas seharusnya meminta maaf kepada SBY setelah dibebaskan dari penjara. Namun, keluarga Anas dari Blitar menolak saran tersebut dan justru meminta Andi Arief untuk menyampaikan pesan kepada SBY agar segera meminta maaf kepada Anas.

Persoalan ini menunjukkan perpecahan dan ketidaksepakatan di internal Partai Demokrat terkait kasus korupsi yang menjerat Anas Urbaningrum. Sementara itu, pandangan publik sendiri tentu beragam. Ada yang setuju bahwa Anas seharusnya meminta maaf kepada SBY karena ia dianggap telah melakukan kesalahan dan merugikan partai. Namun, ada juga yang memandang bahwa Anas adalah korban dari kriminalisasi dan intrik politik yang dilakukan oleh SBY dan jaringan politiknya.

Dalam konteks ini, penting untuk mencari keadilan yang sebenarnya dan menyelesaikan kisruh secara transparan dan adil. Para pemimpin politik harus memikirkan kepentingan publik dan kepentingan partai di atas kepentingan pribadi dan kelompok. Kita tidak ingin melihat tindakan arogan dan kepentingan sempit merusak citra dan integritas demokrasi di Indonesia.

Seharusnya, semua pihak berupaya untuk memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dan menjunjung tinggi supremasi hukum. Semua pihak harus bersedia bekerja sama dan bertanggung jawab dalam mencari solusi terbaik untuk kisruh ini.

Sebagai salah seorang politikus kawakan dan mantan kolega Anas, Andi Arief seharusnya bersikap netral dan objektif dalam menyikapi kasus ini. Ia tidak seharusnya memihak pada salah satu pihak, baik Anas Urbaningrum maupun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebaliknya, Andi Arief harus berperan sebagai mediator dan mencari solusi yang adil dan transparan untuk mencapai titik terang dan tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Lagipula, Anas sudah menjalani masa hukumannya dengan baik dan ini adalah balasan setimpal atas apa yang sudah diperbuatnya di masa lalu.

Jika memang Andi Arief ingin memberikan saran, maka saran tersebut seharusnya didasarkan pada keterbukaan dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi atau kelompok. Andi Arief juga seharusnya menghargai pandangan dan aspirasi dari keluarga Anas Urbaningrum, karena mereka juga memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dan kepentingan mereka.

Dalam kasus ini, yang terpenting adalah menyelesaikan kasus secara adil dan transparan, serta menjaga integritas dan citra demokrasi di Indonesia. Sebagai salah seorang petinggi partai, Andi Arief harus memastikan bahwa partainya dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ini.

Dengan bebasnya Anas Urbaningrum akan semakin menambah semarak pergulatan politik pada pemilu 2024 mendatang. Meskipun hak politik Anas sementara ini sedang dicabut, namun dia akan memanfaatkan peluang peninjauan kembali dan bukan tidak mungkin akan kembali terjun ke dunia politik dan berkiprah lagi seperti yang sudah dia lakukan beberapa tahun lalu.

Bagaimana nih menurut Agan dan Sista? Kalian mendukung siapa nih dalam kisruh ini ? Anas atau Andi Arief ? Berikan pandangan kalian pada kolom komentar di bawah yaa. Terima kasih sudah membaca, see you on the next thread.

Narasi : Ulasan Pribadi

Sumber Referensi :

https://news.detik.com/berita/d-6665...gar-minta-maaf

Copyright @albyabby912023, All right reserved