"Di masa depan, gua meninggal?"

Aldon seakan tidak mempercayai apa yang dia dengar. Lalu aku menceritakan kejadian hari itu. 22 Agustus 2034, kira-kira 10 tahun sebelum aku mencoba bunuh diri di apartemenku, tentu saja itu saat dimana aku belum memiliki kekuatan waktu.

"Hari itu kita menghadiri pesta pernikahan kolega bisnis di kapal pesiar. Kita pesta besar malam itu hingga mabuk parah." Aku menghela nafas, lalu melanjutkan. "Terakhir yang gua inget kita lagi nonton kembang api bareng di dek kapal, habis gitu gua nggak inget apa-apa lagi!"

"Blackout?Lo tepar pas kembang api?"

"Iya, Don! Kita minum gila-gilaan malam itu!"

"Terus, maksud lo gua meninggal karena alkohol gitu?"

"Bukan. Beberapa jam kemudian waktu gua mulai sadar, orang-orang sudah pada berkumpul dengan heboh. Katanya lo meninggal karena serangan asma lo kambuh pas lagi di toilet."

"Ah damn, pada akhirnya asma lah yang membunuh gua." Aldon terlihat gusar. "Jadi gua meninggalnya di toilet? Nggak ada yang sempat nolongin gua gitu?"

"Tamu undangan kan nggak banyak, dan mereka saat itu lagi pada nontonin kembang api. Jadi nggak ada yang sadar lo terkapar di toilet. Sewaktu ada tamu lain yang akhirnya menemukan lo di toilet, sudah terlambat Don."

"Wah berarti asma gua hari itu parah banget dong ya. Apa gara-gara kebanyakan alkohol?"

"Kurang tahu, Don! Tapi lo asli minumnya parah banget malam itu. Andai malam itu kita nggak mabuk-mabukan, broh—" kataku dengan nada sedih.

"Ah, mati konyol kali gua?" Aldon berusaha mencerna semuanya. "Jadi kesimpulannya, di masa depan kita bisnis bareng lalu sukses besar, tapi gua malah meninggal karena asma di sebuah pesta?"

Aku menggangguk. Aldon memang sejak kecil menderita asma, yang bisa sewaktu-waktu kambuh.

"Ah damn. Andai lo malam itu nggak blackout, harusnya bisa nolongin gua dong ya?"

"Yah sayang sekali, tapi itu tidak akan terjadi lagi." jawabku tegas. "Mulai sekarang gua akan jaga elo dengan kekuatan waktu gua bro. Lo gak akan pernah mati kalo gua bisa ngulang waktu kan? Gua akan selalu mencegah kematian lo dengan mengulang waktu."

"Bener ya lo janji, akan selalu melindungi gua."

"Iye iyee, kesannya kok jadi romantis ye, njing?"

"Hahaha!" Aldon ngakak.

"Dan kita nggak perlu nunggu berapa belas tahun lagi buat sukses bro. Gua udah jadi miliarder sekarang dan gua siap angkat lo juga!"

"Siap, Man!! Siap!!!"

"Sekarang, kerja! Selesaikan misi pertama lo! Ohya, kita namakan apa ya misi kita?"

"Buset, misi ginian pake dikasih nama segala?" ejek Aldon.

"Jadi menurut lo ini masi ngga penting gitu?"

"Nggak. Hahaha."

"Taik. Kasih nama lah biar keren. Karena ini misi mendapatkan hati Verlice, kita kasih nama . . . Umm, Mission Violet?"

"Project V!" celetuk Aldon.

"Ah, itu bagus!"



27 Februari 2023

Jadi, hanya dalam sehari Aldon sudah mengetahui nama lengkap guguk tersebut: Nelven Algoris. Juga media sosial, dan data-data pribadinya.



1 Maret 2023—19:22

Malam ini aku mampir ke markas, alias apartemen Aldon untuk menyiapkan rencana selanjutnya.

"Ini foto guguknya, si Nelven. Gua juga dapat banyak skali foto couple mereka, foto mesra dan semacamnya."

Niat banget si Aldon, mencetak seluruh foto yang dia kumpulkan. Lalu aku buru-buru melihat, penasaran banget kayak gimana komuk si guguknya Verlice. Lebih ganteng mana dibandingkan aku?

"Guguknya ganteng banget sih bro! Hahaha! Jauh lebih ganteng dari elo!" ledek Aldon.

"Anjing!"

Cih, aku malas banget mengakui, bahwa si Nelven jingan ini bisa dibilang lebih ganteng dari aku. Posturnya juga bagus. Pantes aja si Verlice betah jadian selama itu. Sialan! Aku meludahi foto Nelven, merobek-robeknya lalu melemparkan ke tempat sampah.

"Jadi si Nelven ini dulu ketua OSIS di SMA Mutiara Bangsa. Verlice ini adik kelasnya. Mereka sempet LDR an selama setahun, Nelven sempet ikut pertukaran pelajar waktu dia kelas XI."

"Wah lengkap banget ya data lo!" Aku mengagumi detail informasi yang Aldon berhasil kumpulkan.

"Mereka hampir nggak perna berantem kalo gua liat dari chat history mereka. Mereka sama-sama dewasa, tidak ada yang pernah memulai pertengkaran. Nelven orangnya dewasa banget, dia selalu membimbing Verlice seolah adiknya sendiri."

"Mereka sama sekali nggak pernah berantem? Serius?" kukernyitkan dahiku.

Aldon menyodorkanku file berisi print percakapan whatsapp mereka.

"Hampir nggak pernah. Palingan Verlice kadang sesekali ngambek dan manja, dan Nelven selalu menanggapinya dengan bijak. Nelven juga romantis banget suka ngasih surprise ke Verlice. Ikatan cinta mereka sangat kuat broh. Lo nggak akan tega deh misahin mereka."

"Hoeek. Jijik!" kataku sembari mengamati, menelaah lembar demi lembar percakapan mereka. Begitu mesra, sungguh pasangan sempurna. Aku benar-benar iri dan dengki, andai aku bisa menggantikan posisi si Nelven njingan itu.

"Aaargh! Sial!" Aku merobek-robek file percakapan mereka.

"Hey hey hey, jangan segalanya lo robek-robek seenak lo dong, ini data yang gua udah kumpulin capek-capek!" Aldon terlihat gusar.

"Sori-sori, man! Gua emosi!"

"Mereka juga hampir nggak pernah absen telpon. Tiap malam jam delapan mereka telponan. Rata-rata durasi sejam hingga dua jam."

"Jadi lo uda bisa bobol whatsapp mereka? Gimana dengan password medsosnya?"

"Gua punya password IG keduanya, nih," Aldon menyodorkan kertas berisi password Instagram Verlice dan Nelven.

Lalu aku mencoba login ke akun Instagram Verlice terlebih dahulu dengan ponselku.

"Ohya, data penting lainnya," tambah Aldon. "Nelven bekerja sebagai barista di Brewtopia Tanjung Nangka. Sudah tiga tahunan dia kerja di sana. Dan karena kerjanya sangat baik, dia sebentar lagi mau diangkat jadi manager."

Cholilah. Aku sudah memutuskan rencana yang jahat.

"Mari kita goda si Nelven. Cariin cewek super cantik yang bisa bikin dia selingkuh. Berapapun harganya gua bayar, asal berhasil! Dan jangan lupa dokumentasiin perselingkuhannya buat bukti."

"Gua sih yakin pasti gagal, tapi gua tau lo pasti nggak mau nyerah—"

Aku memelototinya.

"Tuh kan, I know you, Luno! Ok ya sudah gua akan siapin cewek cakep buat ngerayu dia."

"Tolong juga segera dapetin kontak pemilik perusahaan Brewtopia itu."

"Oh, wow lo— Bener-bener sadis bro!"

"Ya, akan gua lakukan segala cara untuk ngedapetin Verlice."

"Kenapa nggak lo kembali aja sih ke 6 tahun yang lalu sebelum mereka kenal? Bisa kan lo kembali ke waktu sejauh itu?"

"Ya ampun Dodon!! Sebelum lo mikir itu, gua yang punya kekuatan ini ya uda pasti kepikiran duluan lah!! Ya kali gua buang segala pencapaian gua selama enam tahun ini hanya untuk ngedapetin satu cewek."

"Kan tadi kata lo rela ngelakuin segala cara?"

"YA NGGAK BUANG ENAM TAHUN JUGA, ALDON! NGGAK WORTH IT!" Aku mulai geram dan membentaknya.

"Nggak worth it, tapi lo malah ngehalalin segala cara lainnya yang kotor."

"baik. Lo beneran bikin gua emosi deh dari tadi!"

"Lah santai donk jangan ngegas haha. Gua cuman ingetin lo aja sebagai sahabat gua, Luno!"



4 Maret 2023
Lalu, Project V pun dimulai, diawali dari misi pertama: misi menyingkirkan guguk! Aldon mengirim seorang cewek cantik bernama Helna sebagai pelanggan baru di Brewtopia Jalan Nangka. Mulai hari ini, Helna sering membeli kopi di sana sembari merayu Nelven.

Sudah seminggu tapi tidak ada perkembangan. Nelven sama sekali tidak tertarik, hanya melayani Helna secara profesional. Akupun memberi perintah baru ke Aldon.

"Kirim dua cewek lagi, yang super cantik ya! Jadi total tiga cewek high class yang ngedeketin dia. Masa sih nggak ada yang nyantol?"

Satu bulan pun berlalu. Segalanya berjalan sia-sia. Nelven hanya melayani mereka dengan profesional sebagai barista, menyapa dan mengajak mereka ngobrol dengan ramah di batas-batas yang wajar. Hanya Verlice wanita satu-satunya yang ada di hati Nelven, tak tegoyahkan.

Aku jadi merasa jijik sama diriku sendiri. Kok ada ya lelaki sebaik dan sesetia Nelven? Sungguh inilah definisi pacar sempurna: romantis, perhatian, dan setia! Lalu aku malah ingin menghancurkan hubungan mereka? Merusak hubungan sepasang kekasih yang saling mencintai. Jahat sekali aku!

Namun iblis seolah terus berbisik, menggerogoti nuraniku. Ibarat ini sebuah permainan, makin sulit misinya makin tertantang pula lah aku. Tak ada yang tak bisa kudapatkan dengan kekuatan waktu ini, akulah Dewa Waktu!

Tunggu ya, Nelven bajingan! Aku, Lunario Lexter Sang Dewa Waktu, akan menyiapkan kejutan spesial untukmu!