26 Februari 2023—13:30

Sial, hampir saja aku mati lagi! Sekali lagi aku kabur dari kematian, yang pertama waktu aku bunuh diri malam itu.

Aku tiba-tiba ingat, bahwa dulu peristiwa teror yang menggemparkan tersebut memang pernah terjadi juga persis di tanggal yang sama: 26 Februari 2023, sebelum aku memiliki kekuatan waktu. Padahal dulu berita ini heboh sekali, Tapi mana mungkin aku ingat detail tanggalnya.

Jadi meski aku kembali ke masa lalu, seluruh peristiwa yang pernah terjadi pastilah terus terulang, kecuali aku berada di sana untuk menghentikannya.

Hmm, tiba-tiba aku mendapat banyak ide yang sangat menarik. Dan juga, keputusanku sudah bulat: aku akan memberitahu rahasia kekuatan superku ini pada Aldon.

Lalu aku buru-buru meraih ponselku dan mengirim pesan chat ke Aldon.



Kuy!

Jam berape?

13:44



Gas!

Jam 4 ya!

13:55



Ya, gampang.

14:05



26 Februari 2023—16:30

Sore itu, aku pun sampai di apartemen Aldon. Apartemen Aldon bisa dibilang lumayan besar, satu ruang tamu dan dua kamar. Satu kamar dia gunakan untuk tidur dan satunya lagi untuk bekerja.

Apartemen Aldon adalah definisi markas wibu sejati. Poster anime menghiasi hampir tiga perempat dinding tembok nya, sebagian besar dari One Piece dan Ousama Ranking, juga lemari pajangan berisi action figure dari segala jenis karakter anime.

"My brother!" Aldon menghampiri dan memelukku. "Wah kangen banget ama lo, men."

"Jiahh, baru juga beberapa minggu ga ketemu!"

"Lo dugem mulu sih taik," timpal Aldon kesal.

"Lah . . . ? Lo diajak kaga pernah mau. Ckck."

"Bukan nggak mau broo, lagi sibuk aja." Aldon beralasan.

"Halah klasik, paling juga lagi sibuk nontonin anime!"

"Haha iya . . . Mager juga dugem. Eh Luno, coba lo liat deh, sini sini sini . . ."

Aldon dengan antusias mengarahkan pandanganku ke lemari pajangannya yang penuh action figure, lalu segera memamerkan koleksi terbarunya: patung resin Chainsaw Man edisi special dengan lampu LED di dalamnya.

"Ini special edition, brother! Gua PO dari Singapore sekitar tiga bulanan lalu dan akhirnya datang juga!" papar Aldon bangga.

"Wah gila sih keren banget ini, Don! Skala 1/6 ya? Bisa nyala-nyala gini darahnya ckckck, resinnya berkilau banget!" Aku jadi mengagumi dengan yang dipamerin Aldon. "Mahal ya nih kayaknya, brapaan bro?"

"Enam jutaan bro, masih jauh lah sama hadiah lo kapan hari," jawab Aldon.

Ya, aku pernah memberi Aldon hadiah patung resin One Piece seharga 35 juta, tepatnya pada ulang tahunnya tahun lalu.

"By the way, lo bawa apaan tuh di kantong?" tanya Aldon penasaran.

Aku mengeluarkan kotak kardus mainan koleksi dari tas kantongku.

"Wah hari ini kita 'ritual gacha' lagi? Love you mamen!" Mata Aldon berbinar-binar.

Ritual gacha adalah ritual wibu ekslusif yang biasa kita lakukan bersama. Dalam ritual ini, kita akan unboxing bareng satu kotak set koleksi figur anime yang berisi 12 karakter yang berbeda-beda. Namun, karena kotaknya yang tersegel, kami tidak tahu karakter apa yang akan kami dapatkan.

Aku dan Aldon akan bergantian membuka kotak demi kotak. Siapa yang membuka kotak yang dia pilih sendiri akan menjadi pemilik karakter yang ada di dalamnya. Di akhir ritual, kami akan membandingkan hasil koleksi masing-masing dan melihat siapa yang berhasil mendapatkan karakter yang lebih keren dan langka: maka dialah pemenangnya.

Jadi prinsip ritual ini sama seperti mesin gacha, kalau kita beruntung kita akan mendapatkan karakter yang kita inginkan. Karena itulah kami namakan ritual ini demikian: ritual gacha. Ini adalah judi versi wibu, sangat seru buat kami.

Hari ini aku membawa dua dus One Piece Collection Set. Aku mengeluarkan satu dus dari kantong. Lalu kita pun memulai ritual tersebut. Tentu saja dengan menggunakan kekuatanku, semua mainan yang terbaik tentu saja berakhir di genggamanku. Aku sengaja melakukan ini, untuk memamerkan kekuatanku.

"Woaah gilaa, kok bisa selalu mainan yang bagus ada di elo semua ya? Ckckck," Aldon terlihat heran dan kagum. Padahal sudah sering juga dia mengalami hal ini, sudah beberapa belas kali kami melakukan ritual ini sebelumnya. "Lo dapat Luffy gear five, man! Juga Kaidou dan Big Mom! Gimana caranya sih lo bisa selalu seberuntung itu. Gokil!"

Aldon masih terlihat takjub melihat semua enam mainan terbaik ada padaku. Tentu saja dengan mengulang waktu, aku bisa mengetahui kotak mana aja yang di dalamnya berisi figur mainan terbaik.

"Hahaha, ambil lah semuanya, Dodon! Gua masih bawa satu box lagi nih, yang set volume 7! Yok ritual lagi!" kataku riang.

"Lo ini indigo kah? Atau bisa meramal?" Aldon masih memandangku heran. "Uda kayak penyihir aja lo bro!"

"Ya, mungkin aja gua seorang wizard!" aku menaikkan alisku bangga.

"Main kartu YuGiOh juga lo slalu menang, Luno!" tambah Aldon lagi. "Seolah lo tahu semua kartu di tangan gua, tahu semua apa yang bakal kulakukan. Lo harus nya ikut turnamen lah, bro! Lo bisa juara!"

Benar sekali, dengan kekuatan waktu aku bisa tahu dengan mudah kartu di tangan lawan. Mau trading card game seperti Yugioh, Pokemon, atau kartu remi sekalipun: aku pasti menang. Jika aku kalah meski aku sudah mengetahui kartu lawan, misal karena kartu di tanganku memang sangat jelek dan sebaliknya kartu lawan sangat bagus, aku tinggal mengulang waktu dan aku tidak jadi kalah.

Tidak hanya kartu, aku tidak pernah kalah main game apapun. Jika skill-ku memang belum cukup untuk memenangkan sebuah pertandingan, maka aku akan menolak bermain sejak awal. Jadi sekali lagi: aku tidak akan pernah kalah!

"Gua mah uda pasti juara satu bahkan jika gua ikut turnamen tingkat dunia pun!" kataku sangat percaya diri.

"Mantap! Gua percaya sih. Yok lah gua temenin!" Aldon berbinar-binar.

"Don, dengerin." aku tiba-tiba menatap Aldon dengan serius.

"Ya?"

"Gimana kalo gua beneran punya kekuatan super? Lo percaya ga?"

Aldon terlihat bingung dan terdiam sebentar. Dia masih berusaha mengamatiku, menyelidiki raut wajahku bak detektif: apakah aku serius atau hanya bercanda mempermainkannya.

"Percaya gak percaya si bro . . . Tapi ini serius nggak? Lo semacam punya kekuatan indigo gitu?"

"Hehehe," aku terkekeh sombong. "Gua mau buka rahasia nih ke lo. Tapi lo beneran bisa dipercaya, kan?"

"Ini bukan prank ato semacamnya kan bro? Serius kan bro?" Aldon dalam sekejap nampak gugup, sekaligus tidak sabar. "Rahasia apa?"

Aku menatap mata Aldon dengan serius, lalu menyeringai.

"Aldon. . . Inilah, rahasia terbesarku!"