skygaelnix
TS
skygaelnix
[GULING KELINCI] Sudah sejak SMP kupendam perasaanku padanya . . .
2K
20


1 | Cinta Pertama

Jatuh cinta pada pandangan pertama?

Klise, bukan?

Itulah yang terjadi pada Verlice, seorang gadis SMP kelas 8. Selama ini dia hanya tertarik pada dua hal: belajar dan membaca novel. Dia belum pernah tertarik pada lawan jenis sebelumnya.

Hingga suatu hari di suasana sekolah yang ramai, Verlice tengah asyik menikmati novel barunya sambil berjalan menuju taman. Bahkan ketika ia sedang menaiki tangga, ia tetap fokus dengan novel yang sedang dibacanya, dasar bandel! Tiba-tiba terjadilah kejadian yang tidak diinginkan, Verlice tersandung dan hampir terjatuh. Untungnya, seorang siswa berhasil menahannya dari belakang dan menyelamatkannya. 

"Kamu baik-baik saja?" tanya cowok itu dengan lembut.

"Aku baik-baik saja—" jawab Verlice, lalu perlahan ia melihat wajah cowok yang menyelamatkannya. Wajah cowok tersebut sangatlah . . . tampan! Matanya yang indah, ditambah senyumnya yang ramah, juga posturnya yang tinggi dan atletis untuk anak seusianya.

Mata mereka saling bertemu. Jantung Verlice tiba-tiba berdetak kencang dan pipinya merah bak kepiting rebus!

"Hati-hati ya lain kali." Kata cowok itu sambil tersenyum.

"Terima kasih, Kak."

Wah, itulah Verlice pertama kalinya merasakan jatuh cinta: pada pandangan pertama! Sejak saat itu, Verlice sulit melupakan wajah cowok itu. Wajahnya selalu terbayang-bayang dalam pikirannya. Saat makan, tidur, atau belajar, wajah cowok itu selalu saja muncul di benaknya. 

"Nama cowok itu Nelven Algoris! Dia siswa kelas 9, kakak kelas kita," kata Lori Acasia, sahabat Verlice. "Hampir seluruh gadis di sekolah ini tergila-gila padanya. Lo kemana aja?"

"Termasuk lo donk?" ledek Verlice.

"Gua mah sadar diri, Verlice. Yakali cowok seganteng Nelven mau ama gua!"
Verlice merasa seperti seluruh dunia berputar di sekitar Nelven. Dia merasa gelisah dan tidak sabar untuk melihatnya lagi.

Beberapa minggu kemudian, Verlice melihat seorang ibu cleaning service yang sudah tua sedang membersihkan halaman, tapi anak-anak nakal menyenggolnya hingga jatuh lalu kabur sambil cekikikan.
Verlice berniat menolong ibu tua itu, tapi ternyata seorang anak lain sudah membantunya duluan.

"Ibu nggak apa?" tanya Nelven ramah sambil membantunya berdiri.
Nelven memang anak yang baik dan ramah terhadap siapa saja. Verlice semakin jatuh cinta. Ia berharap suatu hari akan ada lagi kesempatan emas buat bisa berkenalan dengannya. 

Namun, selain tampan dan baik hati, Nelven juga anak yang unik. Verlice pernah tak sengaja melihatnya saat acara camping sekolah, Nelven sedang dijewer oleh Pak Guru karena bersikeras membawa guling pribadinya: guling biru dengan gambar kelinci.

"Camping kok bawa guling!" Pak Guru menjewer kuping Nelven.

"Saya nggak bisa tidur tanpa guling ini, Pak!" Nelven bersikeras.

Sahabat-sahabat Nelven mentertawakannya, tapi Nelven cuek.

"Saya dan guling ini satu kesatuan, Pak! Kita nggak akan bisa dipisahkan!"

"Ya sudah, suka-sukamu lah nak! Aneh-aneh bae, dasar!" Pak Guru hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Verlice yang mengintip dari jauh di balik pohon tersenyum melihat kejadian itu.

Lalu beberapa saat kemudian ketika tahun pelajaran berakhir, Nelven lulus SMP lalu pindah ke sekolah SMA. Tentu saja Verlice sedih karena nggak akan pernah bisa melihat Nelven lagi di sekolah itu. Bulan-bulan awal kelas 9, semangat Verlice belajar menurun.

Suatu hari sewaktu ada acara keluar sekolah, dari dalam bus Verlice kebetulan melihat Nelven keluar dari sekolah SMA Mutiara Bangsa. Ah! Ternyata sekarang Nelven bersekolah di sana. Verlice memutuskan nanti akan bersekolah di sana juga.

Tapi ternyata untuk masuk ke SMA swasta tersebut sangatlah ketat dan susah. Sekolah tersebut terkenal akan syarat akademiknya cukup tinggi. Karena itu, Verlice membulatkan tekad untuk belajar mati-matian agar bisa diterima di SMA tersebut. Nelven menjadi motivasi belajar Verlice.

"Jangan terlalu dipaksain, Ver!" kata ibu Verlice. "Masuk sekolah lain juga nggak masalah kan?"

Beliau tidak tega melihat Verlice belajar siang dan malam hanya demi masuk ke SMA Mutiara Bangsa.

"Nggak, Ma! Pokoknya aku harus masuk ke sekolah itu. Mama dukung Verlice dong harusnya!"

"Iya Mama mah pasti dukung kamu, Verlice. Mama bikinin susu coklat ya!"

"Makasih, Ma!"

Tahun 2017, Verlice lulus SMP dan akhirnya berhasil masuk ke SMA Mutiara Bangsa.

Verlice sangat senang hari pertama dia masuk SMA kelas X, yang berarti Nelven saat ini kelas XI. Verlice berharap suatu hari dia akan mendapat kesempatan emas untuk berkenalan dengan Nelven.

Di mana ya Nelven? Pingin sekali Verlice melihat Nelven. Sudah lama sekali. Seperti apa rupanya sekarang. Beberapa saat kemudian ia akhirnya melihat Nelven di lapangan basket. Wah ternyata Nelven makin tinggi . . . dan makin tampan!

Cewek-cewek terlihat histeris melihat Nelven memainkan bola basket tersebut. Nelven sangat populer. Bahkan sampai dibentuklah NFC alias Nelven Fans Club, saking banyaknya cewek yang tergila-gila padanya.

Bahkan Verlice baru mengetahui info dari sahabatnya, Lori, bahwa ternyata Nelven selain aktif di klub basket, dia juga adalah ketua OSIS! Mengetahui semua hal itu Verlice jadi semakin tidak percaya diri untuk berkenalan dengannya.

Beberapa bulan setelah Verlice masuk ke sekolah itu, ada buku novel yang sedang populer kala itu. Judulnya Solstice, karya Skyga Elnix. Verlice nggak sabar membacanya, lalu dia bergegas menuju ke perpustakaan sepulang sekolah.

Ah, akhirnya Verlice menemukan buku novel tersebut, Solstice! Ketika dia hendak meraih buku itu, tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan siswa lain yang juga hendak meraih buku itu, yang tak lain dan tak bukan: Nelven Algoris.

"Ah maaf," kata Verlice malu-malu.

"Tidak apa," kata Nelven lembut. "Kamu juga mau baca buku ini? Solstice?"
Verlice mengangguk.

"Ah sayang sekali novelnya hanya ada satu. Kalo gitu kamu baca aja duluan, aku nggak buru-buru kok." kata Nelven lagi.

Verlice malu sekali, selalu berbicara menunduk. Dia tidak berani melihat wajah Nelven yang ganteng itu, saking naksirnya.

"Ah a-aku juga tidak mendesak kok, Kak! Kakak aja yang baca, maaf sekali lagi." Verlice terlihat kikuk, mukanya merah seperti kepiting rebus. Saking nggak kuatnya dia malu, Verlice buru-buru pamit dan kabur. "Aku ada urusan. Selamat membaca, kak!"

Verlice segera kabur meninggalkan Nelven.



GULING KELINCI

1 | Cinta Pertama
2 | Nyatakan Cinta!
3 | Student Exchange
4 | Guling Kelinci
5 | Epilogue
Novel ini akan terus di update di Kaskus Story, dan juga bisa anda baca di WATTPAD.

Boleh banget masukan, kritik, komentar, cendol, dsb nya biar aku bisa semangat namatin cerita ini. Terima kasih banyak ❤️
Diubah oleh skygaelnix 02-04-2023 04:02
oulaaabukhoriganmmuji1575
mmuji1575 dan 15 lainnya memberi reputasi
15
Berikan Komentar
Tampilkan semua post
skygaelnix
TS
skygaelnix
#1
2 | Nyatakan Cinta!
"Hahahaha!" Lori Acasia, sahabat Verlice ketawa cekikikan mendengar cerita konyol itu. Berbeda dengan Verlice yang hobi membaca novel, Lori ini hobinya memasak. Dia sering banget eksperimen makanan, dan Verlice adalah pencicip setianya.

"Ngakak! Verlice, oh Verlice. Lo sadar gak sih, lo tuh cewek paling cantik satu sekolah! Semua cowok bilang demikian!" kata Lori berusaha menyemangati Verlice yang terlihat lesu, sambil menyuguhkan pudding fla kesukaan Verlice. "Kenapa lo segitunya nggak pede sih? Heran!"

"Ahh!! Gimana nih!" Verlice panik. "Sumpah gua malu banget, dia pasti mikir gua cewek aneh! Tiba-tiba lari ninggalin dia gitu aja."

"Bego lo, Verlice! Padahal tadi dapat kesempatan emas, harusnya lo bisa bergantian baca tuh novel bareng dia. Lo bisa sekalian minta nomornya!"

"Ah! Jadi gua nggak bakal ada kesempatan buat kenal dia lagi?" Verlice tampak putus asa, nafsu makannya menjadi hilang meski ada makanan favorit ada di depan mata.

"Ya kalo lo mau, lo ajak kenalan dia langsung lah!"

"Apaaa!? Ngajak kenalan Nelven duluan? Malu banget lah kalo cewek tiba-tiba ajak kenalan cowok duluan. Apalagi kalo ditolak! Hancur sudah gua!"

"Hey, ini sudah tahun 2017, zaman kesetaraan gender! Apa salahnya cewek ngajak kenalan cowok duluan!"

"Bwee, dasar feminazi!" ledek Verlice.

"Biarin!" Lori mencubit pipi Verlice. "Buruan abisin tuh pudding gua!"

Beberapa bulan kemudian, kesempatan emas itu tak kunjung datang. Nelven sangat sibuk dengan segala kegiatannya. Lori terus membujuk dan memaksa Verlice untuk menyatakan perasannya pada Nelven.

"Nanti keburu dia lulus, tau rasa lo! Udah buruan jadian biar lo bisa bahagia menjalani kehidupan SMA bersama pangeran Nelven! Ceilehh!!!

"Iya iya iya, kasih gua waktu deh!" balas Verlice. "Janji nggak lama lagi gua temuin tuh Nelven. Kasih gua beberapa hari untuk mengumpulkan keberanian."

"Beneran ye! Jangan lama-lama!"

Lalu suatu hari, Verlice sudah membulatkan tekad akan menyatakan perasaannya pada Nelven hari itu juga. Verlice sudah mempersiapkan segalanya beberapa hari sebelumnya. Mulai dari ke salon untuk facial dan juga creambath, lalu cari parfum terbaik biar wangi. Pakai anting dan kalung yang cantik.

"Kasih blush on dikit biar pipi lo cantik!" Tambah Lori di toilet wanita. Verlice berusaha menolak.

"Nanti kalau gua dibilang menor gimana! Uda nggak usah!"

"Dikit aja!" Lori memaksa."Nah! Done!"

Verlice menatap diri di cermin.

"Cantik kali lo Verlice. Nelven dijamin auto jatuh cinta!"

Lalu siang itu sewaktu jam istirahat sekolah, Lori memberanikan diri menghampiri Nelven di ruang OSIS. Waktu itu Nelven lagi sendirian di sana.

"Kak Nelven, maaf ganggu. Boleh minta waktunya sebentar?"

"Ada apa ya?"

"Ada temenku yang pingin banget ngomong sama kakak, please? Lima menit aja kok."

"Hmm sepulang sekolah aja gimana? tanya Nelven. "Lagi banyak yang harus dikerjakan sekarang."

"Baiklah, sepulang sekolah ya Kak. Di taman belakang gimana?"

"Ok, pulang sekolah di taman belakang ya," kata Nelven.

"Sendirian ya kak! Jangan ajak siapa-siapa. Penting!"

"Okay!"

Lalu siang itu, Nelven menunggu di taman kecil belakang sekolah, tidak ada siapa-siapa di situ hanya dia sendirian.

Lori sibuk menghalangi beberapa siswa yang hendak ke taman, tidak boleh ada penganggu.

"Tuh Nelven udah nungguin di sana. Nunggu apalagi? Buruan gih!"

Jantung Verlice berdetak kencang.

Dug . . . Dug . . . Dug . . . Dug . . .

"Ah please Lori! Apa boleh lain kali aja? Gua nggak siap, please!" wajah Verlice merah dan sangat panik.

"Nelven marah lah nanti! Kan udah janji, ayolah! Ini kesempatan emas, lo mau sia-siain lagi?"

Wajah Verlice makin memerah.

"Ka-kalo gitu, temenin gua, Lori. Please! Gua nggak mungkin melakukannya sendirian. Jantung gua udah mau copot nih, liat!"

"Bego! Mana ada nyatain cinta berdua. Ada-ada aja nih anak! Ok lah gua temenin lo sampe ke gerbang doang!"

Lalu Lori menyeret Verlice sampe ke gerbang.

"Dah, good luck!"

"Eh eh eh gua nggak siap!" kata Verlice makin panik.

Lalu Lori mendorong Verlice keras hingga maju beberapa langkah dan Nelven langsung melihatnya dari jauh.

"Oh tidak, Nelven melihatku!" Teriak Verlice dalam hati. Lalu sambil malu-malu Verlice perlahan berjalan mendekat ke arah Nelven.

"Ah, kamu yang di perpustakaan kapan hari kan?"

"Iya bener, kak—"

"Yang memanggilku kemari itu kamu kah?"

Verlice mengangguk. Jantungnya berdetak sangat kencang.

Dug . . . Dug . . . Dug . . . Dug . . .

"I-iya . . . Aku mau ngomong sesuatu sama kakak."

Nelven menatap Verlice dan menunggu. Verlice dengan wajah memerah, melanjutkan . . .

"Aku suka sama kakak."



Diubah oleh skygaelnix 28-03-2023 05:19
zorgatokyogurlzdisya1628
disya1628 dan 8 lainnya memberi reputasi
8
Tutup