KOMUNITAS
Home / FORUM / All / News / ... / Sejarah & Xenology /
Sejarah Wahabi Datang Ke Indonesia, Apakah Sama Dengan Salafi?
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/64150a821cb4592ffe66ee3d/sejarah-wahabi-datang-ke-indonesia-apakah-sama-dengan-salafi

Sejarah Wahabi Datang Ke Indonesia, Apakah Sama Dengan Salafi?






Hi sobat kaskus,


Wahabi dan Salafi adalah dua gerakan pemikiran dalam Islam yang berasal dari Arab Saudi. Wahabi berawal dari abad ke-18 ketika seorang ulama bernama Muhammad bin Abdul Wahab mengajarkan bahwa praktik-praktik agama yang telah beredar di masyarakat Arab Saudi adalah bid'ah atau sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Gerakan ini mengusung paham tauhid yang sangat tegas dan menolak praktik-praktik yang dianggap bertentangan dengan tauhid, seperti meminta bantuan kepada orang mati, berdoa kepada selain Allah, dan mengagungkan makam.

Salafi, pada dasarnya, memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan gerakan Wahabi. Gerakan ini berusaha mengembalikan ajaran Islam ke masa awal dengan cara menolak semua pengaruh yang dianggap "asing" terhadap Islam dan mengadopsi cara-cara yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad. Gerakan ini juga menolak praktek-praktek tradisional Islam yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, seperti mengagungkan makam, berdoa kepada selain Allah, dan lain-lain.



Di Indonesia, gerakan Wahabi dan Salafi mulai masuk pada awal abad ke-20. Gerakan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabau yang belajar di Makkah pada tahun 1910. Gerakan ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia dan mulai memiliki pengikut yang cukup banyak.

Namun, gerakan Wahabi dan Salafi di Indonesia juga dihadapkan dengan kritik dari kelompok-kelompok lain dalam Islam. Beberapa ulama menganggap gerakan ini terlalu ekstrem dan mempertentangkan ajaran Islam dengan kebudayaan lokal. Gerakan ini juga dianggap tidak sesuai dengan tradisi Islam di Indonesia yang lebih toleran dan lebih terbuka.



Meskipun begitu, gerakan Wahabi dan Salafi masih tetap eksis di Indonesia hingga saat ini. Beberapa organisasi Islam yang menganut paham ini antara lain Majelis Ta'lim Al-Muhajirin, Lembaga Dakwah Salafiyyah, dan Lajnah Istiqomah.

Lantas, apakah antara Wahabi dan Salafi itu sama?

Wahabi dan Salafi adalah dua gerakan pemikiran dalam Islam yang memiliki banyak kesamaan, tetapi ada juga beberapa perbedaan antara keduanya.

Secara umum, gerakan Salafi adalah kelompok yang mencoba untuk mengembalikan Islam ke masa awal dengan menelusuri praktek-praktek yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Muhammad, sementara gerakan Wahabi memiliki fokus yang lebih kuat pada tauhid (keyakinan akan keesaan Allah) dan menolak segala bentuk syirik dan bid'ah (praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam). Oleh karena itu, gerakan Wahabi sering dianggap lebih eksklusif dan militan dalam mempertahankan keyakinan mereka, sementara gerakan Salafi lebih fokus pada pemurnian ajaran Islam.

Namun, keduanya memiliki kesamaan dalam menolak praktik-praktik yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, seperti memuja atau meminta bantuan kepada orang mati, serta dalam menekankan pentingnya mengikuti ajaran-ajaran yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.



Di Indonesia, gerakan Wahabi dan Salafi sering dianggap sebagai satu kesatuan dan sulit untuk dibedakan secara jelas. Banyak organisasi dan lembaga dakwah yang mengambil referensi dari keduanya, dan terkadang mereka menggunakan istilah Wahabi atau Salafi secara bergantian. Namun, ada juga organisasi yang lebih menganut gerakan Salafi dan menekankan pada pentingnya mengikuti ajaran-ajaran Islam secara sederhana dan memurnikan Islam dari praktek-praktek yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

Ada pertanyaan yang kritis, tapi kita buka-bukaan aja deh disini. Kenapa Wahabi dan Salafi tidak disuka oleh NU di Indonesia?



NU (Nahdlatul Ulama) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang menganut paham Sunni. NU memiliki pandangan yang berbeda dengan gerakan Wahabi dan Salafi dalam beberapa hal.

Pertama, NU mengakui adanya keberagaman dalam praktek-praktek keagamaan, baik dalam hal ritual ibadah maupun dalam kebudayaan lokal. NU berpandangan bahwa praktek-praktek keagamaan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak melanggar prinsip-prinsip tauhid dapat diakomodasi dalam kerangka keislaman.

Kedua, NU menekankan pentingnya dialog dan toleransi antarumat beragama. NU berupaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui kerjasama dengan pemeluk agama lain dan tidak memandang mereka sebagai musuh.

Ketiga, NU menekankan pentingnya pendidikan Islam yang merangkul keberagaman dan menghargai perbedaan. NU menganut pendidikan Islam yang terbuka dan inklusif, tidak hanya mengajarkan dogma atau keyakinan, tetapi juga praktek-praktek keagamaan yang beragam dan budaya lokal.

Konten Sensitif


Oleh karena itu, gerakan Wahabi dan Salafi seringkali tidak disukai oleh NU dan dianggap sebagai gerakan yang terlalu eksklusif dan tidak mengakomodasi keberagaman dalam praktek-praktek keagamaan dan budaya lokal. Selain itu, gerakan Wahabi dan Salafi juga dianggap terlalu kaku dalam memandang ajaran Islam dan tidak mampu menyesuaikan dengan kondisi sosial, politik, dan budaya yang ada di Indonesia.

Menariknya, kenapa NU dan Muhammadiyah kok bisa harmonis?

Bisa dibilang NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang menganut paham Sunni. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam beberapa hal, namun kedua organisasi ini memiliki sejarah yang panjang dalam berjuang untuk memajukan Islam dan bangsa Indonesia.



Salah satu faktor yang membuat NU dan Muhammadiyah bisa harmonis adalah keterbukaan dan kerjasama antarkedua organisasi. Kedua organisasi ini memiliki kerjasama dalam banyak hal, seperti dalam bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Keduanya juga seringkali bekerja sama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Selain itu, kedua organisasi ini juga memiliki nilai-nilai yang sama dalam memajukan Islam dan bangsa Indonesia. Kedua organisasi ini menekankan pentingnya pendidikan Islam yang berbasis pada akhlakul karimah, toleransi, keadilan sosial, dan memperkuat keberagaman dalam masyarakat. Hal ini membuat keduanya memiliki pandangan yang sama dalam memperjuangkan kepentingan umum dan memperkuat persatuan bangsa.



Dalam praktiknya, NU dan Muhammadiyah seringkali bekerja sama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Keduanya juga seringkali bersama-sama dalam menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik di Indonesia.

Keterbukaan, kerjasama, dan nilai-nilai yang sama ini membuat NU dan Muhammadiyah bisa harmonis dan berperan penting dalam memperjuangkan kepentingan umum dan memperkuat persatuan bangsa di Indonesia.

Lalu untuk apa sebenarnya Wahabi dan Salafi hadir di dunia Islam, apa tujuan mereka?



Pendukung gerakan Wahabi dan Salafi menganggap bahwa Islam harus diinterpretasikan secara harfiyah dan mengikuti praktek-praktek keagamaan yang dilakukan pada zaman Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Gerakan ini menolak bentuk-bentuk Islam yang dianggap berasal dari tradisi lokal atau budaya, dan menekankan pentingnya pengkajian langsung terhadap sumber-sumber Islam seperti Al-Quran dan Hadis.

Meskipun gerakan Wahabi dan Salafi memiliki banyak pengikut, namun juga mendapat kritik dari sebagian besar ulama dan organisasi Islam di seluruh dunia. Kritik tersebut antara lain terkait dengan pendekatan yang terlalu kaku dalam memahami Islam, menolak keberagaman dalam praktek-praktek keagamaan dan budaya lokal, serta kurang memperhatikan konteks sosial dan politik yang ada di masyarakat.

Meskipun demikian, keberadaan gerakan Wahabi dan Salafi tetaplah penting dalam dunia Islam karena dapat memperkaya wacana keagamaan dan memicu diskusi dan perdebatan terkait dengan interpretasi Islam. Namun, dalam mempraktikkan ajaran Islam, setiap individu harus selalu mengutamakan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan menghormati perbedaan pendapat demi menjaga harmoni dan persatuan di masyarakat.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2023
referensi : 1, 2, 3, 4, 5
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star










profile-picture
profile-picture
profile-picture
madjoeki dan 13 lainnya memberi reputasi
sudah Sunatullah dari zaman dahulu penolakan jalan dakwah para Nabi ditolak ( Nabi Nuh , Nabi Ibrahim , Nabi Syuaib , Nabi Musa , Nabi Luth , Nabi Muhammad dll ) , lah sekarang kalau ada jalan yang memurnikan Islam seperti para pendahulu nya yang sudah dijamin masuk Surga seperti Rasullullah dan para Sahabatnya kenapa masih milih jalan cara beragama islam yang lain kalau belum dijamin surganya ?
profile-picture
profile-picture
profile-picture
devil inSide dan 2 lainnya memberi reputasi
profile picture
sontolnbongol
kaskus addict
Siapa yg menjamin surga? Tau drmn? Hadits? Ada g yg mnjamin hadits yg ribuan itu bebas distorsi?
profile picture
lkm222
kaskus addict
@sontolnbongol jangan kan hadist alquran itu sudah menjamin para sahabat dari Kalangan Muhajirin & Anshar masuk surga dalil : ( At: Taubah 100 ) Artinya: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

profile picture
TS c4punk1950... 
KASKUS Plus
@lkm222 @sontolnbongol

Menariknya ada hadist seperti ini,

Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Janganlah kalian mencatat sesuatu pun dariku (selain Al-Qur`ān). Siapa yang mencatat dariku selain Al-Qur`ān, hendaknya dia menghapusnya. Sampaikanlah (apa yang kalian dengar) dariku dan tidak ada dosa (bagi kalian). Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaknya dia menempati tempat duduknya dari api neraka.

Sampaikan berarti tidak ditulis, hanya lewat mulut ke mulut duh jadi emoticon-Bingung
profile picture
sontolnbongol
kaskus addict
@lkm222 @c4punk1950... nah.. gmn tuh. G bolh ditulis..
profile picture
TS c4punk1950... 
KASKUS Plus
@sontolnbongol @lkm222 ane pun bingung gan
profile picture
lkm222
kaskus addict
@sontolnbongol @c4punk1950...
no1. konteksnya hadisnya dipertanyakan ini dari kitab sunan atau penghafal hadistnya siapa (red: no, kitab , dkk ). setahu ilmu yang sudah sampai ke saya ini spt 2 gabungan hadis bukan 1.

no2. penulisan dan pengumpulan hadist itu disesuaikan kebutuhan zaman tsb gan , sahabat ada kok yang nulis hadist kemudian dijadikan semacam kitab. contoh nya ? Abdullah bin Amr.bin Al - Ash beliau tidak seperti Abu Hurairah namun Abu Hurairah berdasarkan hafalan bukan menulis tidak terlarang kok menulis.
profile picture
lkm222
kaskus addict
karena seiring perjalanan waktu sehabis 3 generasi terbaik islam yang pertama , muncul para-para pemalsu hadist baik matan ( isi ) maupun riwayat2 hadis palsu, untuk itu muncullah buku , seperti Shahih Bukhari , Shahih Muslim , Sunan Abu dawud , dll. Malah buku hadist yang sudah diakui keabsahannya sampai sekarang Allah jaga kan emoticon-shakehand
profile picture
Dilarang ditulis karena nabi khawatir ucapan beliau akan bercampur dengan Al Qur'an, jadi yg boleh ditulis hanya Al Qur'an saja. Setelah nabi wafat maka Al Qur'an kemudian dibukukan oleh Abu Bakar dan Umar sehingga sudah aman. Sehingga ucapan dan perbuatan nabi selain Al Qur'an yaitu hadits yg awalnya hanya dihapal oleh sahabat dan diturunkan dari majelis ke majelis ke para tabiin juga mulai di bukukan, semisal muwatha' imam malik, sunan imam ahmad, shahin Bukhari muslim dstnya. Dan inilah hadits yg menjadi dasar sunnah sampai hari ini
profile picture
lkm222
kaskus addict
saya tambahkan sebagai dalil penguat :

waktu Rasulullah Shalalahualaihiwasalam mengadakan perjanjian dengan orang Musyrik kafir mekah beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib menulis isi perjanjian yang didiktekan oleh Rasulullah langsung, ( secara tidak langsung ini juga merupakan hadist karena keluar dari ucapan beliau Shallahualaihiwasalam langsung ),
profile picture
TS c4punk1950... 
KASKUS Plus
@lkm222 @sontolnbongol wah nambah ilmu lgi nih mkasih gan
Memuat data ...
1 - 10 dari 10 balasan
×
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di