"Jadi menurut akang apa dulu yg harus dipelajari kalau ingin belajar agama" tanyaku

"Menurut saya ya A hal pertama yang harus dipelajari adalah mengenal Alloh dulu karna gimana kita mau beribadah atau menyembahNya kalau kita ga tau atau ga kenal sama yg kita sembah, seperti ada ungkapan yang mungkin udah pernah Aa dengar ma'rifatulloh awaluddin artinya mengenal alloh itu awal dari agama"

"Oh iya juga ya kang, lalu awal untuk mengenal Alloh itu dimulai dari mana dulu kang?"

Seperti kalau kita ingin tau rasanya garam, maka jilatlah garam itu, untuk tau panasnya api, maka peganglah itu api, nah untuk kenal Alloh maka kita harus kenali diri kita sendiri dulu ga perlu mencari keluar diri, sekarang coba Aa tunjuk mana yang namanya diri Aa itu"

"ini !" kataku sambil menunjuk dadaku

"Kalau itu mah dada atuh A" hehehe

"Hmmm lalu bagaimana mencari si diri didalam diri ini teh atuh kang?"

"Seperti halnya kalo ada orang nyuruh kita nunjuk urat leher, ketika kita nunjuk urat, si orang yg nanya akan bilang itu mah leher, bukan urat, kalo kita nunjuk leher, si penanya akan bilang itu urat hehehe jadi tumpang tindih, begitu juga hal nya dengan Alloh dan diri kita begitu dekat sedekat urat dan leher sampai2 kita ga menyadarinya. Alloh disebut dekat tapi ga bersenggolan dan disebut jauh tapi ga ada jaraknya".

"Atuh seperti gambar wujud orang yang ada di tv kang, orang itu nampak dekat di layar tv tapi kita ga bisa menyentuhnya, dan sebenernya orang di tv itu berada nun jauh disana tapi terasa ada dekat dengan kita tanpa jarak, gitu ya kang" hehehe

'Ya bisa seperti itu analoginya"

"Coba sekarang Aa perhatiin, apa disekitar sini Aa melihat kapas?"

"Kapas?"

"Iya kapas!"

Aku melihat sekeliling dengan cermat, dan ga menemukan ada kapas disekitar

"Ga ada kang", jawab ku

Kang Aswin tersenyum lalu berkata," padahal kapas itu ada disekitar sini bahkan melekat di tubuh Aa tuh liat bukannya baju yang Aa pakai terbuat dari kapas?" Hehehe

Aku pun nepok jidat karna ga kepikir sampe kesitu

"Bukannya dikitab disebutkan bahwa kemanapun kamu memandang disitulah wajah Alloh, tapi apa Aa sekarang liat ada wajah Alloh? Coba tuh pandang pohon, rumah, sawah, langit coba pandang adakah wajah Alloh?"

"Saya belum mengerti kang, mohon di jabarkan lagi!" pinta ku

"Begini, waktu Aa memandang baju, apakah Aa melihat kapas awalnya? Tidak kan?, tidak menyadari! tapi ketika diberitahu bahwa benang yg ditenun menjadi kain dan dibuat baju itu asalnya adalah kapas baru kita menyadari bahwa kapas itu ada".
"Nah sekarang coba Aa pandang pohon, gunung, bukit dll itu apakah udah bisa menyadari Alloh nya ada belom?" Tanya kang Aswin sambil senyum

Lama aku ku kuras nalarku untuk merenungi pertanyaan itu akhirnya "Aaaah saya paham sekarang kang saya menyaksi wajahNya sekarang, karna dijaman azali dulu yang ada hanya Alloh maka bahan seluruh alam semesta terwujud dariNya, berati kalo kita menyebut benang adalah kapas itu salah ya kang , dan kalo kita memandang gunung dan menyebut gunung adalah Alloh juga salah ya kang?"

"Nah betuuuul, kalo kamu kepasar mau beli benang tapi kamu bilangnya kapas tentu si penjualnya jadi bingung hehehehe benang meski hakekatnya adalah kapas tapi tidak bisa lagi disebut kapas karna udah jadi barang baru atau disebut hawadis sedang Alloh bersifat mukholafatu lil hawadis alias Alloh berlainan dari barang yang baru makanya salah kalo menyebut gunung adalah Alloh"

"Waah makasih pisan pencerahannya kang!"

"Nah sekarang kalo Alloh bersifat wujud atau ada, maka mana kenyataanNya di diri saya kang?"

"KenyataanNya ada di nafas, A kan itu yang nunjukin adanya Sang Hidup"

"Apa bisa kang merasakan kehadiranNya lewat nafas?"

"Tentu bisa kalau tau ilmunya, makanya di setiap thoriqoh pasti di ajarin dzikir nafas, nantilah kalo ada waktu luang lagi kita belajar praktek tapi sebelum kesana Aa harus mantepin dulu perkara yang kita obrolin tadi mengenai Alloh."

"Jadi saat Aa tadi melihat baju, Aa menafikan adanya kapas, tapi setelah tau ilmunya ketika melihat baju ,Aa jadi mengisbatkan adanya kapas sebagai hakekat yg sebenernya. Nah nafi isbat ini yang terkandung dalam kalimat La illaha ilalloh".

Tak terasa malam semakin dingin, seorang wanita menghampiri kami yang tengah asyik mengobrol dan memberi tau kalau makan malam udah siap.

"Bawa sinih ajah mah makanannya", pinta kang Aswin kepada istrinya, "udah PW disini hehe" tak lama hidangan pun di sajikan dihadapan kami, ada semur jengkol, ikan peda bakar lalapan,sambal terasi, tahu tempe goreng yang masih hangat.

"Hayu A ah disantap sa aya aya weh yah", saut kang Aswin

Hatur nuhun pisan kang udah dikasih ilmu sekarang dikasih makan Alhamdulillah hehehe

"Ah cuma seadanya moga selera"

Kamipun meyantap hidangan, ditemani nyaring suara kodok disawah dan sepoi angin malam yang bertambah dingin.