- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Surat Untuk Suamiku, Senandika Cinta
TS
azka81
Surat Untuk Suamiku, Senandika Cinta
Prosa Senandika Romantis
Untukmu Priaku
Sayang, kau tau aku sangat mencintaimu. Kau tau aku terlalu dalam menyayangimu.
Terlalu banyak perbedaan kita, terlalu banyak perdebatan yang terkadang memicu emosi untuk berpisah. Namun, tidak pernah sedikit pun baik aku atau pun kamu beranjak saling meninggalkan.
Aku tahu, sebagai istri aku masih banyak kekurangan. Teori yang kutulis belum sepenuhnya aku praktekkan. Begitu juga dengan dirimu. Kita hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Mungkinkah tangan akan terus saling menggenggam hingga maut memisahkan? Atau saling melepaskan karena tidak kuat lagi bertahan?
Aku bukan tipe wanita yang mudah menyerah. Begitu juga dengan dirimu.
Maafkan aku, Sayang.
Maafkan aku jika menurutmu aku adalah istri pembangkang yang kurang ajar, serta tidak punya akhlak kepada suami.
Maafkan aku jika saat kita bertengkar ada kalimatku yang menyakiti perasaanmu.
Maafkan aku jika bagimu aku selalu menentang dan berusaha mempertahankan apa yang menjadi prinsipku.
Aku mencintaimu.
Dan aku hanya ingin dicintai.
Waktu yang menyatukan hati kita, saling mengenal, meraba dan masuk jauh ke kehidupan kita yang tidak bisa dijangkau orang-orang di luar sana.
Aku ingin bertanya dan jawab dari lubuk hatimu yang paling dalam.
Maukah kamu menerima semua kekuranganku? Maukah kamu sabar dalam membimbingku? Maukah kamu mendekapku jika aku rapuh?
Sayang, seperti katamu pernikahan tidak seindah karya fiksi. Bahkan, hal sepele pun bisa menjadi masalah di dalam rumah tangga.
Artinya biarpun kita saling berpelukan atau menyatu tanpa sehelai benang. Akan tetapi, akan selalu ada yang berusaha agar kita saling menjauh.
Jarak bukanlah alasan, dikekang juga bukan jaminan.
Cukup hati kita berdua. Apakah masih ingin bersama atau pergi dengan arah yang berbeda?
Terkadang aku menangis bukan karena egoku ingin memilikimu. Aku hanya takut kita berdua saling menyakiti.
Aku tidak ingin dicintai secara terpaksa. Aku ingin kita berdua saling mencintai, menerima, memperbaiki sampai maut memisahkan.
Maukah kamu?
Sumber : Opini Pribadi
Picture : Pixabay
Untukmu Priaku
Sayang, kau tau aku sangat mencintaimu. Kau tau aku terlalu dalam menyayangimu.
Terlalu banyak perbedaan kita, terlalu banyak perdebatan yang terkadang memicu emosi untuk berpisah. Namun, tidak pernah sedikit pun baik aku atau pun kamu beranjak saling meninggalkan.
Aku tahu, sebagai istri aku masih banyak kekurangan. Teori yang kutulis belum sepenuhnya aku praktekkan. Begitu juga dengan dirimu. Kita hanyalah manusia biasa yang jauh dari kata sempurna.
Mungkinkah tangan akan terus saling menggenggam hingga maut memisahkan? Atau saling melepaskan karena tidak kuat lagi bertahan?
Aku bukan tipe wanita yang mudah menyerah. Begitu juga dengan dirimu.
Maafkan aku, Sayang.
Maafkan aku jika menurutmu aku adalah istri pembangkang yang kurang ajar, serta tidak punya akhlak kepada suami.
Maafkan aku jika saat kita bertengkar ada kalimatku yang menyakiti perasaanmu.
Maafkan aku jika bagimu aku selalu menentang dan berusaha mempertahankan apa yang menjadi prinsipku.
Aku mencintaimu.
Dan aku hanya ingin dicintai.
Waktu yang menyatukan hati kita, saling mengenal, meraba dan masuk jauh ke kehidupan kita yang tidak bisa dijangkau orang-orang di luar sana.
Aku ingin bertanya dan jawab dari lubuk hatimu yang paling dalam.
Maukah kamu menerima semua kekuranganku? Maukah kamu sabar dalam membimbingku? Maukah kamu mendekapku jika aku rapuh?
Sayang, seperti katamu pernikahan tidak seindah karya fiksi. Bahkan, hal sepele pun bisa menjadi masalah di dalam rumah tangga.
Artinya biarpun kita saling berpelukan atau menyatu tanpa sehelai benang. Akan tetapi, akan selalu ada yang berusaha agar kita saling menjauh.
Jarak bukanlah alasan, dikekang juga bukan jaminan.
Cukup hati kita berdua. Apakah masih ingin bersama atau pergi dengan arah yang berbeda?
Terkadang aku menangis bukan karena egoku ingin memilikimu. Aku hanya takut kita berdua saling menyakiti.
Aku tidak ingin dicintai secara terpaksa. Aku ingin kita berdua saling mencintai, menerima, memperbaiki sampai maut memisahkan.
Maukah kamu?
Sumber : Opini Pribadi
Picture : Pixabay
Diubah oleh azka81 26-02-2023 05:49
bukhorigan dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.4K
32
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bekticahyopurno
#7
Bidadari Pencemburu Bermata Galak
Bijimana keadaannya, aku mencintaimu. Tersebab cintaku adalah percampuran bahagia dan kesedihan, serta kesabaran pahit menyebalkan.
Ingatlah tidak perlu bertanya mengapa aku mencintaimu. Oleh karena tersalahmu bukan terlahir oleh roh picik, melainkan dari jiwamu yang lunglai dan putus asa.
Sengaja aku rangkai aksara indah seperti hati sang penyair dikalungi lentera dan sutra. Setiap diksi aku jeda agar bisa dieja cupid seindah surga.
Demikian kamulah bidadari surgaku yang dapat mengajariku memuji kelezatan dengan pancaran cantik kasih tulus tanpa pamrih dan kesetiaanmu menguak rahasia hati dari dipecundangi dunia.
Terimakasih sudah rela menjadi bidadari surgaku. Kini hingga tujuh kehidupan di nirwana.
I love you. I miss you. Jaga dirimu untuk aku sayang.
Aku Cemburu Ay
Quote:
Apakah kau ingin membuatku darah tinggi? Aku penangkap tangannya di pantai. Riak-riak laut melambai seakan menertawakan kegaduhan.
Aku genggam jemarinya yang lembut, rasanya seperti tersengat listrik... Aku tidak sanggup memarahinya. Aku kehilangan atas diriku sendiri. Tapi..... sesuatu menarik mendekat, tidak terkendali.
"Aku cemburu," ucapnya mendelik galak. Ia menggigit bibirnya sendiri dibalik kerudung longgar pertanda belajar sabar.
Air matanya berkilau, sorot galak membuat hati semarak-semurak
Ia meremas jemari sendiri, sebel sekaligus luluh.
Sejenak kemudian ia menundukkan kepala, cadarnya yang hitam membuat nampak seperti bidadari bumi.
Diubah oleh bekticahyopurno 01-03-2023 06:25
kanyaanatasya dan azka81 memberi reputasi
2