harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Penyebaran Paham Radikal Melalui Internet Dan Sosial Media! Anak Muda Jadi Sasaran!

Sumber Gambar

Kita tahu bahwa radikalisme menyebar begitu cepat terutama di kalangan muda. Bila dibiarkan, maka paham-paham semacam ini akan mengancam situasi sekitar kita. Bisa jadi memecah belah bangsa hingga terjadinya teror di mana-mana.

Tapi bagaimana paham radikalisme itu sendiri menyebar? Nah berikut akan TS jelaskan.

Ingat kasus penembakan di Mabes Polri bulan April tahun lalu? Seorang perempuan berinisial ZA asal Ciracas memaksa masuk ke dalam Mabes Polri dan menodongkan senjata api ke para petugas kepolisian yang berjaga. Sampai akhirnya ia ditembak mati di tempat.

Setelah ditelusuri ternyata ZA adalah seorang penganut paham ekstrimis dengan ideologi ISIS. Terlihat dalam postingan Instagramnya yang memposting bendera ISIS. Tak ada anggota keluarga yang tahu dari mana ZA belajar paham ini.


Sumber Gambar

Lalu ada juga kisah keluarga Dhania yang terpengaruh oleh kampanye ISIS di internet. Di mana dalam kampanyenya itu, ISIS menjanjikan kehidupan baru yang lebih baik di Suriah. Hingga keluarga ini pun akhirnya pindah ke Suriah. Ketika ISIS jatuh, pada akhirnya pemerintah Indonesia juga yang menyelamatkannya dan membawanya pulang kembali ke tanah air.

Nah, kekuatan internet kini menjadi salah satu kekuatan yang digunakan para ekstrimis untuk menyebarkan paham-pahamnya. Dan tentu saja, anak muda dan remaja menjadi target utama mereka. Mengapa anak muda?

Ya kita tahu sendiri, anak muda memiliki semangat yang masih berapi-api, emosi yang masih labil dan kadang dalam melakukan apa-apa tidak dipikir-pikir dulu. Celah ini yang kemudian dimanfaatkan para ekstrimis dalam menyebarkan pahamnya.


Sumber Gambar

Jika melihat kasus ZA, dia sendiri termasuk ke dalam seorang teroris yang disebut lone wolf. Apa itu lone wolf, istilah itu sendiri merujuk pada seorang penganut ekstrimis yang bergerak sendirian. Artinya, ia belajar sendiri paham-paham radikal itu dan berkomunikasi dengan jaringannya melalui internet.

Itu artinya bahkan tidak perlu tatap muka untuk mencuci otak seorang anak muda hingga akhirnya ia mau mengorbankan dirinya untuk melakukan aksi teror yang berujung kematiannya sendiri. Ini perempuan lho! Dia masuk sendiri ke Mabes Polri dan menodongkan pistol, itu perlu keberanian yang kuat. Bahkan preman laki-laki pun yang katanya nyalinya gede belum tentu berani.

Tapi kenapa ZA bisa seberani itu? Itu berarti ia memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan misinya itu hingga ia tak takut lagi apabila dirinya mati. Apa yang dijanjikan? Oh banyak. Mati syahid, surga dan lain-lain.


Sumber Gambar

Untuk itu, TS menghimbau bagi kalian GanSis kalau belajar agama lebih baik jangan lewat internet yang sumbernya tidak jelas. Karena berdasarkan riset PPIM (Pusat Pengkajian dan Masyarakat Islam) menunjukkan bahwa 58 persen anak muda mengakses pelajaran agama melalui internet di 2018.

Ini sangat sangat berbahaya dan jelas jadi makanan empuk bagi para penyebar paham radikalisme. Jadi menurut TS, janganlah ngaji sama Google. Cari guru yang baik, cari guru yang bisa dipercaya. Temukan guru yang benar-benar mengajarkan ajaran nabi kalian.

Bagi yang punya anak pun, hati-hati dan cermatlah dalam mencari guru agama untuk anak kalian. Pantau terus apa yang anak kalian pelajari. Jangan sampai ada paham-paham sesat yang masuk di tengah kegiatan belajar.


Sumber Gambar

Mungkin segini saja yang bisa TS sampaikan. Selebihnya mohon maaf bila ada salah kata. Mohon koreksinya bila ada yang salah.

Demi kebaikan kita semua, boleh banget nih kalian kalau punya pengalaman bertemu paham-paham radikal mungkin bisa di-share di sini!emoticon-Blue Guy Smile (S)

Sumber / Link Referensi: 1, 2
Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi


emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
nurade247
knightadde
pacartaehyung
pacartaehyung dan 24 lainnya memberi reputasi
23
4.9K
147
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
gviaAvatar border
gvia
#8
Masyarakat atau netizen yg melihat indikasi postingan berbau isis atau semacamnya di profil seseorang,bisa gk dia lapor ke polisi??

Sekarang bukan zamannya mencari informasi.
Informasi apapun mudah didapat.
Tugas kita sekarang adalah harus cerdas memfilter informasi yg masuk.
Harus diajarkan juga mungkin sekarang di sekolah2 di seluruh indonesia.
Supaya informasi yg isinya brainwash,atau hoax segala macem bisa diidentifikasi dr awal.
Belajar agama di internet juga ya sah sah aja sih menurut ane.
Selama agan tau siapa yg mengajarnya.
Nama,latar belakang pendidikan,pernah belajar di universitas mana aja,terus punya prestasi apa dan lain sebagainya.
Intinya ya itu,masyarakat harus cerdas memfilter informasi sih.

Oia satu pertanyaan lg.
Skrg udah ada belum ya sertifikasi ustad yg resmi??
Diubah oleh gvia 11-12-2022 23:26
0
Tutup