Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fundayhohoAvatar border
TS
fundayhoho
::Tim Nasional Indonesia:: - Part 5
THREAD TIM NASIONAL INDONESIA

Garuda di Dadaku




SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting


Spoiler for Rules:



TAMBAHAN


Quote:


NB (Nurdin Balid): jangan ngepost dulu gan.... ane mau nambahin post lagi....
rendycuex
hikarinosenshi
papua.merdeka
papua.merdeka dan 25 lainnya memberi reputasi
24
528.8K
32.3K
Thread Digembok
Tampilkan semua post
mabdulkarimAvatar border
mabdulkarim
#2955
Pendarahan Hebat di Rongga Dada Bikin Aremania Kehilangan Nyawa di Tragedi Kanjuruhan, Hasil Autopsi


Pendarahan Hebat di Rongga Dada Bikin Aremania Kehilangan Nyawa di Tragedi Kanjuruhan, Hasil Autopsi
SURYA/PURWANTO
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
TRIBUNJABAR.ID, SURABAYA - Pendarahan hebat di rongga dada menjadi penyebab kematian Aremania dalam tragedi Kanjuruhan.

Sebelumnya, tim dokter forensik mengautopsi jenazah adik kakak Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13).

Ketua Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jatim, Nabil Bahasuan, mengatakan, pada jenazah Natasya ditemukan sejumlah tulang iga yang patah.

"Dan di sana ditemukan perdarahan yang cukup banyak. Sehingga itu menjadi sebab kematiannya," kata Nabil seusai FGD kasus Tragedi Kanjuruhan di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (30/11/2022).

Patah tulang iga juga ditemukan tim dokter pada jenazah Naila.

Tulang patah tersebut mengenai organ vital di bagian dada.

"Jantung dan paru-paru. Kalau misal dia masih hidup pun penanganannya harus cepat. Jadi memang harus emergency sekali," jelas dia.

Nabil mengatakan, saat proses autopsi, kedua jenazah tersebut sudah mengalami proses pembusukan lanjut karena otopsi dilakukan hampir sebulan seusai kejadian.

"Tentunya pada bagian-bagian yang masih tersisa. Ada yang sudah membubur, sudah tidak bisa kita ambil," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Nabil memastikan tidak ditemukan residu gas air mata pada sampel kedua jenazah yang diautopsi.

"Kami sudah menyerahkan sampel pada Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dan didapatkan tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut," katanya.

Nabil enggan menjelaskan detail hasil autopsi karena akan dibuka dalam proses pengadilan mendatang. (*)


https://jabar.tribunnews.com/2022/11/30/pendarahan-hebat-di-rongga-dada-bikin-aremania-kehilangan-nyawa-di-tragedi-kanjuruhan-hasil-autopsi.


Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menentang Hasil Otopsi

Seorang pria sedang menyaksikan proses otopsi pada dua jenazah kakak beradik korban Tragedi Kanjuruhan, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) di TPU Dusun Patuk Desa Sukolilo Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) sore.(KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU)

MALANG, KOMPAS.com - Devi Athok masih meyakini kematian kedua anaknya, Natasya Debi Ramadhani (16) dan Nayla Debi Anggraeni (13), dalam tragedi Kanjuruhan disebabkan gas air mata.

Keyakinan Devi Athok berseberangan dengan hasil otopsi yang sudah keluar dan disampaikan dr. Nabil Bahasuan selaku Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Cabang Jawa Timur.

Dr. Nabil Bahasuan turun langsung memimpin tim otopsi, Sabtu (5/11/2022) lalu. Menurut hasil autopsi, korban disebut meninggal karena kekerasan benda tumpul, patah tulang iga hingga lima bagian, serta pendarahan. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda bekas gas air mata di dalam tubuh korban.

“Kalau kita bicara jujur kalau hasilnya negatif, saya akan berusaha keras menentang hasil itu,” ujar Imam Hidayat selaku kuasa hukum Devi Athok.

Keluarga yang merawat jenazah menjelaskan tidak ditemukan luka lebam maupun luka karena terinjak-injak. Tapi, ditemukan tanda-tanda kematian karena keracunan dan tercekat.

“Jadi tubuhnya utuh tapi keluar busa, mukanya hitam, dari kemaluan keluar sperma sehingga itu bisa disimpulkan kematian mereka karena gas air mata yang sudah kedaluwarsa,” ujar Imam Hidayat.

Pernyataan Imam Hidayat diperkuat oleh Devi Athok, orang pertama yang menemui jasad korban di rumah sakit.

Ia mengatakan tercium bau amonia yang sangat kuat dari mulut korban. Selain itu, busa yang keluar dari mulut korban juga terasa gatal saat menempel di kulitnya.

“Saat pertama saya temukan di Rumah Sakit Wava baunya sangat amonia sekali. Waktu saya mencium busanya itu terasa gatal sampai tiga-empat hari gatal,“ kata Devi Athok.

“Si Lala busanya saya sedot (nafas buatan) itu terus mengalir berwarna hijau dan kuning. Si Tasya waktu saya pikir masih hidup saya sedot itu mulutnya berbau, baju saya terakhir juga bau amonia, bau racun serangga,” ujarnya.

https://bola.kompas.com/read/2022/12/01/13000048/keluarga-korban-tragedi-kanjuruhan-menentang-hasil-otopsi.
Perbedaan kesaksian dengan hasil otopsi..
0
Tutup