agarisAvatar border
TS
agaris
Romansa Pria Pengangguran (Re-write)
Thread ini berisi cerita ku yang lama, ingin kutulis ulang karena dulu banyak sekali typo, banyak kalimat yang tidak efektif, tempo terlalu cepat.
Kali ini akan ku coba perbaiki dan kembangkan sehingga akan ada perubahan jalan cerita. Bagi yang sudah pernah membaca postingan lama, mohon jangan spoiler ya. Mohon masukan dan saran agar lebih baik dalam penulisan.

Terima kasih.


Quote:

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Fati atau Philla?
Fati
0%
Philla
100%
Diubah oleh agaris 22-12-2022 01:06
zafranramon
bukhorigan
hady177350
hady177350 dan 6 lainnya memberi reputasi
5
6.7K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
agarisAvatar border
TS
agaris
#28
Part 18 : Aku harus bagaimana?
Mama, “Philla dijodohkan sama orang tuanya, tadi keluarga si pria yang mau dijodohkan ke sini”

Aku, “A, aku baru tahu mah, Philla nggak ngasih tau apa-apa”

Kemudian mama yang tadinya berdiri di depan pintu berjalan menhampiriku lalu duduk di sampingku.
Mama, “Kamu lagi ada masalah ya sama Philla ya? akhir-akhir ini kok kalian nggak pernah keliatan bareng? Biasanya juga dia sering main ke sini”

Aku, “Iya mah, kemarin ada masalah kecil, tapi maaf Ken nggak bisa cerita ke mama”
“Tapi nggak bakal lama kok mah, Philla pernah bilang kalo dia butuh waktu menenangkan diri aja”

Mama, “Lalu gimana hibunganmu dengan Fati?”
“Kamu belum kenalin dia ke mama”

Aku, “Nanti ajalah mah, baru aja jadian”
“Berarti Philla udah mau dinikahin gitu ya?”

Mama, “Kata ibunya sih mau bertunangan dulu”
“Tapi bener loh kamu segera kenalin Fati ke mama ya, Philla aja udah ada calon, masa kamu belum?”

Aku, “Nyari kerja dulu kali mah, urusan nikah sih belakangan”

Mamaku tersenyum kemudian berkata, “Yaudah deh, sukses ya nyari kerjanya, mama mau tidur dulu Ken”
Mama keluar dari kamarku. Bermenit-menit berikutnya aku tetap duduk diatas kasur termenung. Mengapa Philla tak memberitahuku tentang perjodohannya? Seharusnya aku merasa turut bahagia mendengar kabar baik ini. Kabar baik? Apa layak kabar perjodohan sebagai kabar baik? Ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi. Lagipula di kisah Siti Nurbaya, tokoh utama setelah dijodohin bukan malah jadi bahagia hidupnya, jadi tragis.

“Kalau pria yang dijodohkan dengan Philla pria yang baik, kalau tidak bagimana? Pria baik pun belum tentu bisa jadi suami yang baik untuk Philla. Aku saja yang sudah mengenal Philla sejak lama belum merasa yakin bisa menjadi suami yang baik untuknya. Ah bukan sekedar mengenal, aku benar-benar memahami dan sangat peduli.”

“Iya, aku merasa tidak merasa yakin bisa menjadi suami yang baik untuk Philla, untuk jadi pacarnya saja aku tak yakin. Semua itu kaPhilla aku peduli kepada Philla, aku ingin dia bahagia. Selama ini aku selalu ingin melihatnya bahagia, rasanya sangat menyakitkan tiap kali melihat Philla menangis.”

“Oke aku akui bahwa aku sebenarnya sudah sangat lama terobsesi dengan Philla. Seperti Philla, aku juga mempunyai impian yang sama. Aku sering memimpikan suatu hari nanti Phillalah orang yang pertama aku lihat setelah aku membuka mata. Bahkan sering kali dia hadir dalam pikiranku sebelum aku membuka mata.”

“Ya, sebenarnya aku sudah jatuh cinta kepada Philla sejak lama. Aku tak tahu sejak kapan tepatnya, tapi aku benar-benar mencitainya. Hanya aku takut akan merusak hubungan kami yang sudah terjalin erat sebagai sahabat. Karena sudah kubilang aku tak yakin bisa menjadi pasangan hidup yang baik untuk dirinya. Karena aku takut, aku takut mengambil resiko itu.”

“Aku terobsesi namun takut. Dan untuk mengalihkan obsesi itu, aku mencoba melirik gadis-gadis lain. Anna, Pita, Galuh, Rachmi dan yang terakhir Fati, itu nama-nama gadis yang pernah berhubungan spesial denganku."

“Seandainya saja Philla mengungkapkan perasaan yang lebih awal. Seandainya saja di berbicara dari awal tentang rencana perjodohannya itu. Seandainya saja Philla melakukan itu sebelum aku mengenal Fati, paling tidak sebelum aku berpacaran dengan Fati. Keadaannya pasti akan menjadi lebih mudah. Aku yakin pasti tidak akan sesulit ini.”

“Fati, aku coba untuk membayangkan bagaimana perasaannya jika mengetahui keadaanku saat ini, mengetahui tentang perasaan yang sebenarnya kurasakan. Dia pasti akan sakit hati atau setidaknya kecewa jika aku memutuskan hubungan pacaran kami secara mendadak dan sepihak. Belum lagi aku sudah mulai dekat dengan om Tio, ayahnya.”

“Tuhan, aku harus bagaimana sekarang? Apa yang harus kulakukan sekarang? Jujur aku belum sanggup menerima kenyataan jika Philla menikah dengan pria lain. Tapi aku juga tak mau membuat Fati kecewa.”

“Ah... tapi kupikir aku harus berani mengambil resiko. Kali ini aku harus berani, seperti yang pernah kukatakan, aku ini seorang laki-laki. Apapun resikonya, besok pagi aku harus bicara kepeda Philla, berbicara bahwa aku selama ini juga memiliki perasaan yang sama. Masalah perasaan Fati itu resikonya, memang harus ada perasaan yang dikorbankan.”
---

Akibat dihantui pikiran tentang perjodohan Philla, aku sulit untuk tertidur. Hasilnya, ke-esokan harinya aku terbangun dri tidur hampir pukul 7 pagi. Itu artinya aku tidak bisa bartemu Philla saat sebelum dia berangkat kerja.

Dari pagi sampai siang, aku terjebak dalam kegalauan. Aku ingin memperjuangkan hubunganku dengan Philla. Tapi di sisi lain aku masih merasa berat untuk meninggalkan Fati. Akhirnya aku putuskan untuk mengajak Fati bertemu.
Aku kirim pesan WA kepada Fati, “Ri, nanti pas jam istirahat kita ketemuan ya”
“Kamu bisa keluar dari kantor kan waktu jam istirahat?”

“Ting!” tak lama kemudian Fati membalas pesanku,
“Ada apa ya Ken, tumben ngajak ketemuan siang-siang di hari kerja”
“Kangen ya?”

Aku, “Ada lah, bisa nggak nih?”

“Ting!” Fati membalas pesanku,
"Hmmm.. pasti ini mau ngasih surprise ya”
“Oke bisa kok, nanti sekalian makan siang bareng ”
“Kamu sampai sini jam 12 ya biar kita bisa lama ketemuannya”

Aku, “Iya oke Fa”
Sekitar Pukul 11 lebih aku pergi ke tempat Fati bekerja. Kami bertemu lalu pergi ke rumah makan yang jaraknya tidak jauh. Kami makan siang bersama. Saat makanan yang kami santap habis, Fati berbicara sesuatu.
“Ken, kamu kok kenapa kok diem aja daritadi? Ada masalah ya?”

Aku, “Iya”

Fati, “Iya apanya? Kamu ada masalah?”

Aku mengangguk untuk mengiyakan, “Maaf Fa”

Fati, “Maaf? Maaf untuk apa?”

Aku, “Sebenarnya, aku ngajak kamu ketemuan hanya mau ngomong kalo aku nggak bisa nerusin hubungan pacaran kita”

“….”

“Aku paham kalo ini tiba-tiba dan kamu pasti akan kaget dan kecewa, tapi aku hanya bisa meminta maaf sama kamu”
Diubah oleh agaris 16-11-2022 01:13
as1313
as1313 memberi reputasi
1
Tutup