- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.3K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#117
Part 31 - Si Paling Inisiatif
Spoiler for Si Paling Inisiatif:
12 Maret 2017, Minggu
You just want attention, you don't want my heart
Maybe you just hate the thought of me with someone new
Yeah, you just want attention, I knew from the start
You're just making sure I'm never gettin' over you
Lagu Attentionnya Charlie Puth yang menjadi nada deringku membangunkanku dari tidur malamku. Beberapa jam lalu Rey pamit untuk take offdari Jogjakarta menuju Jakarta. Karena besok aku libur, dia minta aku untuk nungguin dia mendarat. Katanya ada yang mau diomongin. Aku yang awalnya nungguin Rey sambil baca novelnya Tere Liye yang berjudul hujan, malah ketiduran.
"Halo..", jawabku dengan suara parau.
"Nes, udah tidur??"
"Hehe iya, akunya ketiduran.. Kamu uda landing Rey?"
"Udah, bahkan aku udah beres mandi.."
"Serius? Berarti uda daritadi landingnya ya?", meski aku baru jadian sama Rey, aku udah tau lamanya dia dalam perjalanan dari bandara ke apartmentnya, yaitu sekitar 40-45menitan. Berarti kalau Rey bilang dia udah mandi, kemungkinan Rey landing sekitar satu setengah sampai dua jam yang lalu.
"Hm iya, sekitar jam sembilanan tadi landingnya.", jawabnya. Sontak aku melihat jam di dinding kamarku yang telah menunjukkan pukul 22.50. 'Tuhkan bener!'
"Kamu mau lanjut tidur atau mau lanjut telponan?", lanjutnya.
"Telponan hehehe."
"Haha kangen ya?", tanya Rey dengan suara khasnya yang kali ini tengah menggodaku.
"Yee, bukaan!! Kan kamu bilang mau ngomong sesuatu.."
"Hahaha kirain."
"Jadii?", tanyaku yang paling ga bisa dibuat penasaran.
"Kamu udah pernah rafting belum?", tanyanya.
"Hm rafting? Belum sih. Kenapa gitu?", aku merubah posisi yang dari rebahan jadi duduk bersandar di tumpukan bantal yang nempel di dinding kamar.
"Mau ga kalau di pertemuan kita selanjutnya, kita pergi rafting?"
"Berdua doang?", tanyaku ragu.
"Haha aku tau kamu bakal ga mau kalau kita berdua doang kan?"
"Iya.. Takut aku diapa-apain!", celetukku. Dan disambut tawa oleh Rey.
"Engga gitu dong Nes, enggak salah!!", goda Rey.
"Dih bener-bener yaa!!"
"Hahaha!! Kalau kita ajak Titin dan Odi, kamu mau ga?"
"Hm emang raftingnya dimana?"
"Di Songa.. Kalau ga salah daerah Purbalingga.."
"Purbalingga? Jawa Tengah dong? Jauh bangeet.."
"Eh bukan! Di daerah Jawa Timur kog.."
"Probolinggo kali maksudnya?"
"Oh iyaa, Probolinggo haha sorry salah."
"Hm itu nginep ga?", tanyaku lagi.
"Jadi gini, rencananya, aku tuh mau ngajak rafting di tanggal 15 April. Itu tuh hari Sabtu. Lalu malemnya kita nginep di Villa Papi deket daerah Bromo, soalnya Minggunya, tanggal 16, aku mau ajak kamu liat sunrise dari puncak Bromo sekalian. Gimana?"
"Hm gimana ya. Aku khawatir Papaku ga ngizinin sih Rey.."
"Yakan kita ga berdua doang, Nes. Bareng Titin dan Odi juga.."
"Iyaa sih. Tapi... "
"Yaudah kalau engga, aku aja yang izin ke Papa. Nanti kalau Papa ngeiyain, baru kamu bilang ke Titin dan Odi."
"Kamu yakin? Temen cowokku yang berani sama Papa tuh cuma satu loh. Itupun karena aku sama dia udah temenan lama!" (Ini kalian tau kan siapa yang aku maksud? Hahaha)
"Kirim nomor Papa ke aku yaaa. Besok pagi aku telpon Papa."
Aku pun mengirimkan nomor handphone Papa pada Rey saat setelah kami selesai telponan, yaa meski rasa ragu menyelimutiku. Sebab aku khawatir Rey kecewa saat Papa tak meresponsnya.
Tapi, siapa sangka bahwa rasa khawatirku menjadi sia-sia disaat Rey mengirimkan screenshot percakapannya dengan Papa di penghujung siang di hari liburku.
Bener-bener yaa si Rey!
Setelah kejadian itu, mereka jadi makin deket dan kata Papa, Rey sering nelpon Papa meski sekedar menanyakan kabar. Entah apa yang Rey bahas atau bicarakan selain menanyakan kabar, yang jelas, aku ga nyangka banget Papa bisa se-welcome itu sama dia.
Bahkan, kalau aku ga sempet ngabarin Rey lagi mau ke mana atau akunya lagi di mana, aku ga perlu khawatir Rey kebingungan, selama.. aku sudah memberitahukan keberadaanku pada Papa.
Sebab, jika aku sudah mengabari Papa, entah kenapa si Rey juga tau.
Jadi keinget beberapa waktu lalu disaat aku sempetin ke perpustakaan sebelum bertemu dengan dokterku. Aku hanya ngabarin Papa saat itu. Tapiii...
// Anes : Rey sorry aku baru ngabarin, akunya baru banget pulang dari perpustakaan. //
// Rey : Dan juga baru dari dokter spesialis kulit kan? //
Nah loh!! Rey tau!
Ada kemungkinan Rey curhat tentang aku yang cuek dan suka menghilang gitu aja. Lalu Papaku yang memiliki inisiatif tinggi itu memberitahukan kabarku dan keberadaanku pada Rey. Ya meski terkadang, Reynya juga sudah tau gitu..
Fix, bahaya!! Karena dua pria yang sama-sama punya inisiatif tinggi itu saling menyatu.
You just want attention, you don't want my heart
Maybe you just hate the thought of me with someone new
Yeah, you just want attention, I knew from the start
You're just making sure I'm never gettin' over you
Lagu Attentionnya Charlie Puth yang menjadi nada deringku membangunkanku dari tidur malamku. Beberapa jam lalu Rey pamit untuk take offdari Jogjakarta menuju Jakarta. Karena besok aku libur, dia minta aku untuk nungguin dia mendarat. Katanya ada yang mau diomongin. Aku yang awalnya nungguin Rey sambil baca novelnya Tere Liye yang berjudul hujan, malah ketiduran.
"Halo..", jawabku dengan suara parau.
"Nes, udah tidur??"
"Hehe iya, akunya ketiduran.. Kamu uda landing Rey?"
"Udah, bahkan aku udah beres mandi.."
"Serius? Berarti uda daritadi landingnya ya?", meski aku baru jadian sama Rey, aku udah tau lamanya dia dalam perjalanan dari bandara ke apartmentnya, yaitu sekitar 40-45menitan. Berarti kalau Rey bilang dia udah mandi, kemungkinan Rey landing sekitar satu setengah sampai dua jam yang lalu.
"Hm iya, sekitar jam sembilanan tadi landingnya.", jawabnya. Sontak aku melihat jam di dinding kamarku yang telah menunjukkan pukul 22.50. 'Tuhkan bener!'
"Kamu mau lanjut tidur atau mau lanjut telponan?", lanjutnya.
"Telponan hehehe."
"Haha kangen ya?", tanya Rey dengan suara khasnya yang kali ini tengah menggodaku.
"Yee, bukaan!! Kan kamu bilang mau ngomong sesuatu.."
"Hahaha kirain."
"Jadii?", tanyaku yang paling ga bisa dibuat penasaran.
"Kamu udah pernah rafting belum?", tanyanya.
"Hm rafting? Belum sih. Kenapa gitu?", aku merubah posisi yang dari rebahan jadi duduk bersandar di tumpukan bantal yang nempel di dinding kamar.
"Mau ga kalau di pertemuan kita selanjutnya, kita pergi rafting?"
"Berdua doang?", tanyaku ragu.
"Haha aku tau kamu bakal ga mau kalau kita berdua doang kan?"
"Iya.. Takut aku diapa-apain!", celetukku. Dan disambut tawa oleh Rey.
"Engga gitu dong Nes, enggak salah!!", goda Rey.
"Dih bener-bener yaa!!"
"Hahaha!! Kalau kita ajak Titin dan Odi, kamu mau ga?"
"Hm emang raftingnya dimana?"
"Di Songa.. Kalau ga salah daerah Purbalingga.."
"Purbalingga? Jawa Tengah dong? Jauh bangeet.."
"Eh bukan! Di daerah Jawa Timur kog.."
"Probolinggo kali maksudnya?"
"Oh iyaa, Probolinggo haha sorry salah."
"Hm itu nginep ga?", tanyaku lagi.
"Jadi gini, rencananya, aku tuh mau ngajak rafting di tanggal 15 April. Itu tuh hari Sabtu. Lalu malemnya kita nginep di Villa Papi deket daerah Bromo, soalnya Minggunya, tanggal 16, aku mau ajak kamu liat sunrise dari puncak Bromo sekalian. Gimana?"
"Hm gimana ya. Aku khawatir Papaku ga ngizinin sih Rey.."
"Yakan kita ga berdua doang, Nes. Bareng Titin dan Odi juga.."
"Iyaa sih. Tapi... "
"Yaudah kalau engga, aku aja yang izin ke Papa. Nanti kalau Papa ngeiyain, baru kamu bilang ke Titin dan Odi."
"Kamu yakin? Temen cowokku yang berani sama Papa tuh cuma satu loh. Itupun karena aku sama dia udah temenan lama!" (Ini kalian tau kan siapa yang aku maksud? Hahaha)
"Kirim nomor Papa ke aku yaaa. Besok pagi aku telpon Papa."
Aku pun mengirimkan nomor handphone Papa pada Rey saat setelah kami selesai telponan, yaa meski rasa ragu menyelimutiku. Sebab aku khawatir Rey kecewa saat Papa tak meresponsnya.
Tapi, siapa sangka bahwa rasa khawatirku menjadi sia-sia disaat Rey mengirimkan screenshot percakapannya dengan Papa di penghujung siang di hari liburku.
Quote:
// 13 Maret 2017 08.00 Rey : Assalamu'alaikum Om. Selamat Pagi. Saya dengan Reyhan. Pacar Anes. Maaf sebelumnya jika saya mengganggu waktunya. Apa boleh saya telpon, Om? //
// 11.34 Papa Anes : Wa'alaykumsalam. Hai Rey. Iya, Anes sudah cerita tentang kamu. //
// 11.37 Rey : Boleh saya telpon Om? //
// 11.45 Papa Anes : Saya lagi di luar. //
// 11.46 Rey : Baik, Om. //
// 11. 50 Papa Anes : Ada apa Rey? Lewat pesan teks saja dulu ya? //
// 11.51 Rey : Begini Om, apa Om berkenan jika saya, Anes, dan juga dua teman Anes mengajak Om untuk rafting di Probolinggo di tanggal 15 April? Kami ada rencana akan menginap semalam untuk melihat sunrise di Bromo keesokan harinya, Om. //
// 12.30 Papa Anes : Saya jadi obat nyamuk dong? //
// 12.31 Rey : Maaf Om, saya ga bermaksud begitu. Maksud saya, agar Om tidak khawatir jika Anes berlibur bersama saya dan temannya, saya ingin Om juga ikut bergabung bersama kami. //
// 12.47 Papa Anes : Rey, Om ini juga pernah muda. Pernah ngerasain gimana kikuknya kalau ada orangtua yang ngawasin secara langsung! Jadi, kalau kalian mau liburan, liburan aja. Asal, kamunya udah izin langsung ke orangtua Titin dan juga Odi seperti kamu minta izin kepada saya. Ohya nanti mau menginap ya? Inget, jangan sampe Titin sekamar sama Odi. Begitupun kamu, jangan sekamar sama Anes!!
Selebihnya, Om percaya kalau kamu akan jaga Anes sebaik-baiknya. //
// 12.48 Rey : Baik, Om. Jadi saya beneran boleh ajak Anes Om? //
// 12.59 Papa Anes : Boleh. Tapi tolong jaga kepercayaan saya ya Rey, bisa? //
// 13.00 Rey : Bisa Om. Terima kasih Om. //
// 13.30 Papa Anes : Nanti kalau mau telpon, telpon Om di jam 19.09 ya! //
// 13.31 Rey : Kalau saya telponnya lebih semenit dari jam 19.09, saya dihukum ga Om? //
// 13.33 Papa Anes : Hahaha nanti saya suruh kamu angkat kaki menghadap tembok kalau telat nelponnya! //
// 13.34 Rey: Hahaha baik, Om. //
// 11.34 Papa Anes : Wa'alaykumsalam. Hai Rey. Iya, Anes sudah cerita tentang kamu. //
// 11.37 Rey : Boleh saya telpon Om? //
// 11.45 Papa Anes : Saya lagi di luar. //
// 11.46 Rey : Baik, Om. //
// 11. 50 Papa Anes : Ada apa Rey? Lewat pesan teks saja dulu ya? //
// 11.51 Rey : Begini Om, apa Om berkenan jika saya, Anes, dan juga dua teman Anes mengajak Om untuk rafting di Probolinggo di tanggal 15 April? Kami ada rencana akan menginap semalam untuk melihat sunrise di Bromo keesokan harinya, Om. //
// 12.30 Papa Anes : Saya jadi obat nyamuk dong? //
// 12.31 Rey : Maaf Om, saya ga bermaksud begitu. Maksud saya, agar Om tidak khawatir jika Anes berlibur bersama saya dan temannya, saya ingin Om juga ikut bergabung bersama kami. //
// 12.47 Papa Anes : Rey, Om ini juga pernah muda. Pernah ngerasain gimana kikuknya kalau ada orangtua yang ngawasin secara langsung! Jadi, kalau kalian mau liburan, liburan aja. Asal, kamunya udah izin langsung ke orangtua Titin dan juga Odi seperti kamu minta izin kepada saya. Ohya nanti mau menginap ya? Inget, jangan sampe Titin sekamar sama Odi. Begitupun kamu, jangan sekamar sama Anes!!
Selebihnya, Om percaya kalau kamu akan jaga Anes sebaik-baiknya. //
// 12.48 Rey : Baik, Om. Jadi saya beneran boleh ajak Anes Om? //
// 12.59 Papa Anes : Boleh. Tapi tolong jaga kepercayaan saya ya Rey, bisa? //
// 13.00 Rey : Bisa Om. Terima kasih Om. //
// 13.30 Papa Anes : Nanti kalau mau telpon, telpon Om di jam 19.09 ya! //
// 13.31 Rey : Kalau saya telponnya lebih semenit dari jam 19.09, saya dihukum ga Om? //
// 13.33 Papa Anes : Hahaha nanti saya suruh kamu angkat kaki menghadap tembok kalau telat nelponnya! //
// 13.34 Rey: Hahaha baik, Om. //
Bener-bener yaa si Rey!
Setelah kejadian itu, mereka jadi makin deket dan kata Papa, Rey sering nelpon Papa meski sekedar menanyakan kabar. Entah apa yang Rey bahas atau bicarakan selain menanyakan kabar, yang jelas, aku ga nyangka banget Papa bisa se-welcome itu sama dia.
Bahkan, kalau aku ga sempet ngabarin Rey lagi mau ke mana atau akunya lagi di mana, aku ga perlu khawatir Rey kebingungan, selama.. aku sudah memberitahukan keberadaanku pada Papa.
Sebab, jika aku sudah mengabari Papa, entah kenapa si Rey juga tau.
Jadi keinget beberapa waktu lalu disaat aku sempetin ke perpustakaan sebelum bertemu dengan dokterku. Aku hanya ngabarin Papa saat itu. Tapiii...
// Anes : Rey sorry aku baru ngabarin, akunya baru banget pulang dari perpustakaan. //
// Rey : Dan juga baru dari dokter spesialis kulit kan? //
Nah loh!! Rey tau!
Ada kemungkinan Rey curhat tentang aku yang cuek dan suka menghilang gitu aja. Lalu Papaku yang memiliki inisiatif tinggi itu memberitahukan kabarku dan keberadaanku pada Rey. Ya meski terkadang, Reynya juga sudah tau gitu..
Fix, bahaya!! Karena dua pria yang sama-sama punya inisiatif tinggi itu saling menyatu.
Diubah oleh aymawishy 14-11-2022 23:48
wakazsurya77 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
Tutup