Belakangan ini gua lagi seneng banget camping sam naik gunung. Hobi yang 7 tahun lalu sering banget gua lakuin. Cuma setelah gua kerja di birokrasi, waktu gua buat ngelakuin itu jadi berkurang. namun sekarang gua agak punya banyak waktu luang, juga lagi demen bikin konten perjalanan. Yah lumayan aja lah, daripada gua gak punya hobi sama sekali.

Biasanya gua camping di sekitaran daerah Majalengka, yang mana juga sebagai tanahkelahiran gua. Meski gak sebagus beberapa tempat camping seperti di Bandung atau daerah lainnya, di Majalengka masih recomended kok buat camping. Ada beberapa lokasi camping yang menjadi favorit wisatawan disini, mulai dari yang family friendly sanpai yang cocok buat uji nyali.

Nah beberapa hari ke belakang, gua nyobain camping di salah satu lokasi yang sebenernya belum dibuka buat wisata cuma udah ada beberapa orang yang pernah camping disini. Nama tempatnya adalah cipepetek yang terletak di blok pependet Desa Sangiang Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka. Berbekal informasi dari instagram dan cerita dari temen gua yang udah pernah kesini, akhirnya gua memberanikan diri buat camping di lokasi tersebut sendirian.

Akses dan Rute

Sebelumnya gua mau ngasih tahu aja rute dan akses ke lokasi ini, barangkali ada yang minat juga. Jarak lokasi camping ini dari pusat kota majalengka sekitar 45-60 menit perjalanan menggunakan motor. Gua saranin sih pake motor aja, soalnya akses menuju lokasi cuma berupa jalan cor kecil yang biasa digunakan petani bawang disini. Selain itu juga trek menuju lokasi cukup menanjak, gua khawatir kalau yang belum berpengalaman nanti kenapa-napa.

Kemarin gua pake motor matic kesini dan itu salahs atu hal yang gua sesalin. Soalnya beberapa meter mau ke lokasi camping tuh jalannya berupa tanah gembur yang bikin ban motor selip. Alhasil, gua harus bersusah payah menuntun motor matic gua supaya bisa jalan. Tapi jalan tanah gemburnya gak panjang kok, cuma beberapa meter doang. Dan akhirnya setelah perjuangan yang melelahkan melewati tanjakan maut gua sampai di lokasi camp. Oh iya, disini belum ada lahan parkir, jadi kendaraan gua parkir di pinggir lahan bawang. Tenang aja, gak bakal ada maling.





Kondisi Lokasi Camp

Tepat pukul setengah lima sore gua sampai di lokasi dan langsung mencari spot terbaik buat mendirikan tenda. Suasana berkabut dan cukup dingin, ditambah suara hewan dan serangga khas daerah pegunungan. Cipepetek tepat berada di kaki gunung ciremai dan berada di ketinggian 1.470 Mdpl, cukup tinggi untuk merasakan hawa dingin pegunungan. Kalau ditanya takut enggak? ya jelas takutlah. Tapi karena memang gua penasaran dan demi konten, jadi gua beraniin aja lah.

Di tengah kabut yang tebal gua bangun tenda sendirian, karena kalau bangun rumah tangga harus berdua. Enggak ada pemandangan bagus sore hari itu, padahal gua pengen liat sunset disini. Tapi gak apa-apalah, memang sekarang lagi musim penghujan juga, jadi kadang kabut turun dari Gunung Ciremai. Singkat cerita gua selesai bangun tenda dan langsung masuk ke dalamnya.

Semalam cuaca disana tuh berkabut dan dingin banget. Gua gak berani buat keluar tenda, selain karena takut dingin, gua juga takut tiba-tiba ada yang nemenin ngopi. Bayangin aja, lu di hutan berkabut sendirian, banyak suara serangga dan hewan hutan, malam-malam pula. Demi keamanan diri gua akhirnya gua masak di dalam tenda dan memutuskan untuk tidur lebih cepat. Sebenarnya sinyal hape ada di sana, cuma kan kalau camping pegang hape mulu kaya gak berasa camping yah.

Setelah dirasa cukup ngopi dan makan malam seadanya, gua pun coba untuk menjemput rasa kantuk yang gak kunjung datang. Karena belum nagntuk, akhirnya gua mutusin buat goreng makanan ringan dan ngopi lagi. Gua biasanya bawa bekel yang gak ribet kalau camping, makanan juga gak aneh-aneh, palingan bawa nuget, mie sama beras dikit. Dan sampai pukul 23.00 WIB, akhirnya rasa ngantuk itu datang dan gua mutusin buat tidur aja. Gak ada kejadian mistis apapun, kecuali suara hewan malam dan rintik hujan yang terus menetes di tenda gua sampai pagi.





Pemandangan pagi setelah kabut

Suara adzan subuh sudah terdengar dari bawah, maklum di bawah lokasi camp langsung ke pemukiman warga jadinya suara motor dan adzan kedengeran sampai atas. Karena gua masih ngantuk dan kondisi masih dingin banget, akhirnya gua tidur lagi sampai pukul 06.00 WIB gua bangun. Kalian tahu kata-kata habis gelap terbitlah terang? nah ini beneran kejadian. Setelah semalaman berkabut, pagi hari gua disuguhin pemandangan yang indah banget.

Gua bisa liat samudera awan di depan gua yang menutupi daerah di bawahnya. Di sebrang jauh juga terlihat pegunungan daerah garut yang menjulang nan indah. Area perkebunan bawang menambah ke eksotisan tempat ini, terhampar sejauh mata memandang dan mirip kue lapis. ini bener-bener satisfying banget buat gua, memanjakan mata dan pikiran.

Selanjutnya gua pun nikmatin pemandangan tersebut sambil minum kopi. Nikmat banget, kaya gak punya beban hidup aja. Dan karena kabut udah gak ada, lokasi camping sekarang terlihat jelas. Banyak pohon pinus berdiri tegak serta rumput dan bunga liar yang menghiasi area ini. Ada beberapa baja ringan tergeletak begitu saja di dekat toilet yang belum selesai di bangun. Menurut warga lokal yang gua temuin disini, lokasi ini sedang dalam tahap pengembangan buat dibuka jadi bener-bener lokasi wisata. Tapi masih terhambat masalah akses jalan yang belum menemukan pencerahan.

Gua sangat ngerekomendasiin buat kalian yang pengen camping dengan suasana alam yang asri, hutan pinus dan landscape yang memanjakan mata. Semoga lokasi ini bisa segera dibuka dan bisa memberikan kebahagiaan bagi siapapun yang datang kemari. Sekian cerita pengalaman solo camping pertama gua, sorry kalau penulisannya gak rapih yah. Ah iya, gua cantumin link video solo campingnya juga di bawah yah, barang kali mau liat langsung. Makasih.







VIDEO SOLO CAMPING