Sumber Gambar

Kalian mungkin pernah menonton The Human Centipede, Cannibal Holocaust dan Saw. Film-film di atas merupakan film-film dengan genre Gore yang banyak menampilkan adegan sadis, darah yang pastinya sangat menganggu.

Jika dengan film-film di atas saja kalian sudah merasa ngeri dan ngilu, kemungkinan kalian tak akan kuat melihat film Guenea Pig. TS yakin sesadis dan se-real apapun sebuah film Gore, TS yakin itu hanya film yang semuanya buatan. Tapi film Guinea Pig ini membuat TS berpikir beberapa kali untuk memastikan bahwa film ini benar-benar rekayasa.

Film Guinea Pig: The Flower of Flesh and Blood adalah sebuah film pendek yang durasinya tidak sampai 30 menit. Ditulis dan disutradarai oleh Hideshi Hino, dan dirilis pada tahun 1985. Film ini memiliki unsur Gore yang cukup gila.


Sumber Gambar

Jalan cerita film ini cukup sederhana, mengenai perempuan yang pulang malam lalu diculik oleh seseorang. Lalu selebihnya yang ditampilkan di film ini hanyalah gorefest. Yaitu rangkaian adegan sadis dan berdarah-darah. Memanjakan para pecinta Gore pastinya.

Adegan sadis dari film ini sangat sangat sangat real gan! Bener-bener dapet banget ngilunya. Mulai dari adegan mutilasi, isi perut yang dibongkar dan masih banyak lagi. Semua proses mutliasi itu ditampilkan secara detail.

Kalau menurut TS, inilah film Gore yang paling real yang pernah TS tonton. Bahkan salah satu aktor Hollywood pernah mencurigai film ini, ia menuduh bahwa pembuat film ini melakukan pembunuhan sungguhan untuk membuat film.


Sumber Gambar

Akhirnya, para agen FBI pun di terbangkan langsung ke Jepang demi menyelidiki secara langsung pembuatan film ini. Beruntung, masalah ini selesai dengan cepat setelah sang sutradara memberikan rekaman Behind the scene yang menjadi bukti kuat bahwa film ini murni rekayasa.

Kalian bisa bayangkan sendiri gan, sakit real-nya sampai didatangi FBI dong. Ini menunjukkan betapa hebatnya para pembuat visual efek dalam pembuatan film ini, dan memang patut diakui bahwa semuanya sangat real!

Bagi yang takut darah dan mudah mual melihat adegan sadis, lebih baik jangan ditonton. Karena film ini full penyiksaan. Minim dialog dan cerita pun berkutat di antara dua tokoh itu, si pembunuh dan si korban.


Sumber Gambar

Tentunya film ini dibuat untuk hiburan. Mungkin kita tidak suka, tapi di luar sana ada saja peminatnya. Maka dari itu kalau tidak suka, kita tinggalkan saja. Tak perlu menghujat, toh ini juga film lama.

Gimana menurut kalian gan? Berani menonton?

Ditulis oleh Harry Wijaya
Tulisan dan Narasi Pribadi