agarisAvatar border
TS
agaris
Romansa Pria Pengangguran (Re-write)
Thread ini berisi cerita ku yang lama, ingin kutulis ulang karena dulu banyak sekali typo, banyak kalimat yang tidak efektif, tempo terlalu cepat.
Kali ini akan ku coba perbaiki dan kembangkan sehingga akan ada perubahan jalan cerita. Bagi yang sudah pernah membaca postingan lama, mohon jangan spoiler ya. Mohon masukan dan saran agar lebih baik dalam penulisan.

Terima kasih.


Quote:

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 1 suara
Fati atau Philla?
Fati
0%
Philla
100%
Diubah oleh agaris 22-12-2022 01:06
zafranramon
bukhorigan
hady177350
hady177350 dan 6 lainnya memberi reputasi
5
6.7K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
agarisAvatar border
TS
agaris
#21
Part 13 : Kencan Ganda
Kami kenalkan Philla dengan saudara Fati, Rusdi. Rusdi ada sosok lelaki yang cukup menarik, tampan cukup mapan. Saat kami ber-empat berkencan ganda, dia membawa mobil sedannya. Meskipun outfit yang dia kenakan casual, namun masih terlihat elegan. Ditambah lagi wangi parfum dan rambutnya yang tertata rapi.

Bermula dari ‘nongkrong’ di kedai kopi langganan Fati, hari-hari berikutnya Philla bisa dekat dengan Rusdi. Walaupun sedikit merasa kehilangan Philla karena intensitas komunikasi kami menjadi berkurang. Tapi di sisi lain, sebagai sahabat aku merasa ikut bahagia Philla bisa dekat dengan seorang pria yang baik.

Tapi sayangnya kedekatan Philla dan Rusdi berakhir. Baru lima hari setelah mereka berkenalan Philla menyatakan bahwa dia tidak menyukai Rusdi. Pertama kali dia beritahu kepadaku lewat pesan BBM.
“Tadi Rusdi nembak aku Sen”

Aku, “Terus?”

Philla, “Aku nggak suka dia deh”

Aku, “Kamu tolak? Terlalu cepet ya? Yaudah kalian berdua temenan dulu aja untuk pendekatan lagi”

Philla, “Bener deh aku nggak suka dia, nggak cocok deh buat menjalin hubungan dengan dia”

Aku, “Loh kenapa? Dia laki-laki baik bukan?”

Philla, “Iya sih, tapi aku nggak suka aja. Nggak kenapa-kenapa sih”

Aku, “Pasti ada alesannya deh, cerita aja, aku kan sahabatmu”

Philla, “Iya deh. Aku nggak suka aja sama Rusdi, orangnya sok hebat gitu deh. Dia sering cerita tentang pencapaian hidupnya, prestasi-prestasinya”
“Mantan-mantannya”
“Pokoknya kaya menyombongkan diri”
“Terus juga sukan janjiin macem-macem ke aku, aku nggak suka deh”

Aku, “Oww gitu, kalo emang merasa nggak nyaman ya udah nggak papa”
---




Hari-hari berikutnya aku semakin dekat dengan Fati, sedangkan Philla masih saja sendiri. Urusan karir? Aku mendatangi beberapa perusahaan, namun belum ada pekerjaan yang berjodoh denganku. Entah karena aku tidak lolos proses seleksi ataupun aku yang tidak mau menerima penawaran perusahaan.

Walaupun aku seorang pengangguran, tapi aku harus tetap selektif memilih pekerjaan bukan? Bagiku pekerjaan bukan hanya tentang penghasilan dan status semata, tapi pekerjaan adalah bagian dari kehidupan. Dan bagiku profesi bukan sekedar tentang berkerja, tapi tentang melakukan pekerjaan yang dapat aku sukai, aku nikmati dan banggakan.
===

Seminggu kemudian, seperti biasa, aku dan Fati saling berkirim pesan whatsapp, berikut potongan pesan percakapan kami,
Aku,”Fa, nanti malam, aku ke rumahmu lagi ya”
Fati, “Malam ini jangan dulu, kita sering banget ketemuan deh akhir-akhir ini”
“Aku capek juga hari ini, pingin istirahat, moodku juga lagi kurang baik”

Aku, “Baik deh”
“Kalau telponan aja mau?”

Fati,”Iya”

Aku, “Mood kamu kenapa, ada masalah?”

Fati,”Nanti pas telepon aku cerita ya, sekarang udahan dulu deh chatingnya, kerjaan lagi banyak”

Aku,”Oh baik, maaf ya mengganggu”

Fati, “Enggak papa. Kamu jangan WA dulu ya, malem biar aku yang telepon”

Aku, “Siap”
===

Malam harinya, Fati meneleponku,
“Halo Sena”

Aku, “iya Halo,”

“Kamu sepertinya jangan terlalu sering ke rumahku deh”

Aku, “Loh kenapa tiba-tiba kok bilang kaya gitu”

Fati, “Kamu serius sama aku nggak sih?”

“Serius lah, kenapa tiba-tiba tanya itu?” aku merasa aneh dan khawatir mendengar apa yang Fati ucapkan

“Kemarin aku ngobrol sama ibu panjang.”

“Iya, lalu”

“Kamu niat serius sama aku, atau sekedar pingin pacaran? Kata ibu sudah bukan waktu kita untuk pacar-paacaran. Nggak baik katanya kalau sering pulang malem berdua”

Aku, “Oh itu, iya sih emang kita keseringan, aku pingin serius sama kamu, tapi tau sendiri kan aku masih nganggur”

“Iya, syukurlah kalau kamu serius. Aku juga cerita kalau kamu punya sahabat wanita, ibu juga mewanti supaya aku pastiin kamu dan dia nggak saling cinta gitu” Fati

“Aku kan udah jelasin kemarin tentang aku dan Philla”

“Iya, aku jadi kepikiran lagi karena ibu bilang gitu” Fati

Aku, “Jangan terlalu dipikirin deh, kita jalani saja hubungan kita”

Fati,”Yaudah iya, aku udahan dulu ya, mau tidur, capek banget tadi, besok lagi”

Aku,”Oke, selamat tidur Fati”

Fati,”Selamat tidur juga Sena”

“….”,sambungan telepon tertutup
Setelah menutup telepon, aku mulai mengkhawatirkan kelanjutan hubunganku dengan Fati. Namun ke-esokan harinya semua berjalan seperti sebelumnya. Walaupun tidak rutin datang ke rumahnya, komunikasi kami tidak terputus, justru rasanya semakin dekat.
===

Beberapa hari kemudian, sore, aku keluar ke teras rumahku, Philla yang memintanya. Katanya ada sesuatu hal yang ingin dia sampaikan. Philla datang menghampiriku dan duduk bersebelahan denganku di kursi panjang teras rumahku.
Aku, “Ada apa Fil? Kayaknya penting banget deh baru pulang kerja udah ngajak ngomong aja nih”

Philla, “Aku tau kamu lagi pacaran Fati dan Fati itu cewe cantik”

Aku, “Iya terus?”

Philla menunduk, menarik napas, mengangkat kepalanya lagi dan lalu berkata “Sejak kecil aku punya impian saat dewasa aku bisa hidup denganmu Sena”
“Aku bermimpi suatu saat aku bisa melepaskan jaket dan jasmu saat kamu pulang kerja”

Dengan perasaan bingung dan kaget aku bertanya, “Aku nggak paham deh maksudmu apa?”

Philla, “Aku sayang sama kamu Sen”
“Sudah lama aku memendamnya, bukan rasa sayang sebagai sahabat semata, tapi lebih dari itu”
“Oleh karena itu aku juga ingin hubungan kita lebih dari sekedar sahabat”
“Mau kah kamu Ken?”

Kami berdua Saling terdiam untuk beberapa saat. Aku sempat bingung harus berbicara apa kepada Philla. Hingga akhirnya mulutku terbuka untuk berbicara.
“Tapi kamu tau kan kalo aku sekarang pacaran sama Fati?”

Philla, “Ya putusin saja dia”

Aku tak mengira kata-kata itu yang bakal keluar dari mulut Philla. “Sebenarnya Philla Kenapa? Kok tiba-tiba ngomong begitu dan menyuruh aku putuskan Fati?” Pikirku
kimberly.ela179
fa.achryy
as1313
as1313 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup