Tampaknya belakangan ini isu presiden tiga periode sudah cukup mereda. Mumpung orang yang anti dengan topik ini sudah sedikit jinak, ada baiknya kita membahas alasan di balik peraturan yang membatasi seseorang menjabat sebagai presiden maksimal dua periode.

Di berbagai negara, masa jabatan untuk setiap presiden bisa dibilang berbeda-beda. Di Amerika, presiden boleh menjabat selama 2 periode dengan 4 tahun setiap periodenya. Di Filipina, presiden hanya bisa menjabat selama 6 tahun alias 1 periode. Di Singapura, presiden menjabat selama 6 tahun dan bisa menjadi presiden selama 2 periode.

Di Indonesia sendiri, presiden menjabat selama 5 tahun dan maksimal 2 periode seperti tertuang dalam konstitusi UUD 1945. Sebenarnya dari mana angka ini berasal? Kenapa presiden tidak diperkenankan menjabat selama 3 periode atau malah seumur hidup?!



Mari kita lihat kembali sejarah kepemimpinan Indonesia. presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menjabat selama 22 tahun lamanya. Dalam masa awal kepemimpinannya, dia adalah pemimpin yang kharismatik dan dicintai begitu banyak rakyat. Meski demikian, pada tahun 1956, Mohammad Hatta memilih mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden karena menganggap Soekarno dimabuk oleh kekuasaan.

Saat itu Soekarno memiliki pengaruh yang amat besar dan itu membawa Indonesia menuju kediktatoran dan autokrasi yang mana membuat Soekarno seolah memiliki kekuasaan tidak terbatas. Dia bahkan menunjuk dirinya sebagai presiden seumur hidup. Sisanya kita tahu sendiri, dia digulingkan oleh Soeharto.



Soeharto bahkan lebih parah lagi. Di awal-awal kepemimpinannya dia memang pemimpin yang luar biasa, tetapi seiring waktu berjalan dia menjadi semakin anti-kritik dan sewenang-wenang. Catatan keburukan dan dosa-dosa Soeharto bisa ditemukan di mana-mana sampai akhirnya dia dilengserkan pada tahun 1998.

Dua presiden ini menjadi bukti bawa kekuasaan dapat merubah seseorang secara drastis. Awalnya seseorang bisa saja menjadi presiden yang amat baik, tetapi seiring waktu dia akan menyadari betapa besar pengaruh yang dia punya dan betapa tinggi kedudukannya bila dibandingkan dengan orang lain. Sedikit demi sedikit, mereka akan dimabuk oleh kekuasaan.



Dan karena itulah kekuasaan perlu untuk dibatasi. Dalam demokrasi yang dianut bangsa ini, presiden tak bisa menentukan semuanya semaunya dan masa jabatan presiden juga dibatasi menjadi maksimal 10 tahun. Hal ini diterapkan untuk mencegah siapa pun mengulangi kesalahan serupa.

Jadi, masih berharap agar Jokowi 3 periode? Pikirkan kembali.

sumur