Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

depewe495Avatar border
TS
depewe495
Jengkel Kena Harga "nuthuk" Di Tempat Wisata ? Ini Solusinya
Jengkel Kena Harga "nuthuk" Di Tempat Wisata ? Ini SolusinyaHallo agan agan semua, semoga agan semua dalam keadaan sehat walafiat..

Sebagai manusia kita butuh yang namanya jalan jalan, healing, traveling, bertamasya biar pikiran kita tidak menjadi stress yang disebabkan oleh rutinitas kerja setiap hari atau hal lain nya.

Yang harus menjadi perhatian saat hendak ingin traveling yang pertama adalah budget, tak jarang sangu atau budget kita mepet atau pas-pas an, padahal hati rasanya ingin sekali bertamasya liburan kemana mana.

Setelah modal nekat dengan budget minim, sesampainya di tempat wisata kita malah kena harga "nuthuk" oleh oknum pedagang atau penjual "nakal" di tempat wisata. Kan nggak enak banget tuh, rasanya sayang banget uang di eman-eman atau di hemat-hemat sekalinya buat jajan malah keluar uang banyak.

Begini cara mensiasatinya, pertama tama sebelum kita hendak membeli sesuatu, alangkah baiknya kita menanyakan harga terlebih dahulu sama penjualnya. Setelah kita tau harganya, kita bisa memutuskan untuk membelinya atau tidak.

Kedua, tawar harga. Tak jarang pedagang menawarkan barang dagangan nya di tempat wisata bisa 2 kali lipat dari harga normal. Kita harus jeli dalam menawar barang dagangan yang kita incar. Setidaknya kita tawar harga separuh dari harga yang di tawarkan oleh pedagang tersebut. Bila penawaran berlangsung alot, kita bisa pakai cara lama yang masih worth it digunakan sampai sekarang. Yaitu dengan cara di tinggal pergi, dengan harapan kita akan mendapat call back dari penjual tersebut. Bila tidak dapat call back ya tidak apa-apa, kita cari pedagang yang lain nya.

Ketiga, sembunyikan barang-barang mewah yang agan pakai saat berwisata. Contohnya seperti kamera dslr, kamera mirrorless, hp iphone boba dan lain sebagainya. Karena pedagang akan mengetahui bahwa wisatawan dengan barang-barang mewah nyantol di tubuhnya sudah bisa dipastikan bahwa wisatawan tersebut adalah orang mampu. Alhasil kita di kasih harga "nuthuk" oleh oknum pedagang "nakal" tersebut.

Sedikit cerita pengalaman ane, suatu hari pernah berwisata di sekitaran pantai selatan. Setelah lelah berjalan kesana kemari mengitari pantai selatan. Nemulah tempat duduk panjang dari bambu atau lincak kami menyebutnya, di bawah pohon cemara yang rindang. Ah, lega sekali setelah kaki rasanya mau copot dan nemu tempat duduk yang nyaman dan teduh. Hanya berselang sekitar 15 menit ane duduk, datanglah embak-embak yang menawarkan menu makanan kepada ane. Dengan santainya embak itu bilang

"Mau pesan apa mas.."

"Lah, saya kan cuma duduk di sini, nggak ada niat untuk membeli.."
(Dalam hati bilang, aduuhh kena jebak ini saya)

Usut punya usut, ternyata lincak atau tempat duduk dari bambu tersebut milik warung makan yang berada tepat dibelakang lincak tersebut. Jarak lincak dan warungnya cukup jauh, sehingga orang akan berpikiran kalo lincak tersebut memang sudah di sediakan gratis oleh pengelola tempat wisata. Karena memang tidak ada tulisan yang tertera di lincak tersebut, apakah lincak tersebut di sewakan, atau minimal ada tulisan nama warung makan nya.

Setelah adu mulut cukup lama, yang intinya ane harus membeli salah satu produk dagangan nya. Akhirnya ane ngalah dan memutuskan untuk membeli 1 es jeruk yang tentu saja harganya "nuthuk" dan bikin ane kecewa. Selama adu mulut tadi, berhubung ane sedang bersama mbak pacar, ane malah sempat ditawari kamar 50 ribuan sama oknum pedagang "nakal" tersebut.

Dalam hati bilang, "wah, kurang ajar juga ini pedagangnya. Di kira ane lelaki hidung belang.."

Untuk membalas rasa sakit hati ane, es jeruk dari pedagang nya tadi gak ane minum dan bergegas pergi meninggalkan lincak jebakan tersebut ke tempat pedagang serupa tepat di sebelah pedagang "nakal" tersebut. Ane membeli mie instan dalam gelas yang familiar di tempat wisata, setelah mie nya di seduh ane makan sambil jalan di depan oknum pedagang "nakal" tersebut. Lumayan lega perasaan ane, hehe..

Yahh, ini untuk pembelajaran ane dan mungkin juga agan agan yang belum tahu. Untuk selalu waspada dengan jebakan-jebakan dari oknum pedagang "nakal" yang wujud dan caranya mungkin berbeda beda. Agar kita senantiasa selamat dari harga "nuthuk"

Cukup sekian thread dari ane, kurang lebih nya ane mohon maaf

Salam sehat sentosa untuk kita semua, see you gan.. 😁
Diubah oleh depewe495 16-10-2022 23:23
darkwilliam00gg
Jalan Cinta
fathroni
fathroni dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3.4K
41
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
orca82Avatar border
orca82
#10
Yah tempat2 wisata memang seperti itu karena pengelolaannya yang masih belum dikelola secara baik.. belum ada manajement yang profesional yang dikelola oleh pemerintah setempat yang bisa membuat pengunjung merasa betah dan nyaman.. umumnya bila sudah bukan rahasia umum lagi ada praktek2 macam ini tempat wisata tsb makin lama akan makin sepi..

Kalo ane lebih suka wisata pantai sih, ke pulau2 seribu yang dikelola warga yang memang sadar kalo tempat tinggal mereka jadi tempat wisata yang dapat menambah penghasilan tambahan jadi mereka menjaga betul harga makan dan jasa yg mereka tawarkan, yah memang untuk produk2 tertentu harganya lebih mahal sedikit karena adanya biaya transportasi pengirman. tapi harga masih masuk akal untuk wisatawan.

0
Tutup