Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
5 Bukti Ekonomi China Sedang Tak Baik-Baik Saja
5 Bukti Ekonomi China Sedang Tak Baik-Baik Saja

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping mengharapkan masa jabatan ketiga di Kongres Partai Komunis (CPC) yang dimulai pada 16 Oktober mendatang. Namun, ia harus berhadapan dengan melemahnya ekonomi China.
Ini bukan "pepesan kosong". Bank Dunia (World Bank) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tirai Bambu, dari 5% menjadi 2,8% di 2022.
Meski tidak sedang berjuang melawan inflasi tajam seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, Negeri Tirai Bambu menghadapi masalah lain, seperti strategi nol-Covid dan melemahnya permintaan global. Yuan juga makin memburuk dalam beberapa dekade karena anjlok terhadap dolar AS.

Berikut lima bukti lengkapnya dikutip dari BBC International, Kamis (6/10/2022).

1. Malapetaka Aturan Nol Covid-19
Aturan nol Covid menimbulkan malapetaka. Lockdown di beberapa pusat manufaktur seperti Shenzhen dan Tianjin, telah mengganggu aktivitas ekonomi di berbagai pusat industri di negara tersebut.
Orang-orang juga tidak menghabiskan uang untuk hal-hal seperti makanan dan minuman, ritel atau pariwisata. Sehingga layanan utama di bawah tekanan.

Menurut Biro Statistik Nasional, di sisi manufaktur, memang aktivitas pabrik tampaknya telah naik kembali pada September setelah dua bulan tidak berkembang. Rebound bisa jadi karena pemerintah lebih banyak belanja infrastruktur.
Namun, permintaan di negara-negara seperti AS telah menurun karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi, inflasi dan perang di Ukraina. Sehingga kenaikan signifikan tak terlihat.
Para ahli sepakat bahwa Beijing seharusnya berbuat lebih banyak untuk merangsang ekonomi. Tetapi nyatanya mereka tidak melakukannya karena menerapkan aturan nol-Covid.

"Tidak ada gunanya memompa uang ke dalam ekonomi kita jika bisnis tidak dapat berkembang atau orang tidak dapat membelanjakan uangnya," kata kepala ekonom Asia di S&P Global Ratings, Louis Kuijs.

2. Respons Pemerintah yang Tak Maksimal
Pada Agustus China mengumumkan rencana stimulus 1 triliun yuan untuk meningkatkan usaha kecil, infrastruktur dan real estat. Namun ini tidak menjadi maksimal.
Karena pemerintah sendiri tidak ada memiliki respons yang maksimal. Termasuk dari para pejabat yang seharusnya dapat berbuat lebih banyak untuk memicu pengeluaran guna memenuhi target pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja
Analis melihat tak banyak inrestas di infrastruktur dilakukan. Termasuk meringankan persyaratan pinjaman untuk pembeli rumah, pengembang properti dan pemerintah daerah dan keringanan pajak untuk rumah tangga.
"Respons pemerintah terhadap pelemahan ekonomi cukup sederhana dibandingkan dengan apa yang telah kita lihat selama serangan pelemahan ekonomi sebelumnya," kata Kuijs.

3. Krisis Pasar Properti
Lemahnya aktivitas real estate dan sentimen negatif di sektor perumahan menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan yang lain. Ini telah memukul ekonomi China dengan keras karena properti dan industri lain yang berkontribusi terhadapnya menyumbang hingga sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.
"Ketika kepercayaan lemah di pasar perumahan, itu membuat orang merasa tidak yakin tentang situasi ekonomi secara keseluruhan," kata Kuijs.
Pembeli rumah telah menolak untuk melakukan pembayaran hipotek pada bangunan yang belum selesai dan beberapa ragu rumah mereka akan pernah selesai. Permintaan untuk rumah baru turun dan itu telah mengurangi kebutuhan impor komoditas yang digunakan dalam konstruksi.
Terlepas dari upaya Beijing untuk menopang pasar real estat, harga rumah di puluhan kota telah menurun lebih dari 20% tahun ini. Dengan pengembang properti di bawah tekanan, analis mengatakan pihak berwenang mungkin harus berbuat lebih banyak untuk memulihkan kepercayaan di pasar real estat.
4. Iklim Ekstrem
Cuaca ekstrem mulai berdampak jangka panjang pada industri China. Gelombang panas yang parah, diikuti oleh kekeringan, melanda provinsi barat daya Sichuan dan kota Chongqing di sabuk tengah pada Agustus.
Ketika permintaan AC melonjak, ini membanjiri jaringan listrik di wilayah yang hampir seluruhnya bergantung pada tenaga air. Pabrik-pabrik, termasuk produsen besar seperti pembuat iPhone Foxconn dan Tesla, juga terpaksa memangkas jam kerja atau tutup total.
Biro Statistik China mengatakan pada Agustus bahwa keuntungan di industri besi dan baja saja turun lebih dari 80% dalam tujuh bulan pertama tahun 2022, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

5. Raksasa Teknologi Kehilangan Investor
Tindakan keras regulasi terhadap raksasa teknologi China, yang telah berlangsung dua tahun, tidak membantu perekonomian negara tersebut. Tencent dan Alibaba melaporkan penurunan pendapatan pertama mereka di kuartal terakhir, di mana laba Tencent turun 50% dan laba bersih Alibaba turun setengahnya.
Puluhan ribu pekerja muda kehilangan pekerjaan, menambah krisis pekerjaan di mana satu dari lima orang berusia 16 hingga 24 tahun menganggur. Hal ini dapat merugikan produktivitas dan pertumbuhan China dalam jangka panjang.
Investor juga merasakan pergeseran di Beijing. Beberapa perusahaan swasta paling sukses di China telah mendapat sorotan yang lebih besar ketika cengkeraman Xi pada kekuasaan tumbuh.
Softbank Jepang menarik sejumlah besar uang tunai dari Alibaba, sementara Berkshire Hathaway dari Warren Buffet menjual sahamnya di pembuat kendaraan listrik BYD. Tencent telah menarik investasi senilai lebih dari US$ 7 miliar pada paruh kedua tahun ini saja.
Ini memburuk setelah AS menindak perusahaan China yang terdaftar di pasar saham Amerika.
"Beberapa keputusan investasi sedang ditunda, dan beberapa perusahaan asing berusaha untuk memperluas produksi di negara lain," kata S&P Global Ratings dalam catatan belum lama ini.

sumber
Diubah oleh 4574587568 07-10-2022 03:19
0
459
4
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dabbrainsAvatar border
dabbrains
#2
menglend tidak sehebat bacotannya bauzzer-buzzer PKC emoticon-Ngakak (S) emoticon-Ngakak (S) emoticon-Betty (S)
0
Tutup